Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa kemarau tahun ini lebih kering dari tahun 2018 lalu. Akibatnya diperkirakan 48 juta jiwa di 28 provinsi akan terdampak kekeringan. Bahkan 55 Kepala Daerah telah menetapkan Siaga Darurat Bencana Kekeringan.
“Kepala Daerah ini antara lain berasal dari Provinsi Banten, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT),” jelas Deputi Bidang Koordinasi Kerawanan Sosial dan Dampak Bencana Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Dody Usodo Hargo Suseno (30/7).
Sahabat, air adalah sumber kehidupan. Bahkan 90% dari tubuh kita merupakan cairan. Karenanya, kekurangan air atau kekeringan dapat menjadi masalah yang serius bagi kehidupan manusia. Mulai dari kebutuhan MCK yang tidak terpenuhi, kekurangan makan dan minum, hingga ancaman berbagai penyakit mematikan.
Mari peduli dan berbagi dengan saudara-saudara kita yang membutuhkan pasokan air bersih di seluruh penjuru negeri.
Transfer donasi:
Mandiri 132000 481 974 5
BNI Syariah 155 555 5589
Link donasi: https://
#BerbagiAirKehidupan #BerbagiAirBersih #Air #DesaBerdaya #Kemarau2019
Sungguh beruntung orang yang banyak diam
Ucapannya dihitung sebagai makanan pokok
Tidak semua yang kita ucapkan ada jawabnya
Jawaban yang tidak disukai adalah diam
Sungguh mengherankan orang yang banyak berbuat aniaya
Sementara meyakini bahwa ia akan mati
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata,
”Seseorang mati karena tersandung lidahnya
Dan seseorang tidak mati karena tersandung kakinya
Tersandung mulutnya akan menambah (pening) kepalanya
Sedang tersandung kakinya akan sembuh perlahan.”
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam kitab Shahih-nya (hadits no. 6474) dari Sahl bin Sa’id bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barang siapa bisa memberikan jaminan kepadaku (untuk menjaga) sesuatu yang ada di antara dua janggutnya dan dua kakinya, kuberikan kepadanya jaminan masuk surga.”
Yang dimaksud dengan “sesuatu yang ada di antara dua janggutnya” adalah mulut, sedangkan “sesuatu yang ada di antara dua kakinya” adalah kemaluan.
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” (Muttafaq ‘alaih: Al-Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47)
Ibnu Hajar menjelaskan, “Ini adalah sebuah ucapan ringkas yang padat makna; semua perkataan bisa berupa kebaikan, keburukan, atau salah satu di antara keduanya. Perkataan baik (boleh jadi) tergolong perkataan yang wajib atau sunnah untuk diucapkan. Karenanya, perkataan itu boleh diungkapkan sesuai dengan isinya. Segala perkataan yang berorientasi kepadanya (kepada hal wajib atau sunnah) termasuk dalam kategori perkataan baik. (Perkataan) yang tidak termasuk dalam kategori tersebut berarti tergolong perkataan jelek atau yang mengarah kepada kejelekan. Oleh karena itu, orang yang terseret masuk dalam lubangnya (perkataan jelek atau yang mengarah kepada kejelekan) hendaklah diam.” (lihat Al-Fath, 10:446)
Imam An-Nawawi rahimahullah menyebutkan dalam Syarah Arbain, bahwa Imam Syafi’i rahimahullah mengatakan, “Jika seseorang hendak berbicara maka hendaklah dia berpikir terlebih dahulu. Jika dia merasa bahwa ucapan tersebut tidak merugikannya, silakan diucapkan. Jika dia merasa ucapan tersebut ada mudharatnya atau ia ragu, maka ditahan (jangan bicara).”
Sebagian ulama berkata, “Seandainya kalian yang membelikan kertas untuk para malaikat yang mencatat amal kalian, niscaya kalian akan lebih banyak diam daripada berbicara.”
Imam Abu Hatim Ibnu Hibban Al-Busti berkata dalam kitabnya, Raudhah Al-‘Uqala wa Nazhah Al-Fudhala, hlm. 45, “Orang yang berakal selayaknya lebih banyak diam daripada bicara, karena betapa banyak orang yang menyesal karena bicara dan sedikit yang menyesal karena diam. Orang yang paling celaka dan paling besar mendapat bagian musibah adalah orang yang lisannya senantiasa berbicara, sedangkan pikirannya tidak mau jalan”.
Beliau berkata pula di hlm. 47, “Orang yang berakal seharusnya lebih banyak mempergunakan kedua telinganya daripada mulutnya. Dia perlu menyadari bahwa dia diberi dua telinga, sedangkan diberi hanya satu mulut, supaya dia lebih banyak mendengar daripada berbicara. Sering kali orang menyesal pada kemudian hari karena perkataan yang diucapkannya, sementara diamnya tidak akan pernah membawa penyesalan. Menarik diri dari perkataan yang belum diucapkan itu lebih mudah daripada menarik perkataan yang telah terlanjur diucapkan. Hal itu karena biasanya apabila seseorang tengah berbicara maka perkataan-perkataannya akan menguasai dirinya. Sebaliknya, bila tidak sedang berbicara maka dia akan mampu mengontrol perkataan-perkataannya.”
Beliau menambahkan di hlm. 49, “Lisan seorang yang berakal berada di bawah kendali hatinya. Ketika dia hendak berbicara, dia akan bertanya terlebih dahulu kepada hatinya. Apabila perkataan tersebut bermanfaat bagi dirinya maka dia akan bebicara, tetapi apabila tidak bermanfaat maka dia akan diam. Sementara orang yang bodoh, hatinya berada di bawah kendali lisannya. Dia akan berbicara apa saja yang ingin diucapkan oleh lisannya. Seseorang yang tidak bisa menjaga lidahnya berarti tidak paham terhadap agamanya.”
Diriwayatkan oleh Bukhari dalam kitab Shahih-nya, hadits no.10; dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Seorang muslim adalah seseorang yang orang muslim lainnya selamat dari ganguan lisan dan tangannya.”
Oleh karena itu, dalam sebuah syair disebutkan,
“Aku menulis dan aku yakin pada saat aku menulisnya
Tanganku kan lenyap, namun tulisan tanganku kan abadi
Bila tanganku menulis kebaikan, kan diganjar setimpal
Jika tanganku menulis kejelekan, tinggal menunggu balasan.”
Tentang hadits (yang artinya), “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam,” Imam Ibnu Daqiqil ‘Id rahimahullah mengatakan dalam Syarah Hadits Arbain, “‘Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir‘, maknanya: siapa saja yang beriman dengan keimanan yang sempurna, yang menyelamatkan dari azab Allah dan mengantarkan kepada keridhaan Allah maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam. Barang siapa yang beriman kepada Allah dengan keimanan yang sebenarnya, ia takut ancaman-Nya, mengharap pahala-Nya, berusaha mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya, dan meninggalkan segala yang dilarang-Nya. Kemudian memelihara seluruh anggota tubuhnya yang menjadi gembalaannya, dan ia bertangung jawab terhadapnya, sebagaimana firman-Nya,
‘Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggung-jawaban.’ (QS. Al-Isra’:36)
‘Tiada suatu kalimat pun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.’ (QS. Qaf :18)
Yakni selalu mengawasinya dan menyaksikan hal ihwalnya, seperti yang disebutkan dalam firman-Nya,
‘Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah), dan yang mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu). Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.’ (QS. Al-Infithar:10–12)”
Demikian pula, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada yang menyungkurkan leher manusia di dalam neraka melainkan hasil lisan mereka.” (Dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’, no. 5136)
”Siapa pun yang mengetahui hal itu dan mengimaninya dengan keimanan yang sebenarnya maka ia bertakwa kepada Allah berkenaan dengan lisannya, sehingga ia tidak berbicara kecuali kebaikan atau diam.” (Tafsir As-Sa’di)
Semoga Allah selalu menjaga lisan kita dari hal-hal yang tidak berguna, agar tidak menuai sesal di hari akhir dengan tidak membawa amal sedikit pun dari jerih payah amal kita di dunia.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut?”
Para shahabat pun menjawab, ”Orang yang bangkrut adalah orang yang tidak memiliki uang dirham maupun harta benda.”
Beliau menimpali, ”Sesungguhnya orang yang bangkrut di kalangan umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat, tetapi ia juga datang membawa dosa berupa perbuatan mencela, menuduh, memakan harta, menumpahkan darah, dan memukul orang lain. Kelak kebaikan-kebaikannya akan diberikan kepada orang yang terzalimi. Apabila amalan kebaikannya sudah habis diberikan, sementara belum selesai pembalasan tindak kezalimannya, maka diambillah dosa-dosa orang yang terzalimi itu, lalu diberikan kepadanya. Kemudian dia pun dicampakkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim dalam Shahih-nya, no. 2581)
#RZinspirasi #Ramadhan #Happy4All #SharingHappiness #Zakat #Sedekah #Sharing #Happiness #Berbagi #Donasi #Donasionl
Jika menerima sesuatu maka akan bertambah dan jika memberi maka akan berkurang, atau akan habis jika dibagikan. Padahal, pola pikir semacam ini tidak tepat dan akan memengaruhi sikap dan tindakan kita dalam berinteraksi dengan orang lain.
Dalam Kitab Riyadhush-Shalihin karya Imam Nawawi (631-676 H), menukil sebuah riwayat dari Abu Kafsyah Umar bin Sa'ad Al-Anmari RA yang pernah mendengar Nabi SAW bersabda.
.
"Tiga perkara yang aku bersumpah atasnya dan aku sampaikan kepada kalian agar menjaganya dengan baik. Pertama, tidak akan berkurang harta karena sedekah. Kedua, seseorang yang dianiaya dan ia sabar, Allah akan membalasnya dengan kemuliaan. Ketiga, seseorang yang meminta- minta maka Allah akan membuka baginya pintu kemiskinan”. (HR Turmudzi)
Hadist diatas memiliki pesan yang sangat tinggi nilainya bagi kita karena dikuatkan dengan sumpah.
Pertama, bagi orang yang mengira bahwa sedekah akan mengurangi hartanya hingga ia enggan melakukan, justru akan bertambah-tambah.
Kedua, bagi orang yang mengira bahwa kehormatannya akan hilang ketika dihina atau dizalimi, justru kemuliaannya akan bertambah. Orang bertakwa itu mudah memberi maaf, bahkan berbuat baik kepada orang yang bersalah (QS 3:134). Allah pun akan menambah kemuliaan kepada seseorang yang suka memaafkan (HR Muslim)
Ketiga, bagi orang yang mengira bahwa meminta-minta akan menjadikannya kaya, justru sebaliknya akan menambah miskin dan susah. Sebab, ia telah mengingkari karunia Ilahi dan tidak menggunakannya untuk berusaha dengan baik. Islam mendorong umatnya agar kerja keras mencari nafkah yang halal, walau harus dengan mencari kayu bakar (HR Ahmad)
Wallahu A’lam Bisshowab.
Transfer Donasi:
Mandiri 132000 481 974 5
BNI Syariah 155 555 5589
Konfirmasi Donasi Via WA Center: 081573001555
Link Sedekah: https://sharinghappiness.org/mari-berinfaq
#SaatnyaZakat #SayaBerdaya #RumahZakat #DonasiOnline #Donasi
Menurut Iroh, salah satu kader Posyandu Mekar Arum, selain menjadikan lingkungan bersih, sampah yang terkumpul bisa dijual dan hasilnya digunakan untuk menambah PMT (Pemberian Makanan Tambahan) dan operasional Posyandu.
“Pengunjung Posyandu kan selalu banyak, dengan adanya sedekah sampah ini PMT yang diberikan kepada anak-anak jadi makin beragam,” tambah ibu rumah tangga berusia 39 tahun tersebut.
Kolaborasi pembinaan juga terus dilakukan di Posyandu ini, terutama para kader Posyandu mulai bisa mensosialisasikan program-program yang menjadi arahan dari Bidan Desa dan Fasilitator Desa Berdaya. Program tersebut antara lain Promosi Kesehatan, pelaporan hasil sedekah sampah untuk dijadikan Dana Sehat, serta pendampingan memanfaatkan hasil kebun gizi untuk diolah menjadi makanan tambahan disaat kegiatan posyandu.
“Alhamdulillah dengan adanya pendampingan dari Rumah Zakat, strata Posyandu kami naik level, semoga bukan hanya sampai disini tapi kami juga ingin sampai masyarakat paham bahwa Posyandu itu ada karena kebutuhan masyarakat itu sendiri, sehingga semua masyarakat merasa memiliki,” ujar Nurlaila, Bidan Desa Mekarjaya.
"Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu, Jagalah Allah, niscaya Dia akan selalu berada dihadapanmu. Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah, jika kamu memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allah.
Ketahuilah sesungguhnya jika sebuah umat berkumpul untuk mendatangkan manfaat kepadamu atas sesuatu, mereka tidak akan dapat memberikan manfaat sedikitpun kecuali apa yang telah Allah tetapkan bagimu, dan jika mereka berkumpul untuk mencelakakanmu atas sesuatu , niscaya mereka tidak akan mencelakakanmu kecuali kecelakaan yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena telah diangkat dan lembaran telah kering."
(HR. Tirmdzi)
#RZInspirasi #RZTausiyah #Happy #Love
Terima kasih atas partisipasi Sahabat dalam program Superqurban 2019
.
Semoga Allah menerima ibadah qurban kita, dan menjadikannya energi berkelanjutan bagi sesama
.
#Rumahzakat #Qurban2019 #Kurban #Superqurban
Sebelum memejamkan mata untuk tidur dalam rangka mengakhiri aktifitas ‘dua puluh empat jam’ ini, mari kita melihat dan merenungkan suasana tahajud kita masing-masing.
Apakah tahajud kita sebagai tahajudnya seorang hamba yang mencintai penciptanya, ataukah sekedar tahajud tanpa makna. Yang melakukan shalat hanya sekedarnya, setelah itu selesai dan bangga, karena sudah melaksanakan sebuah ‘ritual’ shalat tahajud. Untuk mengetahui hal itu, marilah kita mencoba mengukur diri masing-masing.
Apakah yang melatarbelakangi kita bangun malam?
Apakah kita shalat tahajud karena terpaksa. Mungkin dikarenakan saudara kita, anak kita, istri / suami kita, atau ada orang dekat kita, yang bangun malam melakukan shalat tahajud. Dan kita pun ikut bangun malam lalu kita lakukan shalat tahajud itu.
Ataukah tiba-tiba kita ingin ke kamar mandi, lalu kita sekalian mengambil air wudhu’ dan kitapun melaksanakan shalat tahajud.
Atau kita sebelum tidur sudah berdo’a kepada Allah, agar Allah membangunkan diri kita untuk melakukan shalat tahajud.
Apapun yang menyebabkan kita bangun malam, dan kita lanjutkan dengan shalat tahajud, maka semuanya merupakan perilaku istimewa di hadapan Allah. Karena kita melakukan sesuatu yang memang istimewa.
Kalau kita hitung, pada saat di sepertiga malam menjelang pagi, sekitar jam tiga malam wib, kira-kira ada berapa orang yang bangun untuk melakukan shalat tahajud? Misalnya di sebuah kota? Atau di sebuah kampung? Sungguh amatlah sedikitnya!
Tetapi marilah kita melihat diri kita masing-masing! Dimanakah posisi kita? Apa yang menyebabkan kita melakukan shalat tahajud? Apakah demi kecintaan kita kepada Allah Swt, sehingga kita begitu rindunya ingin bertemu denganNya, ketika semua orang lelap dalam tidurnya? Ataukah karena alasan lainnya? Setiap posisi itu tentu mempunyai nilai yang berbeda…
sumber: serambiminang.com
www.rumahzakat.org
#RZTahajud #SharingHappiness #Zakat #Sedekah #Sharing #Happiness #Berbagi #Donasi #DonasiOnline
Myanmar. Hari Raya Idul Adha di Myanmar dan Bangladesh tidak seperti di negara lainnya karena hari raya idul adha disini jatuh pada tanggal 11 Dzulhijah atau 12 Agustus 2019. Hal ini dikarenakan keyakinan suatu mahzab sehingga pelaksanaan sholat Idul Adha dan penyembelihan hewan Qurban baru dilaksanakan pada hari ini. Pada kesempatan kali ini juga Rumah Zakat turut meriahkan moment idul adha berupa membantu para etnis rohingya berupa pemotongan hewan Qurban.
Di Myanmar sendiri, Rumah Zakat pada hari ini turut menyalurkan 5 ekor sapi yang akan di qurbankan di daerah Nag Pwin Gyi Sittwe Myanmar.
"Alhamdulillah.. pada moment qurban tahun ini berjalan lancar baik dari sisi pelaksanaan ataupun keamanan. Karena tidak sprti qurban tahun2 sblumnya dimana kita menghadapi banyak tantangan baik dari sisi keamanan dan lainnya" ujar Andri Murdianto.
"Pada hari pertama kita sembelih 5 ekor sapi dan 10 ekor sapi hasil sumbangan dari Donatur Rumah Zakat dan semoga mampu mempenuhi kebutuhan pangan terutama protein hewani bagi para saudara-saudara kita di Rohingya" ujarnya menambahkan.
#Rumahzakat #rohingya #iduladha #qurban #kemanusiaan #myanmar #love4myanmar
Sahabat, Qurban bukan tentang mahal dan murahnya hewan yang kita beli tapi seberapa berkah dan penuh manfaatnya daging qurban yang kita salurkan.
.
Melalui Superqurban, Qurban Anda tidak begitu saja habis melainkan sebagian akan menjadi cadangan pangan untuk dibagikan saat terjadi bencana, bisa didistribusikan juga hingga pelosok nusantara
.
Melalui pengolahan menjadi rendang dan pengkornetan Qurban Anda bisa bertahan hingga 3 tahun dan dapat didistribusikan sepanjang tahun.
Mari tebarkan lebih banyak manfaat melalui Superqurban
.
Harga partisipasi Superqurban
Kambing : Rp. 2.475.000
1/7 Sapi : Rp. 2.675.000
Sapi utuh : Rp. 17.250.000
Transfer Qurban:
BNI Syariah 155 555 5589
Mandiri 132000 481 974 5
Link Qurban: www.rumahzakat.org/donasi
.
Konfirmasi transfer via WA Center di 0815 7300 1555
www.superqurban.id
#RumahZakat #Superqurban #Qurban #Qurban2019 #HargaSuperqurban #HargaQurban2019 #QurbanKita #Sesuaisyariah #Praktis #IdulAdha #Superqurban #Qurban #Kurban #EnergiBerkelanjutan #RumahZakat
Mega proyek tersebut memiliki banyak tantangan, karena harus melintasi padang pasir, bukit batu, dan pegunungan sepanjang ribuan kilometer. Wakaf Zubaidah sangatlah besar, karena pada saat itu Makkah sedang dilanda krisis air dan mata air Zubaidah tak pernah kering menyuplai kebutuhan air penduduk Makkah. Selain saluran air, Zubaidah juga membangun jalan dari Kufah, Irak hingga ke Mekkah sepanjang 1.500 km. Rute tersebut dilengkapi 27 stasiun tempat istirahat dan pengisian air minum.
Luar biasa ya wakaf dari permaisuri yang satu ini. Semoga kita bisa mengambil teladan dari kisah ini dan mengamalkan wakaf sebagai investasi di akhirat kelak.
Yuk tunaikan wakaf terbaik anda
Link wakaf tunai >>https://
Tunggu selalu update fakta wakaf dari kami dan jangan lupa kunjungi website kami di www.gelombangwakaf.id . See you Sahabat Wakaf!
#gelombangwakaf #rumahzakat #wakafproduktif #wakaftunai #semuabisawakaf #faktawakaf #wakafair #wakafuang #wakafonline #wakaf #sejarahwakaf #sejarah #haji #wakafsumberair #wakafuntukumat
Zakat merupakan salah satu ibadah yang wajib dilakukan oleh setiap Muslim. Terutama bagi seorang Muslim yang hartanya telah mencapai nishab. Dan tentu saja, jika kewajiban membayar pajak tidak dilaksanakan, maka kita sendiri yang menanggung resikonya.
Pada masa kekhalifahan dulu, khususnya pada zaman Abu Bakar Ash-Shiddiq, ia mengumpulkan orang-orang yang enggan membayar zakat. Bahkan, ia rela ‘menertibkan’ mereka agar sadar dengan tanggung jawab menunaikan zakat.
Sungguh luar biasa tegasnya untuk memberantas ketidakpatuhan seorang hamba Allah terhadap perintah-Nya.
Memangnya, mengapa kita harus membayar zakat? Apa untungnya buat kita?
Di balik perintah ada anugerah. Begitu pula dengan perintah membayar zakat. Ada hikmah di balik perintah ini. Apakah itu?
1. Membersihkan jiwa manusia dari kotoran kikir, keburukan dan kerakusan.
2. Membantu orang-orang miskin dan menutup kebutuhan orang-orang yang berada dalam kesulitan dan penderitaan.
3. Menegakkan kemaslahatan-kemaslahatan umum di mana pekerjaan dan kebidupan sangat terkait dengannya.
4. Membatasi pembengkakan kekayaan di tangan orang-orang kaya dan pada pedagang, agar harta tidak menyebar di kalangan tertentu, atau hanya di kalangan orang-orang kaya saja.
Subhanallah, begitu indah jika kita mau berzakat. Selain itu, juga maslahat bagi orang lain. Jadi, masih enggankah untuk berzakat?
Sumber: Ensiklopedi Muslim Minhajul Muslim, Abu Bakar Jabir Al-Jazairi
Mari berdayakan Indonesia bersama Rumah Zakat. InsyaAllah akan menjadi bekal kehidupan di akhirat kelak. Aamiin.
Transfer Zakat :
BNI Syariah 155 555 5589
Mandiri 132000 481 974 5
Konfirmasi transfer via WA Center di 0815 7300 1555
Link Zakat>> https://
www.rumahzakat.org
#SaatnyaZakat #Zakat #RumahZakat #Infak #Sedekah #Pemberdayaan #SayaBerdaya #DonasiOnline #Donasi #SaatnyaBerbagi #ZakatEmas #ZakatPerdagangan #ZakatPertanian #ZakatPenghasilan #TabelZakat #PerhitunganZakat #ItungZakat
Segenap direksi dan keluarga besar Rumah Zakat mengucapkan "Selamat Hari Raya Idul Adha 1440 H"
Hari Raya Idul Adha merupakan moment penting untuk saling memberi dan menerima atas nikmat yang telah diberikan lewat sembelihan daging hewan qurban.
Sungguh tiada yang paling sempurna dikala takbir mengiringi datangnya hari Raya Idul Adha, dibuktikan dari tanda bakti seorang hamba dengan adanya potongan hewan qurban diberikan kepada semua orang yang sangat membutuhkan.
Inilah yang disebut dengan makna Idul Adha yang begitu penuh rasa cinta, karena bisa saling berbagi dan menjaga amanat dari sang pencipta saat hari raya Idul Adha.
Semoga Allah menerima amal ibadah qurban kita dan semoga kita menjadi salah satu hambanya yang bertakwa. Aamiin.