News

Anjuran Nabi Muhammad agar tidak tidur setelah sahur

Blog Single

Waktu sahur antara jam 3 hingga setengah 5 memang jadi waktu yang enak ketika seseorang sedang terlelap. Makanya pada jam-jam ini masih banyak yang meninggalkan sunnah sahur karena merasa mengantuk, atau bangun dalam keadaan mengantuk berat.

Tidur setelah sahur tidak diharamkan, tapi sebaiknya tidak dilakukan. Hal ini berdasar tuntunan nabi Muhammad SAW bahwa makan sahur jangan dilewatkan, dan sunnah untuk diakhirkan waktunya hingga menjelang subuh atau waktu imsyak.

Hal tersebut untuk menghindari terbuangnya waktu terlalu banyak di malam harinya sehingga kesulitan menjalankan aktivitas lain karena timbul rasa kantuk.

Nabi Muhammad terus beraktifitas setelah makan sahur dengan melakukan berbagai kegiatan termasuk shalat. Beraktifitas membantu makanan yang telah dikonsumsi masuk ke lambung dengan baik sehingga lebih mudah tercerna. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

“Cairkan makanan kalian dengan berdzikir kepada Allah SWT dan shalat, serta janganlah kalian langsung tidur setelah makan, karena dapat membuat hati kalian menjadi keras,” (HR Abu Nu’aim dari Aisyah r.a.).

Selain itu, tidur setelah sahur juga tidak dianjurkan karena ditakutkan kamu malah meninggalkan aktifitas wajib shalat subuh, begitu juga kegiatan setelahnya. Makruh hukumnya menyia-nyiakan waktu di pagi hari dengan tertidur. Karena waktu tersebut merupakan awalnya hari yang mengandung berkah,

“Pagi hari merupakan waktu turunnya rizki, adanya pembagian, turunnya keberkahan, dan darinya hari itu bergulir dan mengembalikan segala kejadian hari itu atas kejadian saat yang mahal tersebut. Maka seyogyanya tidurnya pada saat seperti itu seperti tidurnya orang yang terpaksa”
(Ibnul-Qayyim; Madaarijus-Saalikiin 1/459).
Berikut ini cara Rasulullah dan sahabat agar tidak tidur setelah sahur:

1. Mengakhirkan sahur

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menganjurkan umatnya untuk mengakhirkan sahur. Mengakhirkan sahur ini juga termasuk salah satu sunnah puasa sehingga para sahabat pun melakukan hal yang sama. Berapa jeda waktu antara makan sahur dan shalat Subuh?

Zaid bin Tsabit meriwayatkannya kepada kita:

تَسَحَّرْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- ثُمَّ قُمْنَا إِلَى الصَّلاَةِ. قُلْتُ كَمْ كَانَ قَدْرُ مَا بَيْنَهُمَا قَالَ خَمْسِينَ آيَةً.

“Kami pernah makan sahur bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian kami pun berdiri untuk menunaikan shalat. Kemudian Anas bertanya pada Zaid, ”Berapa lama jarak antara adzan Shubuh dan sahur kalian?” Zaid menjawab, ”Sekitar membaca 50 ayat”. (HR. Muslim)

Dengan dekatnya waktu sahur dengan waktu Shubuh (terbit fajar), selain mendapat keberkahan seperti disebutkan dalam hadits lainnya, juga meminimalisir peluang untuk mengantuk. Sebaliknya, jika waktu sahur dan waktu Shubuh masih berjam-jam, biasanya besar keinginan untuk tidur.

2. Mengisi jeda waktu antara sahur dan Subuh dengan shalat dan dzikir

Seperti hadits di atas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat beliau biasa mengisi waktu jeda antara makan sahur dan waktu Shubuh dengan shalat, dzikir dan doa. Selain mendapatkan keutamaan waktu sepertiga malam terakhir yang merupakan waktu mustajab untuk berdoa, otomatis juga terhindar dari tidur.

3. Shalat Subuh berjamaah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat beliau adalah orang-orang yang paling rajin shalat berjamaah. Maka begitu tiba waktu Shubuh, mereka (sudah) pergi ke masjid untuk menunaikan shalat Shubuh berjamaah. Usai shalat berjamaah, mereka juga biasa berdiam diri di masjid. Dzikirnya lama. Bahkan banyak pula yang baru selesai setelah matahari terbit dan sekitar 10-15 menit kemudian menunaikan shalat ba’da syuruq yang keutamaannya seperti pahala haji. Dan praktis, tidak ada waktu tidur setelah sahur.

Sumber : https://www.eramuslim.com/berita/tahukah-anda/kiat-rasul-saw-dan-para-shahabat-tidak-tidur-setelah-sahur.htm#.WwTq4SAxXIU

Share this Post: