Service Corner

Gambar Tidak Tersedia

RENCANA PENYALURAN BERBAGI AIR KEHIDUPAN


Kekeringan masih terus melanda beberapa kawasan di Indonesia. Hal ini menyulitkan aktivitas keseharian masyarakat bahkan memutus mata pencaharian bagi para petani.

Hingga hari kamis (22/8), Rumah Zakat Action mencatat ada sekitar 22 Kabupaten di 12 Provinsi yang mengajukan bantuan air bersih untuk warga di daerahnya masing-masing.

Jumlah pengajuan ini akan terus diperbaharui setiap harinya.

Sahabat, mari bersama bantu penuhi kebutuhan air bersih saudara kita di daerah kekeringan.

Transfer donasi:
Mandiri 132000 481 974 5
BNI Syariah 155 555 5589

Link donasi: https://sharinghappiness.org/berbagiairbersih

#BerbagiAirKehidupan #BerbagiAirBersih#Air #DesaBerdaya #Kemarau2019 #RumahZakat
Gambar Tidak Tersedia

KEUTAMAAN BERSEDEKAH DI HARI JUMAT SAMA HALNYA SEPERTI SEDEKAH DI BULAN RAMADHAN


Meraih Ridho Allah SWT adalah sebuah tujuan utama kita dalam melakukan ibadah. Jika Allah telah Ridho kepada kita, maka kita akan senantiasa meraih kasih sayangnya dengan sifat Rahman dan RahimNya.

Limpahan pahala akan senantiasa Allah berikan kepada orang-orang yang melakukan ibadah dengan ikhlas. Limpahan pahala juga Allah janjikan kepada orang-orang yang bersedekah di hari Jum’at.

“Sedekah itu dilipat gandakan pahalanya pada hari jumat (yakni bila sedekah itu pada hari jumat maka pahala berlipat ganda dari lain-lain hari.” (HR. Abi Syaibah)

Keistimewaan hari Jum’at harus kita manfaatkan dengan memaksimalkan ibadah ibadah. Keistimewaan hari Jum’at diantara hari yang lain sama dengan bulan istimewanya bulan Ramadhan dibandingkan bulan yang lain.

Ibnu Qayyim berkata, “Sedekah di hari Jumat dibanding dengan sedekah di hari lain adalah seperti sedekah di bulan Ramadhan dibandingkan sedekah di bulan – bulan selainnya".

Sahabat, mari kita raih keberkahan harta kita untuk kehidupan di dunia dan akhirat nanti. Semoga Allah selalu melapangkan rezeki kita dan melapangkan hati kita untuk senantiasa berbagi kebaikan. Aamiin.

Transfer Sedekah :
BNI Syariah 155 555 5589
Mandiri 132000 481 974 5

Konfirmasi transfer via WA Center di 0815 7300 1555

Link Sedekah: https://sharinghappiness.org/mari-berinfaq

www.rumahzakat.org

#SaatnyaSedekah #SayaBerdaya #Pemberdayaan #Zakat #Infak #Donasi #Sedekah #Wakaf #RumahZakat

Gambar Tidak Tersedia

YUK BERSAMA-SAMA BERWAKAF UNTUK BEBASKAN 12 SEKOLAH JUARA

Inilah sekolah juara, sekolah berkualitas gratis untuk anak-anak keluarga dhuafa yang digagas oleh Rumah Zakat. Saat ini terdapat 18 sekolah yang tersebar diseluruh Indonesia, yang terdiri dari 15 sekolah dasar, 2 sekolah menengah pertama dan 1 sekolah menengah kejuruan.

Sekolah juara ini telah dikenal didunia pendidikan sebagai sekolah yang berprestasi. Namun sayang sekali dibalik gemilangnya prestasi anak-anak sekolah juara, ada 12 sekolah yang gedungnya masih sewa atau kontak. Hal ini menjadi bermasalah karena kondisi gedung sewaan banyaknya tidak memenuhi standar pendidikan, selain itu masalah terberat adalah bila gedung sewaan sewaktu-waktu harus dikosongkan dan tidak disewakan kembali.
Berikut list sekolah juara yang gedungnya masih sewa:
1. SD Juara Batam
2. SD Juara Cilegon
3. SD Juara Jakarta Barat
4. SD Juara Jakarta Timur
5. SD Juara Jakarta Utara
6. SD Juara Jayapura
7. SD Juara Medan
8. SD Juara Pekanbaru
9. SD Juara Semarang
10. SD Juara Tangerang
11. SD Juara Yogya

Apakah salah satunya ada di kota anda?
Sahabat kemungkinan terburuk bisa sewaktu-waktu terjadi.
Mari bantu kelangsungan pendidikan anak-anak keluarga dhuafa agar bisa tetap sekolah dengan menunaikan wakaf sekolah juara ini di seluruh kantor cabang Rumah Zakat.

Link Wakaf Tunai >> https://sharinghappiness.org/collabs/gelombangwakaf

Konsultasi wakaf melalui Wa Center di 0815 7300 1555

www.gelombangwakaf.id

Gelombang Wakaf, gerakan kebaikan bagian dari Rumah Zakat dan Rumah Wakaf

#RumahZakat #Wakaf #PrinsipWakaf #SaatnyaWakaf #Pemberdayaan #BerdayaDenganWakaf #GelombangWakaf #SemuaBisaWakaf #wakafsekolahjuara

Gambar Tidak Tersedia

SEDEKAH ITU ISTIMEWA

Mengutip kitab yang berjudul Al Inaafah Fimaa Ja’a Fis Shadaqah Wad Dhiyaafah, terdapat keutamaan bersedekah antara lain:

Pertama, sedekah dapat menghapus dosa. Pernyataan ini diperkuat dengan dalil hadist Rasulullah saw, “Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR Tirmidzi, dishahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi, 614)

Pengampunan dosa ini tentu saja disertai taubat sepenuh hati, dan tidak kembali melakukan perbuatan tercela seperti sengaja bermaksiat, korupsi, memakan riba, mencuri, berbuat curang, atau mengambil harta anak yatim.

Kedua, bersedekah memberikan keberkahan pada harta yang kita miliki. Hadist Rasulullah saw yang berbunyi, “Harta tidak akan berkurang dengan sedekah. Dan seorang hamba yang pemaaf pasti akan Allah tambahkan kewibawaan baginya.” (HR. Muslim)

Ketiga, Allah melipatgandakan pahala orang yang bersedekah. Hal ini sebagaimana janji Allah SWT di dalam al-Quran. “Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (Qs; al-Hadid: 18)

Keempat, terdapat pintu surga yang hanya dapat dimasuki oleh orang yang bersedekah. Orang memberikan menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan dipanggil oleh salah satu dari pintu surga.
.
“Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan”. Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat, yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.” (HR Bukhari)

Dan terakhir, orang yang sering bersedekah dapat membebaskan dari siksa kubur. Rasulullah saw bersabda, “Sedekah akan memadamkan api siksaan di dalam kubur.” (HR Thabrani)

Sahabat mari tunaikan sedekah anda. Sedekah anda berdayakan sesama.

Transfer Donasi:
Mandiri 132000 481 974 5
BNI Syariah 155 555 5589

Konfirmasi Donasi Via WA Center: 081573001555

Link Sedekah>> https://sharinghappiness.org/mari-berinfaq

www.rumahzakat.org

#RumahZakat #SaatnyaSedekah #SayaBerdaya #Zakat #Infak #Sedekah #DonasiOnline

Gambar Tidak Tersedia

BERBAHAGIA DENGAN SEDEKAH

Sedekah adalah amalan yang luar biasa. Kebaikannya akan terasa pada orang yang menerimanya juga pada orang yang memberikannya. Mampu memberikan kebaikan kepada orang lain tentu membahagiakan bukan? Lalu kebahagiaan apa yang di dapatkan oleh orang yang bersedekah?

Orang yang bersedekah akan mendapatkan kesempatan untuk masuk kedalam Surga. Suatu kebahagiaan saat melihat orang-orang yang telah dibantu tersenyum bahagia bahagia. Tak hanya itu, bersedekah tentu saja akan menenangkan jiwa.
.
“Dan kebaikan apa saja yang engkau perbuat untuk dirimu, niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya.” (Al-Muzzammil: 20)

Sahabat, mari sisihkan sebagian harta kita untuk bersedekah, tebarkan kebahagiaan dengan harta yang kita miliki. InsyaAllah menjadi bekal untuk kita di akhirat kelak. Aamiin.

#Sedekah #Infak #Zakat #Berbagi #SayaBerdaya #RumahZakat #DonasiOnline #Donasi
Gambar Tidak Tersedia

SEDEKAH CIRI ORANG BERIMAN

Sahabat, kadar Iman dalam diri adakalanya naik dan turun. Sehingga kita harus terus mempertahankan keimanan kita. Selain berdoa kepada Allah supaya keimanan kita tepat terjaga, juga salah satunya dengan tetap meningkatkan kepedulian dan semangat berbagi.

Kepedulian dan semangat berbagi menunjukkan kadar keimanan seseorang, sebagaimana sabda Rasulullah.
.
”Tidaklah beriman, siapa saja yang tidur kekenyangan, sedangkan tetangganya kelaparan, sementara dia mengetahuinya.” (HR al Bazzar)

Orang-orang yang enggan berinfaq dan bersedekah sesungguhnya menggambarkan jiwa yang sakit dan iman yang lemah. Maka seharusnya bila kita merasa sehat secara psikologis juga terus menerus membangun iman, infaq dan sedekah adalah amalan rutin yang terus akan kita lakukan.

Sahabat, mari kita jaga kadar keimanan kita dengan gemar berbagi.

#Sedekah #SayaBerdaya #RumahZakat #DonasiOnline #Donasi

Gambar Tidak Tersedia

NUSANTARA DARURAT KEKERINGAN

Sahabat berdasarkan data BNPB, pada musim kemarau ini 7 provinsi sudah menetapkan darurat kekeringan.

7 Provinsi ini menetapkan 57 Kabupaten/Kota nya darurat kekeringan, tak hanya itu 7 provinsi lainnya sudah menetapkan Karhutla.

Status kekeringan ini menyebabkan banyak daerah terdampak dan mengalami kesulitan Air bersih.

Padahal Air merupakan kebutuhan utama bagi manusia, 70% komposisi tubuh manusia juga terdiri dari air karenanya air sangat penting.

Sahabat, mari kita bantu penuhi kebutuhan air masyarakat di daerah kekeringan dengan "Berbagi Air Bagi Kehidupan".
.
Transfer donasi:
Mandiri 132000 481 974 5
BNI Syariah 155 555 5589

Link donasi: https://sharinghappiness.org/berbagiairbersih

#RumahZakat
#BerbagiAirKehidupan #BerbagiAirBersih #Air #DesaBerdaya #Kemarau2019
Gambar Tidak Tersedia

48 JUTA JIWA KEKERINGAN

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa kemarau tahun ini lebih kering dari tahun 2018 lalu. Akibatnya diperkirakan 48 juta jiwa di 28 provinsi akan terdampak kekeringan. Bahkan 55 Kepala Daerah telah menetapkan Siaga Darurat Bencana Kekeringan.

“Kepala Daerah ini antara lain berasal dari Provinsi Banten, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT),” jelas Deputi Bidang Koordinasi Kerawanan Sosial dan Dampak Bencana Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Dody Usodo Hargo Suseno (30/7).

Sahabat, air adalah sumber kehidupan. Bahkan 90% dari tubuh kita merupakan cairan. Karenanya, kekurangan air atau kekeringan dapat menjadi masalah yang serius bagi kehidupan manusia. Mulai dari kebutuhan MCK yang tidak terpenuhi, kekurangan makan dan minum, hingga ancaman berbagai penyakit mematikan.

Mari peduli dan berbagi dengan saudara-saudara kita yang membutuhkan pasokan air bersih di seluruh penjuru negeri.

Transfer donasi:
Mandiri 132000 481 974 5
BNI Syariah 155 555 5589

Link donasi: https://sharinghappiness.org/berbagiairbersih

#BerbagiAirKehidupan #BerbagiAirBersih #Air #DesaBerdaya #Kemarau2019

Gambar Tidak Tersedia

BICARA BAIK ATAU DIAM

Sungguh beruntung orang yang banyak diam
Ucapannya dihitung sebagai makanan pokok
Tidak semua yang kita ucapkan ada jawabnya
Jawaban yang tidak disukai adalah diam
Sungguh mengherankan orang yang banyak berbuat aniaya

Sementara meyakini bahwa ia akan mati
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata,
”Seseorang mati karena tersandung lidahnya
Dan seseorang tidak mati karena tersandung kakinya
Tersandung mulutnya akan menambah (pening) kepalanya
Sedang tersandung kakinya akan sembuh perlahan.”
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam kitab Shahih-nya (hadits no. 6474) dari Sahl bin Sa’id bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barang siapa bisa memberikan jaminan kepadaku (untuk menjaga) sesuatu yang ada di antara dua janggutnya dan dua kakinya, kuberikan kepadanya jaminan masuk surga.”
Yang dimaksud dengan “sesuatu yang ada di antara dua janggutnya” adalah mulut, sedangkan “sesuatu yang ada di antara dua kakinya” adalah kemaluan.

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” (Muttafaq ‘alaih: Al-Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47)

Ibnu Hajar menjelaskan, “Ini adalah sebuah ucapan ringkas yang padat makna; semua perkataan bisa berupa kebaikan, keburukan, atau salah satu di antara keduanya. Perkataan baik (boleh jadi) tergolong perkataan yang wajib atau sunnah untuk diucapkan. Karenanya, perkataan itu boleh diungkapkan sesuai dengan isinya. Segala perkataan yang berorientasi kepadanya (kepada hal wajib atau sunnah) termasuk dalam kategori perkataan baik. (Perkataan) yang tidak termasuk dalam kategori tersebut berarti tergolong perkataan jelek atau yang mengarah kepada kejelekan. Oleh karena itu, orang yang terseret masuk dalam lubangnya (perkataan jelek atau yang mengarah kepada kejelekan) hendaklah diam.” (lihat Al-Fath, 10:446)
Imam An-Nawawi rahimahullah menyebutkan dalam Syarah Arbain, bahwa Imam Syafi’i rahimahullah mengatakan, “Jika seseorang hendak berbicara maka hendaklah dia berpikir terlebih dahulu. Jika dia merasa bahwa ucapan tersebut tidak merugikannya, silakan diucapkan. Jika dia merasa ucapan tersebut ada mudharatnya atau ia ragu, maka ditahan (jangan bicara).”

Sebagian ulama berkata, “Seandainya kalian yang membelikan kertas untuk para malaikat yang mencatat amal kalian, niscaya kalian akan lebih banyak diam daripada berbicara.”

Imam Abu Hatim Ibnu Hibban Al-Busti berkata dalam kitabnya, Raudhah Al-‘Uqala wa Nazhah Al-Fudhala, hlm. 45, “Orang yang berakal selayaknya lebih banyak diam daripada bicara, karena betapa banyak orang yang menyesal karena bicara dan sedikit yang menyesal karena diam. Orang yang paling celaka dan paling besar mendapat bagian musibah adalah orang yang lisannya senantiasa berbicara, sedangkan pikirannya tidak mau jalan”.

Beliau berkata pula di hlm. 47, “Orang yang berakal seharusnya lebih banyak mempergunakan kedua telinganya daripada mulutnya. Dia perlu menyadari bahwa dia diberi dua telinga, sedangkan diberi hanya satu mulut, supaya dia lebih banyak mendengar daripada berbicara. Sering kali orang menyesal pada kemudian hari karena perkataan yang diucapkannya, sementara diamnya tidak akan pernah membawa penyesalan. Menarik diri dari perkataan yang belum diucapkan itu lebih mudah daripada menarik perkataan yang telah terlanjur diucapkan. Hal itu karena biasanya apabila seseorang tengah berbicara maka perkataan-perkataannya akan menguasai dirinya. Sebaliknya, bila tidak sedang berbicara maka dia akan mampu mengontrol perkataan-perkataannya.”

Beliau menambahkan di hlm. 49, “Lisan seorang yang berakal berada di bawah kendali hatinya. Ketika dia hendak berbicara, dia akan bertanya terlebih dahulu kepada hatinya. Apabila perkataan tersebut bermanfaat bagi dirinya maka dia akan bebicara, tetapi apabila tidak bermanfaat maka dia akan diam. Sementara orang yang bodoh, hatinya berada di bawah kendali lisannya. Dia akan berbicara apa saja yang ingin diucapkan oleh lisannya. Seseorang yang tidak bisa menjaga lidahnya berarti tidak paham terhadap agamanya.”
Diriwayatkan oleh Bukhari dalam kitab Shahih-nya, hadits no.10; dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Seorang muslim adalah seseorang yang orang muslim lainnya selamat dari ganguan lisan dan tangannya.”
Oleh karena itu, dalam sebuah syair disebutkan,
“Aku menulis dan aku yakin pada saat aku menulisnya
Tanganku kan lenyap, namun tulisan tanganku kan abadi
Bila tanganku menulis kebaikan, kan diganjar setimpal
Jika tanganku menulis kejelekan, tinggal menunggu balasan.”

Tentang hadits (yang artinya), “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam,” Imam Ibnu Daqiqil ‘Id rahimahullah mengatakan dalam Syarah Hadits Arbain, “‘Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir‘, maknanya: siapa saja yang beriman dengan keimanan yang sempurna, yang menyelamatkan dari azab Allah dan mengantarkan kepada keridhaan Allah maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam. Barang siapa yang beriman kepada Allah dengan keimanan yang sebenarnya, ia takut ancaman-Nya, mengharap pahala-Nya, berusaha mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya, dan meninggalkan segala yang dilarang-Nya. Kemudian memelihara seluruh anggota tubuhnya yang menjadi gembalaannya, dan ia bertangung jawab terhadapnya, sebagaimana firman-Nya,
‘Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggung-jawaban.’ (QS. Al-Isra’:36)

‘Tiada suatu kalimat pun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.’ (QS. Qaf :18)
Yakni selalu mengawasinya dan menyaksikan hal ihwalnya, seperti yang disebutkan dalam firman-Nya,

‘Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah), dan yang mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu). Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.’ (QS. Al-Infithar:10–12)”

Demikian pula, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada yang menyungkurkan leher manusia di dalam neraka melainkan hasil lisan mereka.” (Dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’, no. 5136)

”Siapa pun yang mengetahui hal itu dan mengimaninya dengan keimanan yang sebenarnya maka ia bertakwa kepada Allah berkenaan dengan lisannya, sehingga ia tidak berbicara kecuali kebaikan atau diam.” (Tafsir As-Sa’di)

Semoga Allah selalu menjaga lisan kita dari hal-hal yang tidak berguna, agar tidak menuai sesal di hari akhir dengan tidak membawa amal sedikit pun dari jerih payah amal kita di dunia.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut?”

Para shahabat pun menjawab, ”Orang yang bangkrut adalah orang yang tidak memiliki uang dirham maupun harta benda.”
Beliau menimpali, ”Sesungguhnya orang yang bangkrut di kalangan umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat, tetapi ia juga datang membawa dosa berupa perbuatan mencela, menuduh, memakan harta, menumpahkan darah, dan memukul orang lain. Kelak kebaikan-kebaikannya akan diberikan kepada orang yang terzalimi. Apabila amalan kebaikannya sudah habis diberikan, sementara belum selesai pembalasan tindak kezalimannya, maka diambillah dosa-dosa orang yang terzalimi itu, lalu diberikan kepadanya. Kemudian dia pun dicampakkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim dalam Shahih-nya, no. 2581)

www.rumahzakat.org

#RZinspirasi #Ramadhan #Happy4All #SharingHappiness #Zakat #Sedekah #Sharing #Happiness #Berbagi #Donasi #Donasionl

Gambar Tidak Tersedia

SEDEKAH, TIDAK AKAN MENGURANGI HARTAMU

Jika menerima sesuatu maka akan bertambah dan jika memberi maka akan berkurang, atau akan habis jika dibagikan. Padahal, pola pikir semacam ini tidak tepat dan akan memengaruhi sikap dan tindakan kita dalam berinteraksi dengan orang lain.

Dalam Kitab Riyadhush-Shalihin karya Imam Nawawi (631-676 H), menukil sebuah riwayat dari Abu Kafsyah Umar bin Sa'ad Al-Anmari RA yang pernah mendengar Nabi SAW bersabda.
.
"Tiga perkara yang aku bersumpah atasnya dan aku sampaikan kepada kalian agar menjaganya dengan baik. Pertama, tidak akan berkurang harta karena sedekah. Kedua, seseorang yang dianiaya dan ia sabar, Allah akan membalasnya dengan kemuliaan. Ketiga, seseorang yang meminta- minta maka Allah akan membuka baginya pintu kemiskinan”. (HR Turmudzi)

Hadist diatas memiliki pesan yang sangat tinggi nilainya bagi kita karena dikuatkan dengan sumpah.

Pertama, bagi orang yang mengira bahwa sedekah akan mengurangi hartanya hingga ia enggan melakukan, justru akan bertambah-tambah.

Kedua, bagi orang yang mengira bahwa kehormatannya akan hilang ketika dihina atau dizalimi, justru kemuliaannya akan bertambah. Orang bertakwa itu mudah memberi maaf, bahkan berbuat baik kepada orang yang bersalah (QS 3:134). Allah pun akan menambah kemuliaan kepada seseorang yang suka memaafkan (HR Muslim)

Ketiga, bagi orang yang mengira bahwa meminta-minta akan menjadikannya kaya, justru sebaliknya akan menambah miskin dan susah. Sebab, ia telah mengingkari karunia Ilahi dan tidak menggunakannya untuk berusaha dengan baik. Islam mendorong umatnya agar kerja keras mencari nafkah yang halal, walau harus dengan mencari kayu bakar (HR Ahmad)

Wallahu A’lam Bisshowab.

Transfer Donasi:
Mandiri 132000 481 974 5
BNI Syariah 155 555 5589

Konfirmasi Donasi Via WA Center: 081573001555

Link Sedekah: https://sharinghappiness.org/mari-berinfaq

www.rumahzakat.org

#SaatnyaZakat #SayaBerdaya #RumahZakat #DonasiOnline #Donasi

Gambar Tidak Tersedia

Terima kasih atas partisipasi Sahabat dalam program Superqurban 2019

Terima kasih atas partisipasi Sahabat dalam program Superqurban 2019
.
Semoga Allah menerima ibadah qurban kita, dan menjadikannya energi berkelanjutan bagi sesama
.
#Rumahzakat #Qurban2019 #Kurban #Superqurban

Gambar Tidak Tersedia

TAHAJUD, TANDA CINTA HAMBA-NYA

Sebelum memejamkan mata untuk tidur dalam rangka mengakhiri aktifitas ‘dua puluh empat jam’ ini, mari kita melihat dan merenungkan suasana tahajud kita masing-masing.

Apakah tahajud kita sebagai tahajudnya seorang hamba yang mencintai penciptanya, ataukah sekedar tahajud tanpa makna. Yang melakukan shalat hanya sekedarnya, setelah itu selesai dan bangga, karena sudah melaksanakan sebuah ‘ritual’ shalat tahajud. Untuk mengetahui hal itu, marilah kita mencoba mengukur diri masing-masing.

Apakah yang melatarbelakangi kita bangun malam?

Apakah kita shalat tahajud karena terpaksa. Mungkin dikarenakan saudara kita, anak kita, istri / suami kita, atau ada orang dekat kita, yang bangun malam melakukan shalat tahajud. Dan kita pun ikut bangun malam lalu kita lakukan shalat tahajud itu.

Ataukah tiba-tiba kita ingin ke kamar mandi, lalu kita sekalian mengambil air wudhu’ dan kitapun melaksanakan shalat tahajud.

Atau kita sebelum tidur sudah berdo’a kepada Allah, agar Allah membangunkan diri kita untuk melakukan shalat tahajud.

Apapun yang menyebabkan kita bangun malam, dan kita lanjutkan dengan shalat tahajud, maka semuanya merupakan perilaku istimewa di hadapan Allah. Karena kita melakukan sesuatu yang memang istimewa.

Kalau kita hitung, pada saat di sepertiga malam menjelang pagi, sekitar jam tiga malam wib, kira-kira ada berapa orang yang bangun untuk melakukan shalat tahajud? Misalnya di sebuah kota? Atau di sebuah kampung? Sungguh amatlah sedikitnya!

Tetapi marilah kita melihat diri kita masing-masing! Dimanakah posisi kita? Apa yang menyebabkan kita melakukan shalat tahajud? Apakah demi kecintaan kita kepada Allah Swt, sehingga kita begitu rindunya ingin bertemu denganNya, ketika semua orang lelap dalam tidurnya? Ataukah karena alasan lainnya? Setiap posisi itu tentu mempunyai nilai yang berbeda…

sumber: serambiminang.com

www.rumahzakat.org

#RZTahajud #SharingHappiness #Zakat #Sedekah #Sharing #Happiness #Berbagi #Donasi #DonasiOnline