News

Meneladani Akhlak Rasulullah SAW

Blog Single

Kepribadian menggambarkan keimanan seseorang. Kita bisa mengetahui keimanan seseorang melihat dari tingkah laku kesehariannya. Rasulullah sendiri telah menetapkan tujuan pertama dari bi’tsahnya, dan cara yang terang dalam dakwahnya, yaitu dengan sabda beliau yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, :

  Ø§Ù†Ù…ا بعثت لاتمم مكارم الاخلاق

Sesungguhnya aku hanya diutus untuk menyempurnakan budi pekerti luhur.”(HR. Bukhari, Abu Daud, dan Hakim)

Pada tulisan ini akan dijelaskan hubungan keimanan dengan keteladanan(uswah).  Namun disini saya lebih memfokuskan masalah keteladanan mengaitkannya dengan akhlak Rasulullah. Karena Rasulullah-lah orang yang berakhlak mulia yang wajib kita tiru perbuatannya.

Hadits tentang akhlak Rasulullah SAW sebagai suri tauladan yang baik

حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ عُمَرَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ سُلَيْمَانَ سَمِعْتُ أَبَا وَائِلٍ سَمِعْتُ مَسْرُوقًا قَالَ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرٍو حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ شَقِيقِ بْنِ سَلَمَةَ عَنْ مَسْرُوقٍ قَالَ دَخَلْنَا عَلَى عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍوحِينَ قَدِمَ مَعَ مُعَاوِيَةَ إِلَى الْكُوفَةِ فَذَكَرَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَمْ يَكُنْ فَاحِشًا وَلَا مُتَفَحِّشًا وَقَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِنْ أَخْيَرِكُمْ أَحْسَنَكُمْ خُلُقًا

“Diriwayatkan dari Hafsh bin ‘Umar, dari Syu’bah, dari Sulaiman, aku mendengar Abu Wa’il,juga aku telah mendengar dari Masruq berkata, ‘Abdullah bin ‘Umar berkata, dan dari Qutaibah, dari Jarir, dari Al-‘A’masy, dari Syaqiq bin Salamah, dari Masruq berkata: kami telah bertemu dengan ‘Abdillah bin ‘Amr dan ketika berangkat dengan Mu’awiyah ke Kufah, kemudian dia menyebut Rasulullah s.a.w.dan berkata: “Rasulullah s.a.w.sama sekali bukanlah orang yang keji dan bukan pula orang yang jahat; dan dia berkata, Rasulullah s.a.w. bersabda: “sesungguhnya orang paling baik di antara kamu sekalian adalah yang paling baik budi pekertinya.”
Rasulullah s.a.w.adalah sosok manusia yang patut kita teladani. Kepribadiannya amatlah luhur. Beliaulah figur ummat.pembawa syafa’at hingga akhir kiamat. Tak bisa dipungkiri, dengan memakan waktu yang cukup singkat beliau bisa membawa agama Islam jaya.

Itu semua tidak lain hanya dikarenakan beliau mempunyai kegigihan serta semangat yang tinggi dalam menjalankan tugas dari Allah, juga beliau mempunyai akhlak yang terpuji. Beliaulah sosok manusia sempurna dan dicintai Allah. Dia juga berkehendak agar setiap mukmin menjalani kehidupannya dengan meneladani beliau. Allah s.w.t.berfirman :

ﻟﻘﺪ ﻜﺎﻦ ﻟﻜﻢ ﻓﻲ ﺮﺴﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﺴﻮﺓ ﺤﺳﻧﺔ ﻠﻤﻦ ﻛﺎﻦ ﻴﺮﺠﻮ ﺍﻠﻠﻪ ﻮﺍﻠﻴﻮﻢ ﺍﻵﺨﺮ ﻮﺬﻜﺮ ﺍﻠﻠﻪ ﺨﻴﺮﺍ ﻜﺛﻴﺮﺍ

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suru tauladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap(rahmat)Allah dan (kedatangan)hari kiamat dan dia banyak mengingat Allah.”(QS. Al-Ahzab :21)

Ketika Ummul Mukminin ‘Aisyah ditanya tentang akhlak Rasulullah s.a.w., ia menjawab :

ﻜﺎﻦ ﺨﻠﻘﻪ ﺍﻠﻘﺮﺍﻦ

Akhlak Beliau adalah Al-Qur’an.“(H.R. Ahmad)

Masa kanak-kanak Muhammad s.a.w.dihabiskannya di alam pedesaan yang berudara bersih, yaitu di desa Bani Sa’idah. Alam dan pendidikan desa telah memberikan kesan mendalam dalam watak dan kepribadiannya. Tubuhnya menjadi sehat dan kuat, akhlaknya baik dan lidahnya fasih.

Tidak itu saja, kehidupan desa telah membuat beliau menjadi orang yang bertanggung jawab, dan tabah dalam mengahadapi segala penderitaan. Ia semakin terkenal sebagai seorang pemuda hasyimi yang luhur, seorang bangsa Quraisy yang mempunyai kedudukan tinggi, keturunan orang yang terhormat dan disegani di kota Makkah, namun tidak sombong dan tidak pula membanggakan diri.

Beliau sangat baik terhadap keluarganya, akhlaknya begitu mulia. Ali karramallahu wajhahu berkata :”Beliau selalu mendengarkan dengan baik orang yang berbicara kepadanya. Kata-katanya lembut dan menyenagkan. Kadang-kadang beliau tertawa lebar, sehingga gigi taringnya terlihat jelas. Kalau sedang marah, tak pernah kehilangan kontrol, hamya alis matanya bertaut jika sedang marah.

Dia adalah manusia yang paling luhur hatinya, palinh murah, berani,jujur, budi pekertinya begitu mulia dan lembut, bergaul dengannya sungguh menyenangkan. Siapa yang melihatnya tiba-tiba timbul rasa hormatnya, dan siapa yang bergaul akrab otomatis akan mencintainya.

Beruntung sekali pada isteri-isteri beliau yang mempunyai suami seperti Nabi Muhammad s.a.w. mereka orang yang sangat mujur mendapatkan suami yang luhur sifatnya serta akhlaknya. Siapa yang tidak akan berbahagia hidup serumah dan seatap dengan seorang suami yang berperangai lembut dan penuh semangat seperti yang dimiliki Nabi Muhammad s.a.w.

Di kalangan para sahabatnya, Rasulullah adalah teladan tertinggi tentang budi pekerti yang diserukan oleh beliau. Budi pekerti itulah yang ditanamkan oleh beliau dalam jiwa para sahabatnya. Beliau mendahulukan contoh perilaku yang terpuji, sebelum menanamkannya dengan ucapan, kebijaksanaan dan peringatan.

‘Abdullah bin ‘Amr mengatakan :Rasulullah bukan seorang yang buruk dan berperilaku tidak senonoh. Rasulullah bersabda :

ﺍﻦ ﻤﻥ ﺨﻴﺎﺮﻜﻢ ﺍﺤﺴﻨﻜﻢ ﺨﻠﻘﺎ

Orang-orang yang terbaik diantara kalian adalah mereka yang terbaik budi pekertinya.”

“Anas bin Malik mengatakan :”Aku melayani Rasulullah selama sepuluh tahun. Demi Allah, Beliau sama sekali tidak pernah membentak dengan ucapan “husy”, dan tidak pernah pula Beliau menegur “Mengapa engkau berbuat begitu?”, atau kenapa engakau tidak berbuat begitu?”.(H.R. Muslim)

Al-Qur’an merupakan gambaran nyata akan perilaku Rasulullah sebagai manusia terbaik dari sisi akhlak maupun penampilan fisik. Beliau memberi kepada orang yang memboikotnya, memaafkan orang yang menganiayanya, menjalin ikatan dengan orang yang memutuskannya, dan berbuat baik kepada orang yang berbuat jahat kepadanya.

1.      Akhlak Rasulullah SAW terhadap tetangga

Orang yang suka menjerumuskan tetangga dan menuduhkan hal-hal buruk kepadanya, agama telah menetapkan hukumnya bertetangga dengan ketetapan yang amat berat. Mengenai hal itu Rasulullah s.a.w.bersabda :

ﻮﺍﷲﻻﻴﺆﻤﻦ ﻮﺍﷲﻻﻴﺆﻤﻦ ﻮﺍﷲﻻﻴﺆﻤﻦ ﻗﻴﻝ ﻤﻦ ﻴﺎ ﺮﺴﻮﻝ ﺍﷲ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺬﻱ ﻻﻴﺄﻤﻦﺠﺎﺮﻩﺒﻭﺍﺌﻘﻪ

“Demi Allah, ia tidak beriman. Demi Allah, ia tidak beriman. Demi Allah, ia tidak beriman. Seorang sahabat bertanya :”siapakah wahai Rasul Allah?”, Beliau menjawab :”Orang yang tetangganya tidak merasa aman karena perbuatan jahatnya.”(H.R. Bukhari)

Kita dianjurkan untuk menjaga perasaan hati tetangga kita. Kita tidak boleh menyakitinya. Karena tetangga adalah orang yang paling dekat dengan kita dalam lingkungan sosial. Kita tidak lepas dari bantuan mereka. Ketika kita jauh dari keluarga dan ketika itu juga kita sangat membutuhkan pertolongan, maka tetanggalah orang yang paling pertama membantu kita.

2.      Akhlak Rasulullah SAW terhadap isteri

Rasulullah s.a.w.bersabda :”orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang baik akhlaknya dan paling lembut terhadap keluarganya.”(H.R. Bukhari)

“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya dan sebaik-baik kamu adalah yang paling baik kepada isterinya.”(H.R. Tirmidzi)

Para suami sepatutnya benar-benar menyadari bahwa dalam pandangan Islam sebaik-baik lelaki adalah lelaki yang paling lemah lembut dan paling baik sikapnya kepada isteri, keluarga serta anak-anaknya.

Jadi, jika seorang suami bersikap kebengisan, garang atau kasar, walaupun mempunyai pangkat dan jabatan yang tinggi, memiliki ilmu yang banyak, menyandang gelaran dari anugerah sultan, sebenarnya belum menjadi lelaki yang baik.

Memang, boleh jadi karena satu dan lain hal. Isteri terkadang membuat jengkel atau sulit mentaati suami. Namun, sebenarnya yang paling penting untuk dipikirkan adalah kepribadian sang suami itu sendiri. Mengapa?, karena seorang suami akan sulut untuk mengubah isteri atau anak-anaknya ke arah yang lebih baik, jika si suami sendiri belum mengubah perilakunya menjadi lebih baik. Padahal dalam Al-Qur’an surat at-Tahrim :6, dikatakan :

ﻗﻮﺍ ﺃﻨﻔﺴﻜﻢ ﻮﺃﻫﻠﻴﻜﻢ ﻧﺎﺮﺍ

“Jagalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka.”

Artinya, yang menjadi keutamaan seharusnya adalah menjaga diri dan keluarga. Pokoknya kalau kita ingin berbuat sesuatu, sesudah kita memperbaiki diri, selamatkan keluarga. Banyak pemimpin yang jatuh gara-gara keluarganya. Kemungkinan akibat dari isterinya, dari anak-anaknya, ataupun sebaliknya.

Ironisnya, kadang-kadang suami lebih banyak menuntut dan menyalahkan isteri apabila ada hal-hal yang dianggapnya tidak baik. Misalnya, ketika sang anak malas belajar ataupun beribadah, suami sibuk menyalahkan isteri.

Isteri dianggap tidak mampu memperhatikan anak, tidak mampu mendidik,dsb. Padahal persoalan mendidik anak bukan semata-mata tanggung jawab isteri. Tidak sedikit rumah tangga yang menganggap pendidikan anak hanya pekerjaan ibu, sementara suami lebih sibuk mencari nafkah. Padahal sosok ibu hanya sebahagian dari pada potensi rumah tangga.

3.      Keteladanan orang tua terhadap anak

Sering kali kita mendengar orang mengatakan “si Fulan adalah murid teladan”. Dari sini dapat diartikan bahwa Fulan adalah anak yang harus ditiru atau dijadikan sebagai contoh. Teladan menunjukkan makna yang positif.

Keteladanan merupakan salah satu proses untuk membentuk akhlak seseorang. Melalui keteladanan(Qudwah,Uswah). Orang tua dan guru yang biasa memberikan keteladanan mengenai perilaku baik, maka biasanya akan ditiru oleh anak-anaknya dan muridnya dalam mengembangkan perilaku mereka.

Tidaklah berlebihan jika Imam Al-Ghazali pernah mengibaratkan bahwa orang tua itu seperti cermin bagi anak-anaknya. Artinya, perilaku orang tua biasanya akan ditiru oleh anak-anaknya. Karena dalam diri anak-anak terdapat kecendrungan suka meniru (hubbu altaqlid).[3]

Share this Post: