News

Diet Ala Rasulullah SAW

Blog Single

Jika menela’ah kehidupan Rasulullah SAW, beliau jarang sekali sakit. Pola hidupnya sangatlah sehat. Dari mulai pola makan, istirahat, berolahraga dan sebagainya. Dan mungkin saja bisa dibuat metoda Diet syar’i yang mengikuti pola beliau.

Tentu perlu kajian lebih lanjut dikarenakan makanan-makanan yang berbeda jenisnya dengan makanan kita. Namun ada baiknya kita simak bagaimana islam menuntun umatnya, sebagaimana Alloh swt berfirman; “Hai sekalian manusia makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan jangan kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, karena syaitan musuh yang nyata bagimu.” (QS Al Baqarah, 2 : 168).

Sesungguhnya pangkal penyakit kebanyakan bersumber dari makanan. Maka tak heran bila Rasulullah memberi perhatian besar dalam masalah ini. Prinsip pertama makanan dan minuman harus halal dan thoyib (baik).

Maksudnya selain masuk kategori halal, maka makanan dan minuman kaum muslimin juga harus bersih dan mengandung kandungan gizi yang cukup. Juga menghindari dari pola makan yang berlebihan. Sebagaimana ayat ; Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS. Al A’raf, 7 : 31).

Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang manusia memenuhi satu wadah yang lebih berbahaya dibandingkan perutnya sendiri. Sebenarnya seorang manusia itu cukup dengan beberapa suap makanan yang bisa menegakkan tulang punggungnya. Namun jika tidak ada pilihan lain, maka hendaknya sepertiga perut itu untuk makanan, sepertiga yang lain untuk minuman dan sepertiga terakhir untuk nafas.” (HR. Ibnu Majah no. 3349 dan dinilai shahih oleh Al Albani dalam shahih sunan Ibnu Majah no. 2720).

Al Fudhail bin Iyyadh mengatakan, “Ada dua hal yang menyebabkan hati menjadi beku dan keras yaitu banyak berbicara dan banyak makan.”“Orang beriman itu makan dengan menggunakan satu lambung sedangkan orang yang kafir makan dengan menggunakan tujuh lambung.” (HR. Bukhari no. 5393, dan Muslim no. 2060).

Mengkonsumsi makanan berlebih selain menyebabkan berbagai macam penyakit juga memotivasi keinginan terhadap dunia yang berlebih. Menurut kajian tasawuf sumber malapetaka yang menimpa manusia itu disebabkan oleh kerakusan terhadap dunia, yang memotivasinya adalah perut dan alat kelamin.

Syahwat kelamin berkaitan dengan perut yang kekenyangan, sedang lapar adalah satu sarana menutup pintu kebinasaan. Ilmu tidak akan masuk kedalam perut yang terisi penuh makanan, banyak makan, banyak minum dan banyak tidur.

Nabi selalu mengambil makanan yang terdekat, memberikan keteladanan kepada orang yang beriman agar tidak diperkenankan “rakus” dan serakah dalam soal makanan.

Rasul lebih sering makan Nabati meski juga memakan daging tapi sesekali saja dan tidak banyak. Daging yang disukai nabi adalah daging yang mudah dicerna yaitu daging bagian lengan. Makanan favorit Rasul adalah labu.

Dari Anas bin Malik mengisahkan, “Seorang tukang jahit mengundang Rasulullah SAW untuk menikmati hidangan makan yang disajikannya. Maka aku mendatangi undangan makan itu bersama Rasulullah. Dia pun menghidangkan di hadapan Rasulullah roti gandum serta kuah berisi labu dan daging. Lalu aku melihat Rasulullah menjumputi labu dari pinggiran pinggan. Maka sejak hari itu aku selalu menyukai labu.”(HR Bukhari).

Berikut secara ringkas pola sehat kebiasaan Rasulullah SAW. Beliau bangun di sepertiga malam sebelum subuh dan melaksanakan qiyamul lail. Rasulullah SAW juga biasa bersiwak.

Dari Abu Hurairah r.a. dari Rasulullah SAW, bahwa beliau bersabda "Seandainya tidak memberatkan ummatku, maka sungguh aku sudah memerintahkan mereka Untuk bersiwak (sikat gigi) setiap kali berwudlu" (HR.Malik, Ahmad, dan Nasai dan dinilai Shohih oleh Ibnu Khuzaimah).

Menu sarapannya dengan segelas air yang dicampur dengan madu. Tujuh butir kurma ajwa (matang) menjadi kebiasaan Rasulullah saw Dalam Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim, diriwayatkan hadits dari Sahabat Sa’ad bin Abi Waqqash, dari Nabi SAW, bahwa beliau pernah bersabda.“Artinya : Barangsiapa mengkonsumsi tujuh butir kurma Ajwah pada pagi hari, maka pada hari itu ia tidak akan terkena racun maupun sihir”.

Hal ini terbukti ketika seorang wanita Yahudi menaruh racun dalam makanan Rasulullah pada sebuah percobaan pembunuhan di perang Khaibar, racun yang tertelan oleh beliau kemudian bisa dinetralisir oleh zat-zat yang terkandung dalam kurma. Sementara itu Bisyir ibnu Al Barra’, salah seorang sahabat yang ikut makan racun tersebut akhirnya meninggal, tetapi Rasulullah saw selamat dari racun tersebut.

Menjelang sore hari, menu Rasulullah biasanya adalah Khol (cuka) adalah sejenis cairan. Jika kurma dimasukkan ke dalamnya, cairan tersebut akan terasa manis sehingga bisa diminum,dan minyak zaitun dikonsumsi dengan makanan pokok seperti roti gandum. Manfaatnya banyak sekali, di antara mencegah lemah tulang, kepikunan, melancarkan sembelit, menghancurkan kolesterol dan melancarkan pencernaan.

 Di malam hari, menu utama makan malam adalah sayur- sayuran. Secara umum, sayuran memiliki kandungan zat dan fungsi yang sama, yaitu menguatkan daya tahan tubuh dan melindunginya dari serangan penyakit. Sayyidina Umar ra, berkata : Jangan kau jadikan perutmu sebagai binatang ternak. Maka makanan Komposisi terbaik adalah : 10 % Hewani, 60 % biji-bijian, 30 % Sayuran dan buah.

Nabi makan dari berbagai makanan karena sesungguhnya bila makanan yang satu panas akan dipadamkan oleh makanan lain yang dingin. Sebagaimana hadist dari Abdullah bin Ja’far ra, ia menceritakan, bahwasanya ia melihat Rasulullah SAW menyantap kurma dengan mentimun. (HR. Bukhari dan Muslim)

Setelah makan malam Rasulullah tidak langsung tidur. Beliau beraktivitas seperti sholat terlebih dahulu supaya makanan yang dikonsumsi masuk lambung dengan cepat dan mudah dicerna. Nabi bersabda: “Hancurkan makanmu dengan dzikir dan shalat serta Janganlah tidur setelah makan maka hatimu menjadi keras.” (HR. Ibnu Sunni, Thabrani dan Baihaqi).

Dengan pola seperti itu belum lagi ditambah, pengelolaan hati yang sempurna seperti tidak mudah marah, tidak terganggu stress, selalu berbaik sangka, selalu menjaga kebersihan badan dan lingkungan, jika sakit minum obat-obatan herbal, seperti habbats, madu, juz kurma, dan banyak lagi faktor yang membuat Rasulullah SAW mengajarkan kita bahwa pola hidup sehat adalah pola hidup islami.

Dalam Islam diet bukan dilakukan semata untuk memperindah bentuk tubuh agar terlihat menarik dan cantik, namun juga untuk menjaga kesehatan seseorang dan agar lebih mudah dalam mencari pakaian. Orang yang memiliki berat badan berlebihan cenderung mengalami beberapa penyakit, misal seperti penyakit jantung, sesak napas, kolestrol, obesitas dan lain-lain. Maka dari itu dalam Islam diperbolehkan untuk melakukan diet, namun dengan cara yang benar sesuai cara diet dalam Islam, cara hidup sehat Rasulullah, dan mengikuti tips sehat ala Rasulullah.

Berikut ada beberapa cara diet yang aman bagi kesehatan dan diperbolehkan dalam Islam :

  1. Selalu Mengkonsumsi Makanan Yang Halal, Sehat dan Bergizi

Sebagai seorang muslim sudah menjadi keharusan bagi kita untuk mengkonsumsi makanan halal menurut Islam dan juga minuman halal dalam Islam. Dan Allah SWT. pun telah memerintahkan hambanya untuk memakan makanan yang dibolehkan dalam Islam, seperti firman Allah dalam (QS. Al-Baqarah:168) :

“Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah syaitan. Sungguh, syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”

Allah memerintah umatnya untuk mengkonsumsi makanan yang halal dikarenakan setiap makanan yang masuk kedalam tubuh kita akan diolah dan dicerna oleh tubuh, lalu memberikan fungsi tertentu melalui kandungan gizi dan vitamin makanan tersebut, yang kemudian akan berpengaruh pada tubuh kita. Jadi makanan bukan hanya sekedar untuk menghilangkan rasa lapar, namun juga berperan untuk kelangsungan hidup.

  1. Makan Minum Secukupnya dan Tidak Berlebihan

Makan yang berlebihan sudah pasti akan membuat kita menjadi hilang kendali dalam mengendalikan nafsu dan berat badan kita sudah dapat dipastikan akan semakin bertambah. Oleh karena itu di dalam Islam dianjurkan agar kita makan sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang.

Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW. bersabda :

“Tidaklah anak anak cucu Adam mengisi wadah yang lebih buruk dari perutnya. Sebenarnya beberapa suap saja sudah cukup untukk menegakan tulang rusuknya. Kalau dia harus mengisinya, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk bernapas, dan sepertiga lagi untuk bernapas.” (HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Muslim)

Dalam hadits tersebut dikatakan bahwa perut manusia adalah wadah yang paling buruk. Dan batas maksimum dalam mengisi perut adalah sepertiga makanan, sepertiga minuman dan sepertiga selanjutnya oksigen untuk bernapas.

Dan dalam (QS. Al-A’rf ayat 31) Allah SWT. berfirman :

“Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap memasuki masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.

  1. Tidak Tidur Setelah Makan

Tidur setelah makan hanya akan membuat kalori dan lemak semakin tertimbun didalam tubuh. Untuk membakar atau mengurangi kalori dan lemak dalam tubuh yang berlebihan diperlukan aktivitas aktif. Rasulullah SAW. semasa hidupnya selalu melakukan banyak kegiatan setelah makan, seperti berdzikir, shalat, dan lain-lain.

  1. Perbanyak Berpuasa Sunnah dan Menjalankan Puasa Wajib

Sebagai seorang muslim kita diwajibkan untuk menunaikan ibadah puasa wajib pada saat bulan Ramadhan, dan dianjurkan untuk melakukan puasa sunnah diluar setelah bulan Ramadhan. Puasa bukan hanya akan melatih hawa nafsu dan kesabaran, namun juga untuk membersihkan dan mengistirahatkan perut kita dari kegiatan pengolahan dan pencernaan makanan. Melakukan puasa sunnah atau wajib dapat menjadi salah satu alternative cara untuk diet secara Islam. Dan perlu diingat, kita tidak boleh menitik beratkan niat puasa karena ingin diet agar memiliki tubuh yang bagus, namun kita harus meniatkan puasa tersebut karena untuk mendapatkan ridha Allah SWT.

Sumber : https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-diet-dalam-islam

Share this Post: