Zakat bermakna Al-Barakatu, yang artinya berkah. Makna ini menegaskan bahwa orang yang selalu membayar zakat, hartanya akan selalu dilimpahkan keberkahan oleh Allah SWT, kemudian keberkahan harta ini akan berdampak kepada keberkahan hidup.
Keberkahan ini lahir karena harta yang kita gunakan adalah harta yang suci dan bersih sebab harta kita telah dibersihkan dari kotoran dengan menunaikan zakat, karena hakikatnya zakat itu berfungsi untuk membersihkan dan menyucikan harta.
Berzakat juga bagian dari rasa syukur, menjalankan rukun Islam, keinginan membagi sebagian harta dengan orang lain, sekaligus memancing turunnya rahmat Allah yang lebih besar dalam hidup ini.
Mari kita sucikan hati dan harta pribadi dengan menunaikan zakat kepada mereka yang berhak menerima #DimulaiDariZakatKita
Link Zakat>> https://www.rumahzakat.org/donasi/#zakat
Transfer Donasi
BCA 094 301 6001
Bank Syariah Mandiri 701 551 824 8
Konfirmasi transfer via WA Center di 0815 7300 1555
#KebahagiaanIndonesia #DimulaiDariZakatkita #SaatnyaZakat #Zakat #Infak #Donasi #Sedekah #RumahZakat #HappinesOfIndonesia #WorldHappiness #ZakatKita #ObatiSakit #CegahCovid #LawanCorona #HadapiCorona
Umat Islam dikaruniai beragam cara untuk mendapatkan kebahagian di surga kelak. Ragam cara tersebut sebagian ada yang berkaitan langsung dengan hubungan kepada Allah SWT dan yang berkaitan pula dengan sesama makhluk.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Thabrani, Abu Darda berkata, "Rasulullah SAW telah memberi wasiat kepadaku agar aku melihat kepada orang yang lebih rendah daripadaku dan tidak melihat kepada orang yang berada di atasku, mencintai orang-orang miskin dan mendekati mereka, menyambung tali silaturahim dengan orang yang memutuskan hubungan denganku, berkata atas nama Allah dan tidak takut dalam menegakkan kebenaran di jalan Allah, tidak meminta apa pun dari orang lain, dan memperbanyak bacaan hawqalah. Sesungguhnya semua itu adalah bekal menuju surga."
Ada beberapa prinsip hidup yang terkandung dalam hadis di atas yang jika dipegang teguh akan mengantarkan setiap Muslim menjadi penghuni surga.
Pertama, tidak tergoda oleh gemerlap kenikmatan dunia. Ia selalu melihat kepada orang yang lebih rendah dalam hal urusan dunia. Dengan begitu, ia tidak akan diperbudak nafsu untuk mengejar kenikmatan dunia.
Baginya, kepuasan yang sesungguhnya bukan karena melimpahnya harta dan benda, tetapi karena keberhasilannya mensyukuri nikmat Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, "Bukanlah kekayaan itu dengan melimpahnya harta dan benda, melainkan kekayaan itu adalah kekayaan jiwa." (HR Abu Ya'la).
Kedua, meningkatkan ibadah sosial. Dalam hidup, setiap Muslim tidak hanya cukup dengan ibadah ritual tetapi juga ibadah sosial. Ini dapat dilakukan dengan memberi perhatian kepada orang miskin. Sikap ini akan melahirkan kesadaran bahwa hikmah perbedaan kondisi kehidupan manusia adalah agar satu sama lain saling menolong.
Menyambung tali silaturahim dengan orang yang telah memutuskan hubungan dengan kita juga merupakan bentuk ibadah sosial. Ini hanya bisa dilakukan oleh orang yang ikhlas dan berjiwa besar.
Rasa kasih sayang telah mengalahkan prasangka buruk terhadap orang lain. Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahim." (HR Bukhari Muslim).
Ketiga, berjuang menegakkan kebenaran di jalan Allah. Ini adalah perjuangan yang sangat mulia di sisi Allah. Orang yang yakin atas pertolongan Allah, ia tidak akan mundur dalam memperjuangkan kebenaran. Puncak kebahagiaan adalah ketika kebenaran berhasil mengalahkan kebatilan. Allah berfirman, "Kebenaran itu datang dari Tuhanmu. Dan janganlah kamu sekali-kali termasuk orang-orang yang ragu terhadap kebenaran itu." (QS 2:147).
Keempat, hidup mandiri dan tidak bergantung kepada orang lain. Ini berarti bahwa setiap orang diperintahkan untuk berusaha dan bekerja dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Hidup sederhana dengan hasil keringat sendiri lebih baik daripada hidup berlimpah tetapi dari pemberian orang lain. Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah sekali-kali seseorang itu makan makanan lebih baik daripada apa yang dimakannya dari hasil jerih payahnya sendiri. Dan Nabi Daud AS itu makan dari hasil jerih payahnya sendiri." (HR. Bukhari).
sumber : republika.co.id
www.rumahzakat.org
#KebahagiaanIndonesia #DimulaiDariSedekahKita #DimulaiDariZakatkita #SaatnyaZakat #Zakat #Infak #Donasi #Sedekah #RumahZakat #HappinesOfIndonesia #WorldHappiness #ZakatKita #ObatiSakit #CegahCovid #LawanCorona #HadapiCorona
Satu kisah, Ali bin Abi Thalib berada dalam sebuah peperangan. Saat menghadapi lawannya, Ali bin Abi Thalib dalam posisi unggul. Ketika hendak menebas musuhnya, sang lawan meludahi wajah sepupu Rasulullah SAW ini.
Seketika Ali menahan diri. Ia terdiam. Sang musuh heran. "Wahai Ali, kenapa engkau tidak jadi melawanku?".
Setelah itu, Ali pun menjawab, "Ketika aku menjatuhkanmu, aku ingin membunuhmu karena Allah. Akan tetapi ketika engkau meludahiku, maka niatku membunuhmu karena marahku kepadamu," kata Ali.
Sikap ini teladan dari seorang sahabat Rasulullah SAW. Ia tahu, menjadi marah akan menghilangkan akal dan pikiran. Satu hal yang tak kehendaki ketika seseorang ingin memperoleh kemuliaan dari Sang Pencipta. Bisa saja Ali meenebas lawannya. Namun, Ali RA memilih menahan amarahnya.
Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, seorang sahabat pernah meminta nasihat kepada Rasulullah SAW. “Berilah saya nasihat wahai Rasulullah,” ujarnya. “La taghdab (jangan engkau marah),” jawab Rasulullah singkat. Lelaki itu kembali mengulang pertanyaannya, tapi jawaban Rasulullah tetap saja sama baginya. (HR Bukhari).
Imam Nawawi mengatakan, makna dari jangan marah ini dalam hadis Rasulullah SAW tersebut adalah jangan sampai seseorang menumpahkan kemarahan, sehingga membutakan hatinya. Ketika seorang ingin marah, ketika itulah ia harus bisa menguasai dirinya. Sehingga, rasa marah tidak memengaruhinya untuk bisa berpikir, berucap, dan mengambil keputusan dengan baik dan hati yang jernih.
Karenanya, dianjurkan kepada seseorang yang diselimuti rasa marah hendaklah menenangkan dirinya terlebih dahulu sebelum bertindak atau berucap. Dalam hadis riwayat Ahmad, Rasulullah SAW bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian marah dalam keadaan berdiri maka hendaknya dia duduk. Kalau marahnya belum juga hilang maka hendaknya dia berbaring."
Sebagaimana hadis dari Sulaiman bin Surd yang menceritakan, "Suatu hari saya duduk bersama Nabi SAW. Ketika itu, ada dua orang yang saling memaki. Salah satunya, wajahnya telah merah karena diliputi marah. Rasulullah SAW bersabda, ‘Sungguh saya mengetahui ada satu kalimat, jika dibaca oleh orang ini maka marahnya akan hilang. Jika dia membaca ta’awuz a’udzu billahi minas syaithanir rajiim. marahnya akan hilang." (HR Bukhari dan Muslim).
Di kehidupan yang serbamodern ini, masyarakat begitu banyak menghadapi dorongan untuk marah. Dari update status di sosial media misalnya, sangat berpotensi memicu kemarahan. Atau mungkin ketika berkendara, ada pengendara lain yang seenaknya sendiri dalam berkendara sangat mungkin memicu amarah orang lain.
Menjadi marah sangatlah mudah, meredamnya itu yang sulit. Namun, ketika kita sudah tahu apa dampak dari marah itu, semisal terputusnya hubungan tali silaturahim atau yang lebih fatal lagi berurusan dengan hukum. Contoh lain, bagaimana dengan dampak kesehatan, sejumlah peneliti mengaitkan marah dan risiko penyakit. Jadi patut kita renungkan betapa pentingnya menahan marah.
Dalam Alquran, dikatakan orang yang mampu menahan amarah termasuk golongan orang bertakwa yang berhak atas surga. (QS Ali Imran [3] ayat 133-134). Nabi pun berpesan, "Orang yang kuat bukanlah orang yang tangkas dalam bertarung, melainkan orang yang bisa menyapih diri ketika marah." (HR Malik).
Allah SWT memberikan sifat kemanusiaan kita berupa emosi atau rasa marah untuk menjadi ujian. Ketika kita mampu mengatasi ujian tersebut tentu akan lahir seorang pribadi yang sabar dan bersyukur. Wallahu a'lam bisshawab.
www.rumahzakat.org
#KebahagiaanIndonesia #DimulaiDariSedekahKita #DimulaiDariZakatkita #SaatnyaZakat #Zakat #Infak #Donasi #Sedekah #RumahZakat #HappinesOfIndonesia #WorldHappiness #ZakatKita #ObatiSakit #CegahCovid #LawanCorona #HadapiCorona
2.750 ton amonium nitrat meledak di Ibu Kota Libanon, Beirut
Seluruh kota terguncang kepulan asap hitam membumbung tinggi
Ledakan dahsyat ini meluluh lantahkan hampir setengah kota Beirut
Warga panik, bingung ,ketakutan akibat tragedi ini
"Saya tidak pernah yang seperti ini. Mengerikan," petugas bernama Rouba
"Asap masih mengepul saat malam. Seluruh kota gelap, sulit untuk berjalan, orang-orang berlumur darah. Saya melihat nenek berusia 86 tahun dirawat dokter yang berlari keluar dari rumahnya dengan perlengkapan bantuan pertama," Rose, Wartawan BBC
Ditengah krisis ekonomi dan pademi yang melanda warga Lebanon harus menghadapi tragedi mencekam ini. 137 orang meninggal dunia, 4.000 orang terluka, lebih dari 3.000 orang kehilangan tempat tinggal
Kini mereka kesulitan pasokan makanan dan kebutuhan darurat
Mari bantu mereka, Peduli Kemanusiaan
Peduli Lebanon #Dimulaidariaksikita
Donasi sekarang klik: https://www.rumahzakat.org/donasi/#bantuan-kemanusiaan
#RumahzakatAction #Kemanusiaan #RumahZakat #Libanon #Beirut #Lebanon #bencana #Pedulilibanon #Dimulaidarikita
Sahabat, tidak semua anak di Indonesia bisa merasakan pendidikan sekolah yang layak. Banyak dari mereka yang membutuhkan bantuan kita untuk tetap sekolah dan bisa belajar dengan baik.
Anak-anak adalah penerus generasi bangsa, pendidikan begitu penting untuk mereka. Kita harus bisa selamatkan anak-anak bangsa dari kurangnya pendidikan formal.
Ditambah Saat ini, ditengah pandemic Covid-19 membuat keadaan ekonomi keluarga semakin sulit, untuk makan saja sulit apalagi untuk biaya sekolah, atau biaya untuk sekolah daring dari rumah.
Yuk bantu fasilitasi anak Indonesia yang kurang mampu agar bisa tetap belajar dan menempuh pendidikan untuk Kebahagiaan Indonesia untuk Bangsa yang lebih baik.
Bersama Rumah Zakat dalam Program Beasiswa Juara, Bahagiakan Anak-anak Indonesia #DimulaiDariKita
Donasi Beasiswa Klik: https://www.rumahzakat.org/donasi/#beasiswa-anak-juara
#RumahZakat #Beasiswa #AnakIndonesia #GenerasiBangsa #KebahagiaanIndonesia #DimulaiDariKita #Pendidikan #PendidikanAnakIndonesia #Berbagi #BangsaCerdas
Hakikatnya zakat tidak hanya mampu mensucikan harta, tapi juga dapat mengharmoniskan hubungan sosial. Tidak banyak orang yang tau zakat juga berperan mencairkan keharmonisan sosial yang mengkristal karena kesenjangan ekonomi.
Zakat mengajarkan kepada kita untuk selalu berempati dan memiliki kepedulian sosial kepada orang-orang yang tidak mampu. Kemampuan merespons kondisi lingkungan mengajarkan kepada setiap muslim untuk memiliki kecerdasan emosial yang lebih baik.
Terutama dimasa pandemi yang menyebabkan krisis ekonomi seperti sekarang, zakat mempunyai peran penting untuk menjadi solusi. Karena zakat kita sungguh berguna bagi mereka fakir miskin atau kaum dhu’afa.
Mari sahabat segera tunaikan kewajiban yang satu ini, melalui link dibawah ini :
Mari segera tunaikan zakat, untuk tebarkan kebahagiaan #DimulaiDariZakatkita
Link Zakat>> https://www.rumahzakat.org/donasi/#zakat
Transfer Donasi
BCA 094 301 6001
Bank Syariah Mandiri 701 551 824 8
Konfirmasi transfer via WA Center di 0815 7300 1555
#KebahagiaanIndonesia #DimulaiDariZakatkita #SaatnyaZakat #Zakat #Infak #Donasi #Sedekah #RumahZakat #HappinesOfIndonesia #WorldHappiness #ZakatKita #ObatiSakit #CegahCovid #LawanCorona #HadapiCorona
Keutamaan berqurban begitu besar bagi muslim. Lalu apakah kita sudah menguatkan niat qurban sebagai tanda cinta kita kepada Allah SWT?
Saat kita memiliki kelebihan harta yang bisa gunakan untuk menunaikan qurban, jangan tunda lagi.
Beberapa hikmah qurban yang bisa kita dapatkan, yaitu: Qurban dilakukan untuk meraih takwa. Yang ingin dicapai dari ibadah qurban adalah keikhlasan dan ketakwaan, bukan hanya daging atau darahnya. Itulah niat yang harus kita tancapkan dalam hati hati kita.
Qurban dilakukan dalam rangka bersyukur kepada Allah atas nikmat hayat (kehidupan) yang diberikan.
Qurban dilaksanakan untuk menghidupkan ajaran Nabi Ibrahim ‘alaihis salaam. Agar setiap mukmin mengingat kesabaran Nabi Ibrahim dan Isma’il ‘alaihimas salaam, yang ini membuahkan ketaatan pada Allah dan kecintaan padaNya lebih dari diri sendiri dan anak.
Ibadah qurban lebih baik daripada bersedekah dengan uang yang senilai dengan hewan qurban.
Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar Walahaulawala Quwwata illabilla hil ‘aliyil ‘azhim.
Allahumma sholli ‘ala Muhammad, wa ‘ala ali Muhammad.
Astaghfirullahal ‘azhim wa atubu ilaih.
Qurban sekarang cek stocknya mumpung masih ada waktu : www.rumahzakat.org/superqurban
#KebahagiaanIndonesia #DimulaiDariKita #DimulaiDariSedekahKita #DimulaiDariZakatkita #SaatnyaZakat #Zakat #Infak #Donasi #Sedekah #RumahZakat #HappinesOfIndonesia #WorldHapiness #ZakatKita #DiselamatkanAllah #EdukasiSedekah #ManfaatSedekah #inspirasiku #tulangrusuk
Jawabannya adalah dengan menunaikan zakat, karena dengan melaksanakan perintah-Nya diiringi rasa syukur, nikmat harta itu akan menambah keberkahan harta. Dan diantara bentuk keberkahan itu adalah semakin dibanyakkan nikmat yang diterima dari Allah.
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS At Taubat: 71)
Sahabat, limpahan harta yang diberikan Allah bukanlah semata-mata untuk kita sendiri. Ingat, Ada hak fakir miskin yang harus kita sampaikan. Dengan menyisihkan 2,5 % dari harta kita, Allah menjanjikan kebaikan yang berlipat ganda bagi hamba-Nya yang taat.
Mari bersyukur atas nikmat yang Allah berikan #DimulaiDariZakatKita
Transfer Donasi
BCA 094 301 6001
Bank Syariah Mandiri 701 551
824 8
Konfirmasi transfer via WA Center di 0815 7300 1555
Link Zakat>> https://www.rumahzakat.org/donasi/#zakat
#KebahagiaanIndonesia #DimulaiDariZakatkita #SaatnyaZakat #Zakat #Infak #Donasi #Sedekah #RumahZakat #HappinesOfIndonesia #WorldHappiness #ZakatKita #ObatiSakit #CegahCovid #LawanCorona #HadapiCorona