Jangan Marah
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, seorang lelaki berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Berilah aku wasiat.” Beliau menjawab, “Janganlah engkau marah.” Lelaki itu mengulang-ulang permintaannya, (namun) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (selalu) menjawab, “Janganlah engkau marah.” (HR. Bukhari no. 6116}
Lima Kiat Meredam Marah
1- Membaca ta’awudz, meminta perlindungan pada Allah dari godaan setan
Kenapa sampai meminta tolong pada Allah agar dilindungi dari setan? Karena dalil-dalil berikutnya akan terlihat jelas bahwa marah bisa dari setan. Maka kita mengamalkan firman Allah dari ayat berikut,
ÙˆÙŽØ¥Ùمَّا يَنْزَغَنَّكَ Ù…ÙÙ†ÙŽ الشَّيْطَان٠نَزْغٌ ÙÙŽØ§Ø³Ù’ØªÙŽØ¹ÙØ°Ù’ Ø¨ÙØ§Ù„لَّه٠ۚإÙنَّه٠سَمÙيعٌ عَلÙيمٌ
“Dan jika setan datang menggodamu, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar Maha Mengetahui.” (QS. Al-A’raf: 200)
Sulaiman bin Shurod radhiyallahu ‘anhu berkata,
ÙƒÙÙ†Ù’ØªÙ Ø¬ÙŽØ§Ù„ÙØ³Ù‹Ø§ مَعَ النَّبÙÙŠÙÙ‘ صَلَّى الله٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ وَرَجÙÙ„Ø§ÙŽÙ†Ù ÙŠÙŽØ³Ù’ØªÙŽØ¨ÙŽÙ‘Ø§Ù†ÙØŒ ÙÙŽØ£ÙŽØÙŽØ¯ÙÙ‡Ùمَا اØÙ’مَرَّ وَجْهÙÙ‡ÙØŒ وَانْتَÙَخَتْ أَوْدَاجÙÙ‡ÙØŒ Ùَقَالَ النَّبÙÙŠÙÙ‘ صَلَّى الله٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ: ” Ø¥ÙÙ†Ùّي لَأَعْلَم٠كَلÙمَةً لَوْ قَالَهَا ذَهَبَ عَنْه٠مَا ÙŠÙŽØ¬ÙØ¯ÙØŒ لَوْ قَالَ: أَعÙÙˆØ°Ù Ø¨ÙØ§Ù„لَّه٠مÙÙ†ÙŽ Ø§Ù„Ø´ÙŽÙ‘ÙŠÙ’Ø·ÙŽØ§Ù†ÙØŒ ذَهَبَ عَنْه٠مَا ÙŠÙŽØ¬ÙØ¯Ù“
“Pada suatu hari aku duduk bersama-sama Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam sedang dua orang lelaki sedang saling mengeluarkan kata-kata kotor satu dan lainnya. Salah seorang daripadanya telah merah mukanya dan tegang pula urat lehernya. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Sesungguhnya aku tahu satu perkataan sekiranya dibaca tentu hilang rasa marahnya jika sekiranya ia mau membaca, ‘A’udzubillahi minas-syaitani’ (Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan), niscaya hilang kemarahan yang dialaminya.” (HR Bukhari, no. 3282)
Juga ada hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
Ø¥ÙØ°ÙŽØ§ ØºÙŽØ¶ÙØ¨ÙŽ Ø§Ù„Ø±ÙŽÙ‘Ø¬ÙÙ„Ù Ùَقَالَ أَعÙÙˆÙ’Ø°Ù Ø¨ÙØ§Ù„له٠، سَكَنَ غَضْبÙÙ‡Ù
“Jika seseorang dalam keadaan marah, lantas ia ucapkan, ‘A’udzu billah (Aku meminta perlindungan kepada Allah)’, maka redamlah marahnya.” (HR. As-Sahmi dalam Tarikh Jarjan, 252. Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 1376)
2- Diam
Karena yang namanya marah itu jika keluar bisa jadi keluar kata-kata yang tidak Allah ridhai. Ada yang marah keluar kata-kata kufur, ada yang marah keluar kalimat mencaci maki, ada yang marah keluar kalimat laknat, ada yang marah keluar kalimat cerai hingga hal-hal sekitarnya pun bisa hancur. Kalau seseorang memaksa dirinya untuk diam ketika akan marah, hal-hal yang rusak tadi tidak akan terjadi.
Ada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad,
ÙˆÙŽ Ø¥ÙØ°ÙŽØ§ ØºÙŽØ¶ÙØ¨ÙŽ Ø£ÙŽØÙŽØ¯ÙÙƒÙمْ ÙÙŽÙ„Ù’ÙŠÙŽØ³Ù’ÙƒÙØªÙ’
“Jika salah seorang di antara kalian marah, diamlah.” (HR. Ahmad, 1: 239. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan lighairihi).
3- Berganti posisi
Dari Abu Dzarr radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Ø¥ÙØ°ÙŽØ§ ØºÙŽØ¶ÙØ¨ÙŽ Ø£ÙŽØÙŽØ¯ÙÙƒÙمْ ÙˆÙŽÙ‡ÙÙˆÙŽ قَائÙÙ…ÙŒ ÙÙŽÙ„Ù’ÙŠÙŽØ¬Ù’Ù„ÙØ³Ù’ØŒ ÙÙŽØ¥Ùنْ ذَهَبَ Ø¹ÙŽÙ†Ù’Ù‡Ù Ø§Ù„Ù’ØºÙŽØ¶ÙŽØ¨ÙØŒ ÙˆÙŽØ¥Ùلاَّ ÙÙŽÙ„Ù’ÙŠÙŽØ¶Ù’Ø·ÙŽØ¬ÙØ¹Ù’
“Bila salah satu di antara kalian marah saat berdiri, maka duduklah. Jika marahnya telah hilang (maka sudah cukup). Namun jika tidak lenyap pula maka berbaringlah.” (HR. Abu Daud, no. 4782. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih).
4- Mengambil air wudhu
Dari Athiyyah As-Sa’di radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Ø¥ÙÙ†ÙŽÙ‘ الْغَضَبَ Ù…Ùنْ الشَّيْطَان٠وَإÙÙ†ÙŽÙ‘ الشَّيْطَانَ Ø®ÙÙ„ÙÙ‚ÙŽ Ù…Ùنْ النَّار٠وَإÙنَّمَا ØªÙØ·Ù’ÙÙŽØ£Ù Ø§Ù„Ù†ÙŽÙ‘Ø§Ø±Ù Ø¨ÙØ§Ù„ْمَاء٠ÙÙŽØ¥ÙØ°ÙŽØ§ ØºÙŽØ¶ÙØ¨ÙŽ Ø£ÙŽØÙŽØ¯ÙÙƒÙمْ Ùَلْيَتَوَضَّأْ
“Sesungguhnya amarah itu dari setan dan setan diciptakan dari api. Api akan padam dengan air. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaknya berwudhu.” (HR. Abu Daud, no. 4784. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).
5- Ingat wasiat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan janji beliau
Dari Mu’adz radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ كَظَمَ غَيْظاً ÙˆÙŽÙ‡ÙÙˆÙŽ Ù‚ÙŽØ§Ø¯ÙØ±ÙŒ عَلَى أَنْ ÙŠÙÙ†ÙŽÙÙّذه٠دَعَأه٠الله٠عَزَّ وَجَلَّ عَلَى Ø±ÙØ¤Ùوْس٠الْخَلاَئÙق٠يَوْمَ الْقÙيَامَة٠ØÙŽØªÙŽÙ‘Ù‰ ÙŠÙØ®ÙŽÙŠÙّرَه٠مÙÙ†ÙŽ الْØÙوْر٠مَا شَاءَ
“Barangsiapa menahan amarahnya padahal mampu meluapkannya, Allah akan memanggilnya di hadapan para makhluk pada hari Kiamat untuk memberinya pilihan bidadari yang ia inginkan.” (HR. Abu Daud, no. 4777; Ibnu Majah, no. 4186. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini sanadnya hasan)
Dari Abu Ad-Darda’ radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Wahai Rasulullah tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang dapat memasukkan dalam surga.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda,
لاَ تَغْضَبْ ÙˆÙŽÙ„ÙŽÙƒÙŽ الْجَنَّةÙ
“Janganlah engkau marah, maka bagimu surga.” (HR. Thabrani dalam Al-Kabir. Lihat Shahih At-Targhib wa At-Tarhib, hadits ini shahih lighairihi).
Wallahu waliyyut taufiq was sadaad
Sumber : https://rumaysho.com