Syarhus Sunnah: Hari Manusia Dibangkitkan dan Dikumpulkan
Apa saja yang terjadi pada hari berbangkit? Kita sekarang pelajari tentang hari kiamat dalam bahasan Imam Ismail Al-Muzani dari kitabnya Syarhus Sunnah.
Imam Al-Muzani rahimahullah berkata,
وَبَعْدَ البÙÙ„ÙŽÙ‰ مَنْشÙوْرÙوْنَ وَيَوْمَ القÙيَامَة٠إÙÙ„ÙŽÙ‰ رَبÙّهÙمْ Ù…ÙŽØÙ’Ø´ÙوْرÙوْنَ وَلَدَى Ø§Ù„Ø¹ÙŽØ±Ù’Ø¶Ù Ø¹ÙŽÙ„ÙŽÙŠÙ’Ù‡Ù Ù…ÙØÙŽØ§Ø³ÙŽØ¨Ùوْنَ Ø¨ÙØÙŽØ¶Ù’Ø±ÙŽØ©Ù Ø§Ù„Ù…ÙˆÙŽØ§Ø²ÙÙŠÙ’Ù†Ù ÙˆÙŽÙ†ÙŽØ´Ù’Ø±Ù ØµÙØÙÙ٠الدَّوَاوÙيْنَ وَنَسÙوْه٠ÙÙÙŠ يَوْم٠كَانَ Ù…ÙقْدَارÙه٠خَمْسÙيْنَ أَلْÙÙŽ سَنَة٠لَوْ كَانَ غَيْر٠الله٠الØÙŽØ§ÙƒÙÙ…ÙŽ بَيْنَ خَلْقÙÙ‡Ù Ù„ÙŽÙƒÙنَّه٠الله٠يَلÙÙŠ الØÙكْمَ بَيْنَهÙمْ Ø¨ÙØ¹ÙŽØ¯Ù’Ù„Ùه٠بÙÙ…Ùقْدَار٠القَائÙلَة٠ÙÙÙŠ الدÙّنْيَا ÙŠÙŽÙˆÙ’Ù…ÙŽØ¦ÙØ°Ù يَعÙوْدÙوْنَ ÙَرÙيْقٌ ÙÙÙŠ الجَنَّة٠وَÙَرÙيْقٌ ÙÙÙŠ السَّعÙيْرÙ
“Setelah hancur, manusia dibangkitkan. Dan pada hari kiamat, manusia dikumpulkan di hadapan Rabb-Nya. Di masa penampakan amal manusia dihisab. Dengan dihadirkannya timbangan-timbangan dan ditebarkannya lembaran-lembaran (catatan amal). Allah menghitung dengan teliti, sedangkan manusia melupakannya. Hal itu terjadi pada hari yang kadarnya di dunia adalah 50 ribu tahun. Kalaulah seandainya bukan Allah sebagai hakimnya niscaya tidak akan bisa, akan tetapi Allahlah yang menetapkan hukum di antara mereka secara adil. Sehingga lama waktunya (bagi orang beriman) adalah sekadar masa istirahat siang di dunia, dan Allah Yang Paling Cepat Perhitungan Hisabnya. Sebagaimana Allah memulai menciptakan mereka, ada yang sengsara atau bahagia, pada hari itu mereka dikembalikan. Sebagian masuk surga, sebagian masuk neraka.”
Setelah jasad hancur, manusia dibangkitkan dan dikumpulkan
Setelah jasad hancur, manusia kemudian dibangkitkan yaitu mereka dihidupkan dan dikeluarkan dari kubur mereka.
Allah Ta’ala berfirman,
زَعَمَ الَّذÙينَ ÙƒÙŽÙَرÙوا أَنْ لَنْ ÙŠÙØ¨Ù’عَثÙوا Ûš Ù‚Ùلْ بَلَىٰ وَرَبÙّي Ù„ÙŽØªÙØ¨Ù’عَثÙÙ†ÙŽÙ‘ Ø«ÙÙ…ÙŽÙ‘ لَتÙنَبَّؤÙÙ†ÙŽÙ‘ بÙمَا عَمÙلْتÙمْ Ûš وَذَٰلÙÙƒÙŽ عَلَى اللَّه٠يَسÙيرٌ
“Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah: “Memang, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. At-Taghabun: 7)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا بَيْنَ النَّÙْخَتَيْن٠أَرْبَعÙونَ قَالَ أَرْبَعÙونَ يَوْمًا قَالَ أَبَيْت٠قَالَ أَرْبَعÙونَ شَهْرًا قَالَ أَبَيْت٠قَالَ أَرْبَعÙونَ سَنَةً قَالَ أَبَيْت٠قَالَ Ø«ÙÙ…ÙŽÙ‘ ÙŠÙنْزÙل٠اللَّه٠مÙنْ السَّمَاء٠مَاءً ÙÙŽÙŠÙŽÙ†Ù’Ø¨ÙØªÙونَ كَمَا ÙŠÙŽÙ†Ù’Ø¨ÙØªÙ الْبَقْل٠لَيْسَ Ù…Ùنْ الْإÙنْسَان٠شَيْءٌ Ø¥Ùلَّا يَبْلَى Ø¥Ùلَّا عَظْمًا وَاØÙدًا ÙˆÙŽÙ‡ÙÙˆÙŽ عَجْب٠الذَّنَب٠وَمÙÙ†Ù’Ù‡Ù ÙŠÙØ±ÙŽÙƒÙŽÙ‘ب٠الْخَلْق٠يَوْمَ الْقÙيَامَةÙ
“Jarak antara kedua tiupan empat puluh.” Abu Hurairah bertanya, “(Apakah) empat puluh hari.” Beliau menjawab, “Aku belum bisa memastikan.” Abu Hurairah bertanya, “(Apakah) empat puluh bulan.” Beliau menjawab, “Aku belum bisa memastikan.” Abu Hurairah bertanya, “(Apakah) empat puluh tahun.” Beliau menjawab, “Aku belum bisa memastikan.” Beliau bersabda, “Kemudian Allah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mereka pun tumbuh sebagaimana tumbuhnya tanaman. Tidak ada sesuatu pun dari jasad manusia kecuali telah hancur kecuali satu tulang, yaitu tulang ekornya, dan dari sanalah manusia tersusun kembali pada hari Kiamat.” (HR. Bukhari, no. 4935 dan Muslim, no. 2955)
Dalil lainnya yang menunjukkan adanya hari berbangkit adalah firman Allah Ta’ala,
يَوْمَ يَجْمَعÙÙƒÙمْ Ù„Ùيَوْم٠الْجَمْع٠ۖ ذَٰلÙÙƒÙŽ يَوْم٠التَّغَابÙÙ†Ù Û—
“(Ingatlah) hari (dimana) Allah mengumpulkan kamu pada hari pengumpulan, itulah hari dinampakkan kesalahan-kesalahan.” (QS. At-Taghabun: 9).
Imam Ibnu Katsir rahimahullah menyatakan bahwa maksudnya adalah At-Taghabun itu di antara nama kiamat. Karena saat itu penduduk surga membuat penduduk neraka bersedih hati, sebagaimana pendapat ini dikatakan oleh Qatadah dan Mujahid. Muqatil bin Hayyan menyatakan bahwa tidak ada hari yang membuat seseorang bersedih selain ketika melihat ada yang masuk surga dan ada yang masuk neraka.
Dalam Tadabbur Al-Mufashshal (hlm. 51) menyebutkan at-taghabun adalah hari di mana ditampakkan orang kafir benar-benar merugi karena enggan beriman dan orang mukmin merasa rugi karena kurangnya dalam berbuat baik.
Dalil-dalil adanya hari berbangkit
Pertama: Dalil yang menunjukkan Allah menciptakan langit dan bumi, seperti dalam ayat,
لَخَلْق٠السَّمَاوَات٠وَالْأَرْض٠أَكْبَر٠مÙنْ خَلْق٠النَّاس٠وَلَكÙÙ†ÙŽÙ‘ أَكْثَرَ النَّاس٠لَا يَعْلَمÙونَ
“Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Ghafir/ Al-Mukmin: 57)
Kedua: Dalil yang menunjukkan dihidupkannya bumi setelah matinya, seperti pada firman Allah,
ÙˆÙŽÙ…Ùنْ آَيَاتÙه٠أَنَّكَ تَرَى الْأَرْضَ Ø®ÙŽØ§Ø´ÙØ¹ÙŽØ©Ù‹ ÙÙŽØ¥ÙØ°ÙŽØ§ أَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ Ø¥ÙÙ†ÙŽÙ‘ الَّذÙÙŠ Ø£ÙŽØÙ’يَاهَا Ù„ÙŽÙ…ÙØÙ’ÙŠÙÙŠ الْمَوْتَى Ø¥Ùنَّه٠عَلَى ÙƒÙÙ„ÙÙ‘ شَيْء٠قَدÙيرٌ
“Dan di antara tanda-tanda-Nya (Ialah) bahwa kau lihat bumi kering dan gersang, maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan Yang menghidupkannya, Pastilah dapat menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Fushshilat: 39)
Ketiga: Dalil yang menunjukkan adanya penciptaan manusia. Allah yang mampu menciptakan manusia tentu mampu untuk mengembalikan dengan menghidupkannya kembali. Hal ini sebagaimana dalam ayat,
Ù‚Ùلْ ÙŠÙØÙ’ÙŠÙيهَا الَّذÙÙŠ أَنْشَأَهَا أَوَّلَ مَرَّة٠وَهÙÙˆÙŽ بÙÙƒÙÙ„ÙÙ‘ خَلْق٠عَلÙيمٌ
“Katakanlah: “Ia akan dihidupkan oleh Rabb yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk.” (QS. Yasin: 79)
Keempat: Dalil yang menunjukkan Allah membangunkan orang yang mengalami mati sugro (mati kecil yaitu tidur), lalu bangun dari tidurnya. Hal ini seperti dipahami dari doa ketika bangun tidur,
اَلْØÙŽÙ…ْد٠لÙلَّه٠الَّذÙيْ Ø£ÙŽØÙ’يَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا ÙˆÙŽØ¥Ùلَيْه٠النÙّشÙوْرÙ
“ALHAMDULLILLAHILLADZI AHYAANAA BADA MAA AMAATANAA WA ILAIHIN NUSHUR” (artinya: Segala puji bagi Allah, yang telah membangunkan kami setelah menidurkan kami dan kepada-Nya lah kami dibangkitkan). (HR. Bukhari, no. 6325)
Kelima: Manusia diciptakan dari mani yang hina (yang keluar dari tempat najis) hingga ia tumbuh besar. Seperti ini mau mengingkari dan mendustakan Allah yang Mahamampu untuk membangkitkannya. Makanya Allah Ta’ala berfirman,
أَوَلَمْ يَرَ الْإÙنْسَان٠أَنَّا خَلَقْنَاه٠مÙنْ Ù†ÙØ·Ù’Ùَة٠ÙÙŽØ¥ÙØ°ÙŽØ§ Ù‡ÙÙˆÙŽ خَصÙيمٌ Ù…ÙØ¨Ùينٌ
“Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata!” (QS. Yasin: 77)
Keenam: Allah menciptakan api dari kayu yang hijau seperti disebutkan dalam ayat,
الَّذÙÙŠ جَعَلَ Ù„ÙŽÙƒÙمْ Ù…ÙÙ†ÙŽ الشَّجَر٠الْأَخْضَر٠نَارًا ÙÙŽØ¥ÙØ°ÙŽØ§ أَنْتÙمْ Ù…Ùنْه٠تÙÙˆÙ‚ÙØ¯Ùونَ
“Yaitu Rabb yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu.” (QS. Yasin: 80). Ini saja bisa Allah wujudkan, termasuk membangkitkan manusia dari matinya.
Referensi:
- At-Tashiil li Ta’wil At-Tanziil – Juz-u ‘Amma.Cetakan kedua, Tahun 1424 H. Syaikh Musthafa Al-‘Adawi. Penerbit Maktabah Makkah.
- Iidhah Syarh As-Sunnah li Al-Muzani.Cetakan Tahun 1439 H. Syaikh Dr. Muhammad bin ‘Umar Salim Bazmul. Penerbit Darul Mirats An-Nabawiy.
- Syarh As-Sunnah. Cetakan kedua, Tahun 1432 H. Imam Al-Muzani. Ta’liq: Dr. Jamal ‘Azzun. Penerbit Maktabah Dar Al-Minhaj.
- Tamam Al–Minnah ‘ala Syarh As-Sunnah li Al-Imam Al-Muzani.Khalid bin Mahmud bin ‘Abdul ‘Aziz Al-Juhani. www.alukah.net.
Disusun @ Masjid Al-Ikhlas Karangbendo Jogja, 24 Muharram 1441 H (24 September 2019)
Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal