News

Gambar Tidak Tersedia

Apa itu Superqurban??

Superqurban adalah salah satu produk inovasi RZ dalam program optimalisasi pelaksanaan ibadah qurban dengan mengolah dan mengemas daging qurban menjadi kornet. Produk Superqurban mampu menjawab permasalahan pendistribusian daging qurban sampai ke daerah-daerah pelosok dan terdepan di nusantara. Kornet yang tahan hingga 3 tahun, dapat didistribusikan sepanjang tahun, dan efektif untuk pembinaan gizi dan aqidah. RZ mendapat banyak dukungan dan apresiasi atas penyelenggaraan hingga distribusi program Superqurban, karena dinilai menjadi inovasi optimalisasi daging hewan qurban.

Superqurban sebagai produk kaya manfaat ini telah dirasakan oleh saudara-saudara kita di wilayah Indonesia Timur, seperti Pulau Tello, Pulau Kayuwadi, Pulau Alor, Pulau Rote, Pulau Sabu, Pulau Sumba, Pulau Komodo, Pulau Buton, Pulau Obi, Pulau Raja Ampat yang disebarkan melalui program Ekspedisi Bhakti PMK atau yang dahulu bernama Ekspedisi Bhakti Kesra Nusantara pada Juni 2013 hingga 2014.
Seperti halnya pada tahun 2016 ini, dalam Ekspedisi Bhakti PMK Relawan RZ menyalurkan sebanyak 30.000 kaleng kornet Superqurban di Pulau Bajo Pulo, Pulau Wetar, Pulau Matakus, dan Kaimana. Ini merupakan keenam kalinya, RZ kembali dipercaya Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) untuk turut berpartisipasi dalam Kegiatan Ekspedisi Bhakti PMK ini.

Bersama dengan TNI-AD dengan Kopassus RZ juga berhasil menyalurkan 8000 kornet Superqurban dalam Ekspedisi NKRI Koridor Papua Barat 2016 ke-6 di 8 wilayah ekspedisi, yakni Tambrau, Sorong, Sorong Selatan, Manokwari Selatan, Bintuni, Wondama, Fakfak, dan Kaimana.

Sobat sudah bisa mengikuti program Superqurban ini. Program kami jelas beda. daging qurban tak dibagikan langsung habis sehari tapi kami kornetkan dalam bentuk kaleng @ 200 gram. Disembelih saat hari Qurban, sesuai syar’i, diolah dengan mesin canggih tetap klinis dan higienis. Distribusi bisa lebih panjang dan simpel serta menjangkau setiap pelosok nusantara. Tak perlu khawatir hewan sakit atau cacat saat tiba di lokasi.

Metode pengkornetan daging qurban dalam program Superqurban ini mempunyai manfaat yang lebih baik, diantaranya adalah:

  1. Sesuai syariah. Hewan dipotong dalam kondisi sehat pada hari raya Idul Adha hingga hari tasyrik.
  2. Praktis. Mudah dibawa, mudah dibuka, siap menjangkau berbagai kawasan rawan pangan di Nusantara.
  3. Kesehatan Terjamin. Hewan qurban di karantina dalam pengawasan dokter hewan.
  4. Kornet tahan lama hingga jangka waktu 3 tahun. Diproduksi oleh perusahaan yang telah berpengalaman dalam pengemasan produk ekspor, dengan standar halal MUI dan pengawasan BPOM.
  5. Aksi distribusi dilakukan sepanjang tahun. Tidak habis dalam sekejap sepekan hari raya qurban. Program penyaluran bisa lebih terarah dan terencana.
  6. Menjangkau pelosok Indonesia. Menjangkau daerah terpencil, pedesaan dan wilayah jangkauan bencana yang luas. Minim resiko dibanding bila di distribusikan dalam wujud hewan hidup.
  7. Memberdayakan Petani Lokal. Seluruh tahapan produksi dilakukan di Indonesia, program ini sangat efektif memberdayakan potensi peternak lokal yang utamanya berbasis di pesantren.Solusi
  8. Efektif Bantu Korban Bencana. Diantaranya untuk membantu korban terdampak kebakaran di Samarinda, korban terdampak puting beliung di Lampung Tengah, korban terdampak banjir di 3 kecamatan di Bandung yaitu Baleendah, Dayeuhkolot dan Bojongsoang, korban terdampak bencana banjir dan longsor di Jawa Tengah dan yang terakhir membantu korban terdampak kebakaran di Simprag Jakarta pada bulan Juli 2016 ini.
Gambar Tidak Tersedia

Web Care dapat diakses kembali

Bapak dan Ibu donatur yang di Muliakan Allah,
Alhamdulillah Maintenance Sistem kami telah selesai dilakukan, bapak/Ibu donatur bersamaan dengan ini pula kami sampaikan bahwa web ini dapat diakses kembali

Terimakasih kami ucapkan

Gambar Tidak Tersedia

Pengumuman : Maintenance Web

Bapak dan Ibu donatur yang di Muliakan Allah,
Untuk meningkatkan kualitas layanan kepada para donatur, saat ini kami sedang melakukan maintenance Sistem sampai dengan 2 x 24 Jam ke depan. Selama proses tersebut berlangsung layanan melalui web ini untuk sementara tidak dapat digunakan. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini
Informasi lebih lanjut hubungi call Centre 0804 100 1000

Gambar Tidak Tersedia

Permohonan maaf, Keterlambatan pengiriman Laporan

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bapak dan Ibu donatur yang di Muliakan Allah,

Atas nama Rumah Zakat, kami ingin memberitahukan bahwa untuk Laporan Zreport yang biasanya sudah dapat diakses setiap awal bulan, sebagai laporan donasi. Untuk bulan Agustus 2016 ini mohon maaf mengalami keterlambatan. Hal ini dikarenakan terdapat trouble di sistem aplikasi kami. Sehingga laporan ini belum dapat kami sampaikan tepat waktu.

Begitu juga dengan  Laporan Semester Beasiswa Anak Asuh pengiriman Laporan Semester Beasiswa periode Jan- Juni 2016 kepada donatur yang telah mengikuti  Program donasi Beasiswa Ceria dan Beasiswa Juara, belum dapat kami sajikan. Hal yang sama kami alami terjadi trouble pada sistem aplikasi laporan beasiswa.

Atas ketidaknyamanan ini kami menyampaikan permohonan maaf yang sedalam-dalamnya. Tim laporan saat ini sedang berjuang maksimal untuk dapat mengejar keterlambatan ini. Kami akan segera informasikan apabila kedua laporan tersebut sudah berhasil kami sampaikan di layanan My Report care.rumahzakat.org agar bapak dan ibu dapat segera melihat atau mengunduh laporan tersebut.

Demikian informasi yang dapat kami sampaikan, terima kasih atas perhatiannya.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Gambar Tidak Tersedia

Keutamaan 10 Malam Terakhir Ramadhan

Bulan Ramadhan merupakan momentum peningkatan kebaikan bagi orang-orang yang bertaqwa dan ladang amal bagi orang-orang shaleh. Terutama, sepuluh hari terakhir Ramadhan.

Sebagian ulama kita membagi bulan ini dengan tiga fase: fase pertama sepuluh hari awal Ramadhan sebagai fase rahmat, sepuluh di tengahnya sebagai fase maghfirah, dan sepuluh akhirnya sebagai fase pembebasan dari api neraka. Sebagaimana diriwayatkan oleh sahabat Salman Al Farisi: “Adalah bulan Ramadhan, awalnya rahmat, pertengahannya maghfirah, dan akhirnya pembebasan dari api neraka.”

Dari ummul mukminin, Aisyah ra., menceritakan tentang kondisi Nabi saw. ketika memasuki sepuluh hari terakhir Ramadhan: “Beliau jika memasuki sepuluh hari terkahir Ramadhan, mengencangkan ikat pinggang, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya.”

Apa rahasia perhatian lebih beliau terhadap sepuluh hari terakhir Ramadhan? Paling tidak ada dua sebab utama:

Sebab pertama, karena sepuluh terkahir ini merupakan penutupan bulan Ramadhan, sedangkan amal perbuatan itu tergantung pada penutupannnya atau akhirnya. Rasulullah saw. berdo’a:

“اللهم اجعل خير عمري آخره وخير عملي خواتمه وخير أيامي يوم ألقاك”

 

“Ya Allah, jadikan sebaik-baik umurku adalah penghujungnya. Dan jadikan sebaik-baik amalku adalah pamungkasnya. Dan jadikan sebaik-baik hari-hariku adalah hari di mana saya berjumpa dengan-Mu Kelak.” 

Jadi, yang penting adalah hendaknya setiap manusia meangakhiri hidupnya atau perbuatannya dengan kebaikan. Karena boleh jadi ada orang yang jejak hidupnya melakukan sebagian kebaikan, namun ia memilih mengakhiri hidupnya dengan kejelekan.

Sepuluh akhir Ramadhan merupakan pamungkas bulan ini, sehingga hendaknya setiap manusia mengakhiri Ramadhan dengan kebaikan, yaitu dengan mencurahkan daya dan upaya untuk meningkatkan amaliyah ibadah di sepanjang sepuluh hari akhir Ramadhan ini.

Sebab kedua, karena dalam sepuluh hari terakhir Ramadhan di duga turunnya lailatul qadar, karena lailatul qadar bisa juga turun pada bulan Ramadhan secara keseluruhan, sesuai dengan firman Allah swt.

إنا أنزلناه في ليلة القدر

“Sesungguhnya Kami telah turunkan Al Qur’an pada malam kemuliaan.”

 

Allah swt. juga berfirman:

شهر رمضان الذي أنزل فيه القرآن هدى للناس وبينات من الهدى والفرقان

“Bulan Ramadhan, adalah bulan diturunkan di dalamnya Al Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan dari petunjuk dan pembeda -antara yang hak dan yang batil-.”

Dalam hadits disebutkan: “Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan di dalamnya ada lailatul qadar, malam lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa diharamkan darinya maka ia diharamkan mendapatkan kebaikan seluruhnya. Dan tidak diharamkan kebaikannya kecuali ia benar-benar terhalang -mahrum-.”

Al qur’an dan hadits sahih menunjukkan bahwa lailatul qadar itu turun di bulan Ramadhan. Dan boleh jadi di sepanjang bulan Ramadhan semua, lebih lagi di sepuluh terakhir Ramadhan. Sebagaimana sabda Nabi saw.:

“التمسوها في العشر الأواخر من رمضان“.

“Carilah lailatul qadar di sepuluh terakhir Ramadhan.”

 

Pertanyaan -->, apakah lailatul qadar di seluruh sepuluh akhir Ramadhan atau di bilangan ganjilnya saja? Banyak hadits yang menerangkan lailatul qadar berada di sepuluh hari terakhir. Dan juga banyak hadits yang menerangkan lailatul qadar ada di bilangan ganjil akhir Ramadhan. Rasulullah saw. bersabda:

 

“التمسوها في العشر الأواخر وفي الأوتار”

“Carilah lailatul qadar di sepuluh hari terakhir dan di bilangan ganjil.”

 

“إن الله وتر يحب الوتر”

“Sesungguhnya Allah ganjil, menyukai bilangan ganjil.”

Oleh karena itu, kita rebut lailatul qadar di sepuluh hari terakhir Ramadhan, baik di bilangan ganjilnya atau di bilangan genapnya. Karena tidak ada konsensus atau ijma’ tentang kapan turunya lailatul qadar.

Di kalangan umat muslim masyhur bahwa lailatul qadar itu turun pada tanggal 27 Ramadhan, sebagaimana pendapat Ibnu Abbas, Ubai bin Ka’ab dan Ibnu Umar radhiyallahu anhum. Akan tetapi sekali lagi tidak ada konsensus pastinya.

Sehingga imam Ibnu Hajar dalam kitab “Fathul Bari” menyebutkan, “Paling tidak ada 39 pendapat berbeda tentang kapan lailatul qadar.”

Ada yang berpendapat ia turun di malam dua puluh satu, ada yang berpendapat malam dua puluh tiga, dua puluh lima, bahkan ada yang berpendapat tidak tertentu. Ada yang berpendapat lailatul qadar pindah-pindah atau ganti-ganti, pendapat lain lailatul qadar ada di sepanjang tahun. Dan pendapat lainnya yang berbeda-beda.

Untuk lebih hati-hati dan antisipasi, hendaknya setiap manusia menghidupkan sepuluh hari akhir Ramadhan.

Apa yang disunnahkan untuk dikerjakan pada sepuluh hari akhir Ramadhan?

Adalah qiyamullail, sebelumnya didahului dengan shalat tarawih dengan khusyu’. Qira’atul qur’an, dzikir kepada Allah, seperti tasbih, tahlil, tahmid dan takbir, istighfar, do’a, shalawat atas nabi dan melaksanakan kebaikan-kebaikan yang lainnya.

Lebih khusus memperbanyak do’a yang ma’tsur:

 

وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ : قُلْت : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، أَرَأَيْت إنْ عَلِمْت أَيُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ ، مَا أَقُولُ فِيهَا ؟ قَالَ : قُولِي : اللَّهُمَّ إنَّك عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Seperti yang diriwayatkan oleh Aisyah, bahwa beliau berkata: “Saya berkata: Wahai Rasul, apa pendapatmu jika aku mengetahui bahwa malam ini adalah lailatul qadar, apa yang harus aku kerjakan? Nabi bersabda: “Ucapkanlah: “Allahumma innaka afuwwun tuhibbul afwa fa’fu ‘anni.” (Ya Allah, Engkau Dzat Pengampun, Engkau mencintai orang yang meminta maaf, maka ampunilah saya.” (Riwayat Ahmad dan disahihkan oleh Al-Albani)

 

Patut kita renungkan, wahai saudaraku muslim-muslimah: “Laa takuunuu Ramadhaniyyan, walaakin kuunuu Rabbaniyyan. Janganlah kita menjadi hamba Ramadhan, tapi jadilah hamba Tuhan.” Karena ada sebagian manusia yang menyibukkan diri di bulan Ramadhan dengan keta’atan dan qiraatul Qur’an, kemudian ia meninggalkan itu semua bersamaan berlalunya Ramadhan.

 

Kami katakan kepadanya: “Barangsiapa menyembah Ramadhan, maka Ramadhan telah mati. Namun barangsiapa yang menyembah Allah, maka Allah tetap hidup dan tidak akan pernah mati.” 

Allah cinta agar manusia ta’at sepanjang zaman, sebagaimana Allah murka terhadap orang yang bermaksiat di sepanjang waktu. 

Dan karena kita ingin mengambil bekalan sebanyak mungkin di satu bulan ini, untuk mengarungi sebelas bulan selainnya.

Semoga Allah swt. menerima amal kebaikan kita. Amin

تقبل الله منا ومنكم صالح الأعمال.

 

Sumber : www.dakwatuna.com

Gambar Tidak Tersedia

Informasi layanan Operasional kantor RZ selama Ramadhan

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Bapak dan Ibu donatur yang di Muliakan Allah,

Untuk kemudahan Sobat berbagi di bulan Ramadhan, kantor RZ melayani lebih lama dan tetap buka di hari Sabtu-Minggu dari pukul 08.00 s.d. 20.00 waktu setempat.

Tgl 20 – 26 Juni 2016             : Pukul 08.00 – 20.00 WIB

Tgl 27 Juni – 4 Juli 2016         : Pukul 08.00 – 21.00 WIB

Tgl 5 Juli                                 : Pukul 08.00 – 22.00 WIB

Untuk membantu kemudahan berdonasi Bapak dan Ibu, kemudahan donasi kami hadirkan juga melalui sharinghappiness.org.

RZ tetap online melayani melalui WA RZ 0815 7300 1555, BB, FB dan Twitter.

Demikian informasi ini kami sampaikan kepada Bapak dan Ibu donatur, semoga bermanfaat.

Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Gambar Tidak Tersedia

Orang-orang yang Merugi Saat Ramadhan Pergi

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah atas segala nikmat-Nya. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya.

Ramadhan telah berlalu setengah perjalanan, di bulan ini banyak kebaikan, rahmat, dan keberkahan yang ditawarkan. Di dalamnya, hamba Allah yang beriman, memiliki kesempatan besar mengejar ketertinggalan pahala pada hari-hari sebelumnya. Ia pun bisa mengubur dosa-dosa dan kesalahannya di hari-hari lalu. Bahkan, ada Lailatul Qadar, di mana satu malam lebih mulia dari seribu bulan. Amal kebaikan di dalamnya nilainya lebih baik daripada amal serupa dikerjakan selama seribu bulan yang tak ada Lailatul Qadar di dalamnya. Subhanallah, anugerah besar bagi kaum mukminin. Namun, ternyata tak semua orang Islam bisa menyukurinya. Juga tak semua bisa sabar menahan diri dari kesibukannya terhadap dunia dan aktifitas dosa-dosa, guna mengisinya dengan meningkatkan ibadah, shaum, shalat, tilawah, sedekah dan lainnya. Sehingga saat Ramadhan pergi ia menjadi manusia yang merugi. Kenapa bisa? Karena ia tak mampu memetik pahala dan memanen ganjaran yang berlimpah. Bahkan kesalahan-kesalahannya tak juga dihapuskan, sedangkan dosa-dosanya belum jua diampuni.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah naik ke atas mimbar. Lalu beliau mengucapkan Amiin sebanyak tiga kali. Sebagian sahabat bertanya, "Engaku mengaminkan apa?" Kemudian Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam memberikan jawabannya, salah satunya:

وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ

"Amat merugi/hina seseorang yang Ramadhan masuk padanya kemudian Ramadhan pergi sebelum diampuni dosanya." (HR. al-Tirmidzi, Ahmad, al-Baihaqi, al-Thabrani, dan dishahihkan Al-Albani dalam Shahih al-Jaami', no. 3510)

Ya, orang yang merugi adalah mereka yang dosanya belum terampuni setelah Ramadhan berlalu. Mereka itu yang boleh jadi berpuasa dan qiyamnya, namun di saat yang sama tak mampu meninggalkan berkata dusta, berbuat nista, menyia-nyiakan waktu dan kesempatan serta yang semisalnya. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ وَالْجَهْلَ ، فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَه

"Siapa yang tak meninggalkan berkata dan berbuat dusta serta perbuatan bodoh, maka Allah tidak butuh ia meninggalkan makan dan minumnya." (HR. al-Bukhari dan Abu Dawud dengan lafadz miliknya) ini merupakan kinayah/kiasan bahwa Allah tiak menerima puasa semacam itu, sebagaimana yang diutarakan Ibnu Bathal dalam Subulus Salam.

Tanda Sukses Ramadhan

Sesungguhnya orang yang gagal dalam mengarungi Ramadhan adalah mereka yang tak terbangun ketakwaan dalam dirinya. Padahal tujuan dan hikmah utama dari puasa Ramadhan agar pelakunya senantiasa bertakwa. Yakni bertakwa saat menjalankan puasa dan takwa itu berlanjut sesudahnya. Oleh sebab itu, kalimat yang digunakan dalam ayat shiyam adalah Fi'il Mudhari', kata kerja yang menunjukkan masa sekarang dan akan datang yang memiliki faidah lil istimrar (untuk sesuatu yang kontinyu). Artinya takwa itu berlanjut dan terjaga hingga sesudah Ramadhan berlalu.

Sesungguhnya balasan terbesar yang diberikan kepada hamba beriman dan beramal shalih adalah Allah memberinya petunjuk untuk mengerjakan amal shalih lainnya. Ini pula yang akan didapatkan orang yang diterima amal puasanya. Keterangan ini kita dapatkan dari balasan sabar, di mana orang yang sabar saat ditimpa musibah, ridha akan ketetapan Allah, dan berharap pahala atas musibah itu, maka Allah akan memberinya petunjuk.

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ

"Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya." (QS. Al-Thaghabun: 11)

Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata dalam menafsirkan ayat di atas, "Maksudnya: dan siapa yang ditimpa musibah, lalu ia menyadari itu terjadi dengan qadha' Allah dan qadar-Nya, lalu ia bersabar, berharap pahala, dan menerima dengan lapang terhadap ketetapan Allah itu, maka Allah beri petunjuk kepada hatinya dan memberikan ganti yang lebih baik dari dunia yang luput darinya dengan petunjuk dalam hatinya serta keyakinan yang benar. Boleh jadi, Allah memberi ganti dari apa yang telah diambil-Nya yang lebih baik darinya."

Cukup jelas dari ayat di atas, bersabar menjadi sebab datangnya petunjuk. Dan balasan terbaik dari kesabaran adalah dilimpahkannya petunjuk dari Allah Ta'ala. Sementara shaum dan sabar, ibarat dua mata uang yang tak bisa dipisahkan. Bahkan dalam pelaksanaan shaum terkumpul tiga macam kesabaran, yaitu sabar dalam melaksanakan perintah Allah, sabar dalam meninggalkan larangan-Nya, dan sabar atas musibah yang datang dari-Nya. Dan siapa yang berpuasa Ramadhan dengan benar maka Allah akan senantiasa melimpahkan hidayah kepada-Nya untuk menjalankan ketaatan dan menjauhi larangan-larangan. Dengan kata lain, Allah akan membantunya untuk bertakwa kepada-Nya. Ini sangat selaras dengan tujuan dan hikmah puasa di atas.

. . . bersabar menjadi sebab datangnya petunjuk. Dan balasan terbaik dari kesabaran adalah dilimpahkannya petunjuk dari Allah Ta'ala. . .

Hidayah Adalah Balasan Terbesar

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman;

إِنَّ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ يَهْدِيهِمْ رَبُّهُمْ بِإِيمَانِهِمْ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمُ الْأَنْهَارُ فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka diberi petunjuk oleh Tuhan mereka karena keimanannya, di bawah mereka mengalir sungai-sungai di dalam surga yang penuh kenikmatan." (QS. Yunus: 9)

Perpaduan antara iman dengan konsekuaensi dan tuntutannya, berupa amal shalih, -yang mancakup amal dzahir dan batin- yang dikerjakan dengan ikhlash dan mutaba'ah (mengikuti sunnah) akan menjadi sebab datangnya hidayah, "mereka diberi petunjuk oleh Tuhan mereka karena keimanannya". Maksudnya: Dengan adanya iman yang benar dalam diri mereka tersebut, Allah membalas dengan pahala teragung untuk mereka, yaitu hidayah. Sehingga Allah mengajarkan kepada mereka apa saja yang berguna untuk mereka dan menganugerahkan amal-amal shalih yang menetas dari hidayah itu. Dengan hidayah tersebut, ia bisa memahami ayat-ayat Allah yang kauniyah maupun qur'aniyah. Sementara dalam mengarungi hidup di dunia, ia terbimbing untuk meniti shirathal mustaqim dan komitmen di atasnya. Adapun hidayah yang akan diraihnya di akhirat, negeri pembalasan, ia terbimbing untuk meniti jalan yang menghantarkan ke Jannatun Na'im. Sehingga sempurnalah hidayah yang ia peroleh sebagai balasan dari keimanan yang berpadu dengan amal shalih tadi.

Dalam pelaksanaan shaum Ramadhan juga demikian, Allah panggil hamba-hamba-Nya yang akan dikenakan kewajiban shiyam dengan panggilan iman. Artinya, bahwa keimanan merekalah yang distimulun untuk menjalankan shiyam. Pembenaran mereka kepada Allah dan syariat-Nya yang penuh dengan hikmah dan kebaikan yang bidik agar mendorongnya untuk menegakkan perintah dan menjauhi larangan dalam pelaksanaan shiyam.

Allah Ta'ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُون

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 183)

Hadits tentang amal-amal Ramadhan juga menunjukkan, iman dan hanya berharap pahala kepada Allah semata menjadi syarat untuk mendapatkan pahala besar dan ampunan. Misalnya dalam Shahihain, syarat seseorang mendapatkan pahala berlipat tanpa batas karena ia meninggalkan kesenangan dan makannya karena Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dan dalam hadits di Shahihain lainnya, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

"Siapa berpuasa Ramadhan imanan wa ihtisaban (dengan keimanan dan mengharap pahala), diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Dan siapa shalat pada Lailatul Qadar imanan wa ihtisaban (dengan keimanan dan mengharap pahala), diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim)

. . . . kesuksesan seseorang dalam pelaksanaan shiyam Ramadhan adalah dengan ia mendapatkan hidayah dari Allah untuk menjadi hamba Allah yang bertakwa. . . .

Sehingga dapat disimpulkan, kesuksesan seseorang dalam pelaksanaan shiyam Ramadhan adalah dengan ia mendapatkan hidayah dari Allah untuk menjadi hamba Allah yang bertakwa. Hamba Allah yang senantiasa dibimbing oleh hidayah Islam, dengan ia dipahamkan akan urusan dien dan diberi taufik untuk menjalankannya. Karena hidayah yang hakiki adalah yang mengandung dua hal ini; Ma'rifatul Haq Wal 'Amal Bihi (mengetahui kebenaran dan mengamalkannya). Oleh karena itu, seseorang yang merugi sesudah Ramadhan pergi adalah siapa yang gagal dalam melaksanakan ibadah Ramadhan sehingga ia tak mendapat ampunan dosa dan tak mendapatkan hidayah yang membimbingnya untuk lebih baik dan bertakwa. Semoga Allah tidak menjadikan kita sebagai bagian dari orang-orang yang meruhi saat Ramadhan pergi. [PurWD/voa-islam.com]

Gambar Tidak Tersedia

Menjadi Bagian yang Disebutkan dalam Hadits Rasulullah SAW

Subhanallah, walhamdulillah Ramadhan tinggal sepekan. Hati berbalut bahagia, Namun akan menjadi suatu kebahagiaan lahir dan batin kala kita menjadi golongan/ bagian orang yg disebutkan dalam hadist Rasulullah SAW dan disayang oleh Allah SWT.

Dalam sebuah riwayat Hadist Qudsi dikisahkan...
Ketika Rasulullah Saw tengah duduk berkumpul bersama para sahabat. Di sana berkumpul Abu Bakar, Umar, Utsman, Sayyidina Ali dan sahabat lainnya. Kemudian Rasulullah Saw bertanya : "Wahai sahabatku, tahukah kalian siapa hamba Allah yang paling mulia di sisi-Nya?"

Para sahabat terdiam. Seorang sahabat berkata : "Para Malaikat, Rasulullah, merekalah yang mulia." Rasulullah menjawab: "Ya, para Malaikat itu mulia, mereka sentiasa bertasbih dan beribadah kepada Allah, tapi bukan itu yang dimaksud."

Para sahabat kembali terdiam, lalu seorang sahabat berkata: "Ya Rasulullah, tentu para nabi. "Rasulullah tersenyum. Beliau berkata :"Ya, para Nabi itu mulia, mereka adalah utusan Allah. Mereka itu mulia. Tapi ada lagi yang lain."

Para sahabat terdiam. Lalu salah seorang sahabat berkata :"Apakah kami sahabatmu yang mulia itu? "Beliau tersenyum dan berkata :"Tentulah kalian mulia. Kalian dekat denganku. Kalian membantu perjuanganku. Tetapi ada yang lain yang mulia."

Para sahabat terdiam, mereka tidak mampu berkata apa-apa lagi. Rasulullah menundukkan wajahnya dan menangis di hadapan para sahabat. Para sahabat bertanya : "Mengapa engkau menangis ya Rasulullah?"

Rasulullah mengangkat wajahnya, terlihat bagaimana air mata berlinang membasahi pipi dan janggutnya. Lalu beliau berkata : "Wahai sahabatku, tahukah kalian siapa yang mulia itu? Mereka adalah insan-insan yang lahir jauh setelah wafatku nanti. Mereka begitu mencintai Allah. Dan tahukah kalian, mereka itu tak pernah memandangku. Mereka tidak pernah melihat wajahku. Mereka hidup tidak dekat dengan aku seperti kalian. Tapi mereka begitu rindu kepadaku. Dan saksikanlah wahai para sahabatku semuanya, akupun rindu kepada mereka. Mereka yang mulia itu, mereka itulah ummatku." Kembali Rasulullah Saw meneteskan air matanya. Dan para sahabatpun ikut menangis penuh haru.

Barangkali inilah kebahagiaan lahir dan batin bahwa kita menjadi golongan orang yang termasuk atau disebutkan dalam hadist Rasulullah Saw. Kami mengajak untuk membiasakan bershalawat atasnya, Allahumma Shalli Wasallim Ala Sayyidina Muhammad, Wa Ala Ali Sayyidina Muhammad. Semoga kita termasuk golongan orang yang dirindukan dan mendapat syafaat Rasulullah SAW. Bukankah kemuliaan bahkan derajat yang tinggi di sisi Allah SWT manakala kita menghidupkan sunahnya?

 

Menjelang bulan Ramadhan yang penuh berkah dan kemuliaan ini, berikut ini adalah beberapa amalan yang dapat kita amalkan untuk kita isi di bulan kemuliaanNya:

       Menunaikan Zakat Fitrah & Zakat Maal

Zakat fitrah sebagai penyempurna atas puasa yang kita lakukan selama sebulan penuh. Dan dikeluarkannya zakat maal (harta) bila telah mencapai haul dan nihsab, untuk menyucikan harta kita yang sebagiannya adalah terdapat hak orang lain. Zakat hukumnya wajib ditunaikan.

"Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah sebanyak satu sha kurma atau gandum, atas budak dan orang merdeka, laki-laki dan perempuan, anak kecil dan orang besar dari kalangan orang Islam. Dan Beliau memerintahkan agar ditunaikan sebelum orang-orang menunaikan shalat (ied)" (HR. Bukhari dan Muslim)

        Berbagi Buka Puasa

Berbagi makanan kepada orang yang berpuasa merupakan salah satu amalan yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. “Barangsiapa yang memberi makanan berbuka bagi orang yang berpuasa, maka baginya pahala yang semisal orang yang berpuasa tersebut tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut sedikit pun.” (HR. At Tirmidzi)

        Menyantuni Anak Yatim

Rasulullah sangat menyayangi Anak Yatim. Di bulan Ramadhan ini adalah kebahagiaan untuk kaum muslimin tanpa terkecuali, pun bagi anak yatim. Mari bahagiakan mereka di bulan yang Agung ini.

Anak yatim menangis, arasy berguncang. SabdaNya: Demi keagungan-Ku, siapa saja yang menghiburnya dan menghentikan tangisannya, Aku pastikan baginya surga (Hadist Qudsi 208)

        Menyantuni Fakir miskin, orang tua prasejahtera

“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin (Q.S. Al-Ma’un [107]:1-3).

Rasulullah Saw bersabda, “Saya dan orang yang menanggung anak yatim atau lainnya di surga, dan orang yang membantu janda dan orang miskin seperti pejuang di jalan Allah.

        Berbagi Al Quran di bulan Al Quran

Ramadhan adalah bulan Al Quran. Semoga dengan setiap ayat dan kebaikan yang dibaca menjadikannya pahala bagi orang yang menyedekahkannya, hal ini seiring dengan hadits “Apabila anak adam meninggal dunia maka terputuslah selurah amal dari perbuatannya kecuali tiga macam perbuatan; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim)

 

Rumah Zakat terus berkomitmen untuk memberikan kemudahan dalam menjembatani Bapak/ Ibu untuk beramal dan berbagi dengan kaum papa dan dhuafa yang membutuhkan. Kemudahan itu kami balut dalam program Senyum Ramadhan “Happy For All” di antaranya:

     1. Berbagi Buka Puasa

Paket makanan lengkap untuk berbuka puasa yang didistibusikan di 723 wilayah binaan di 94 kota/ kabupaten dan yang terdiri dari member pemberdayaan RZ serta jamaah masjid. Dengan menu paket sebagai berikut : Paket tajil, nasi, lauk pauk, sayur, makanan pembuka, air minum dan buah. Donasi Rp35.000/pack

     2. Kado Lebaran Yatim

Hadits di atas tadi menunjukkan besarnya keutamaan dan pahala orang yang menyantuni anak yatim. Bapak/ Ibu kini punya pilihan untuk turut membahagiakan anak yatim dan kurang mampu di momen Ramadhan yang istimewa, melalui program Kado Lebaran Yatim (KLY). Kami distribusikan di 723 wilayah binaan di 94 kota/ kabupaten di Indonesia.

Kado Lebaran Yatim terdiri dari aneka makanan, susu, dan perlengkapan sekolah yang diberikan kepada anak-anak asuh binaan Rumah Zakat di berbagai wilayah di Indonesia. Semoga ribuan senyum dan kebahagiaan mereka hadir karena ketulusan Sobat untuk berbagi di Ramadhan kali ini. Donasi Rp310.000/ pack

     3. Bingkisan Lebaran Keluarga

Ramadhan dan hari raya, sangat identik dengan kedekatan dan suka cita kita dengan keluarga. Namun masih banyak keluarga yang hidup dengan ekonomi di bawah rata-rata, sehingga sulit bagi mereka untuk mencukupi kebutuhan pokoknya. Kami distribusikan di 723 wilayah binaan di 94 kota/ kabupaten di Indonesia.

Bapak/ Ibu bisa hadirkan senyum dan bahagia keluarga kurang mampu di berbagai wilayah binaan Rumah Zakat di Indonesia, melalui program Bingkisan Lebaran Keluarga (BLK). BLK terdiri dari sarung, mukena, dan paket sembako, akan menjadi bingkisan spesial untuk dimanfaatkan seluruh anggota keluarga. Donasi Rp360.000/pack

     4. Syiar Quran

Bulan Ramadhan merupakan bulan Al-Quran, di bulan inilah Al-Quran diturunkan oleh Allah SWT, sebagaimana dalam firman Allah yang artinya: "Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu, dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil)." (Al-Baqarah : 185)

Tilawah Al Quran adalah salah satu amalan yang utama untuk diberbanyak khususnya saat Ramadhan. Agar semakin banyak masyarakat yang dapat merasakan kenyamanan untuk tilawah, Bapak/ Ibu dapat menjadi bagian dari program Syiar Quran (SQ) untuk mendistribusikan paket Al Quran dan buku Iqro ke wilayah yang minim fasilitas dan masyarakat yang membutuhkan secara umum. Donasi Rp170.000/pack

Bapak/ Ibu dapat mengikuti programnya di www.sharinghappiness.org

Atau dapat berkonsultasi melalui:

  • Petugas zakat (official) dari RZ yang biasa bersilaturahmi dengan Bapak/ Ibu
  • Email [email protected]
  • SMS/ WA Center 0815 7300 1555
  • BBM Center 5D4F850C

Marhaban yaa Ramadhan. Selamat menunaikan ibadah shaum Ramadhan 1437 H. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan lahir dan batin, serta berkenan menerima ibadah kita. Aamiin, Ya Rabbalalamiin. Mohon maaf lahir dan batin.

Senyum Ramadhan

Gambar Tidak Tersedia

RZ Gelar Tarhib Ramadhan

Tiada terasa, tamu agung yang selalu ditunggu, Ramadhan 1437 H, tiba telah bersama kita. Tentu, kehadirannya disambut suka cita dengan hati ceria. Karena tamu istimewa dan luar biasa ini banyak membawa bonus dan oleh-oleh dalam bentuk keberkahan. Keberuntungan ditebarkan bagi kehidupan setiap insan, para hamba Allah SWT, yang betul-betul bertakwa kepada-Nya.

Ahad kemarin (29/05) RZ mengadakan Tarhib Ramadhan terselenggara di 15 Kota yang terdapat kantor Representatif RZ. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan sekaligus memperingati Hari Anak Internasional.

“Selain untuk menyambut Ramadhan, acara ini sekaligus menjadi peringatan Hari Anak Internasional yang jatuh pada Rabu (01/06) mendatang. Dalam kegiatan ini, RZ juga menghadirkan prosesi mencuci kaki ibu sebagai edukasi bagi anak-anak untuk berbakti dan menghormati orang tuanya,” papar Heny Widiastuti, Chief Program Officer RZ.

Rangkaian Acara Kegiatan beraneka ragam di masing-masing kota, ada yang dilakukan pawai bersama, penebaran Jadwal Imsak, Cek kesehatan, serta tausiyah mengenai Ramadhan dan Bakti Anak kepada orangtua dan disemarakkan juga dengan penampilan dari anak-anak Juara perkusi, Angklung dsb

Gambar Tidak Tersedia

Shaumnya Rasulullah SAW

“……Ia adalah bulan yg awalnya rahmah, pertengahannya ampunan dan akhirnya pembebasan dari neraka. Maka perbanyaklah 4 hal; 2 hal yg menjadikan Tuhan meridhai kamu dan 2 hal lainnya adalah sesuatu yang paling kamu butuhkan. Kedua yg pertama adalah syahadat dan istigfar, sedangkan kedua yg terahir adalah permohonan masuk surga dan perlindungan dari neraka.”

 

Marhaban Ya Ramadhan. Masya Allah bulan penuh keanggungan, bulan kemuliaan, bulan seribu bulan dan bulan penuh ampunan. Seperti halnya sepenggal kutbah Rasulullah SAW yang beliau sampaikan menjelang datangnya bulan suci Ramadhan. Menggetarkan setiap jiwa, meluluhkan semua kalbu, sesungguhnya amat sangat bersyukurlah manusia yang diberikan karunia dengan dipertemukan Ramadhan. Tidak ada waktu yang lebih mulia melebihi waktu ramadhan. Setiap detik waktu Allah catatkan pahala dengan berlipat ganda. Sudahkan kita siap menyambutnya?

 

Sebaik-baiknya panutan, ada pada sosok hamba agung yang begitu dicintai Allah SWT, yaitu Rasulullah SAW. Tentunya kita ingin sekali kualitas ibadah shaum kita di tahun ini dapat mengikuti apa yang rasul contohkan. Karena sesungguhnya bukti kecintaan kita kepada Allah adalah dengan mengikuti apa yang rasulullah contohkan.

“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imraan: 31)

 

Cara Rasulullah Menyambut Ramadhan.

Lalu bagaimana cara rasulullah menyambut bulan ramadhan? Beberapa hari sebelum berakhirnya bulan Syaban tahun kedua Hijrah Nabi ke Madinah, turunlah ayat Alquran yang mewajibkan puasa pada bulan Ramadhan, yaitu: “Wahai orang orang yang beriman diwajibkan ke atasmu berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada umat umat sebelum kamu, agar kamu dapat menjadi orang yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah:183).

Untuk mensosialisasikan ayat tersebut serta menyambut Ramadhan, selepas shalat ‘Ashar hari itu juga, Rasulullah saw berpidato: Ayyuhannaas! Sayazhillukum Syahrun ‘Azdimun Mubaarak. “Wahai manusia! Kini telah dekat kepada kalian satu bulan agung, bulan yang sarat dengan berkah. Bulan yang di dalamnya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Inilah bulan yang Allah telah menetapkan puasa pada siang harinya sebagai suatu kewajiban dan shalat (sunnah) pada malam harinya sebagai shalat sunnah. Barang siapa ingin mendekatkan diri kepada Allah pada bulan ini dengan suatu amal sunnah, maka pahalanya sama dengan ia melakukan amal yang wajib pada bulan-bulan lain. Dan, barang siapa melakukan amal wajib pada bulan ini, maka dia akan dibalas dengan pahala melakukan tujuh puluh amal wajib pada bulan-bulan lain. Inilah bulan kesabaran dan imbalan atas kesabaran adalah surga. Inilah bulan peduli dan simpati terhadap sesama. Pada bulan inilah rezeki orang-orang yang beriman ditingkatkan. Barang siapa memberi makan (untuk berbuka puasa) kepada orang-orang yang berpuasa, maka dia mendapatkan balasan keampunan atas dosa-dosanya dan pembebasan dari Neraka Jahanam. Selain itu, dia juga memperoleh ganjaran yang sama sebagaimana ganjaran yang dikaruniakan atas orang yang berpuasa tersebut, tanpa sedikit pun mengurangi pahala orang yang berpuasa itu.”

Sejenak Rasulullah saw berhenti, tiba-tiba, seseorang di antara-mereka mengeluh kepada beliau: Wahai Rasulullah, tidak semua di antara kami memiliki sesuatu yang bisa kami berikan kepada orang berpuasa untuk berbuka. Rasulullah melanjutkan pidatonya: “Allah akan mengaruniakan balasan ini kepada seseorang yang memberikan sesuatu untuk berbuka puasa, meskipun hanya sebiji kurma, seteguk air, atau segelas susu. lnilah bulan yang pada sepuluh hari pertamanya Allah menurunkan rahmat, pada sepuluh hari pertengahannya, Allah memberikan ampunan, dan pada sepuluh hari terakhirnya, Allah membebaskan hamba-hamba-Nya dari Neraka Jahanam.

Barang siapa yang meringankan beban hamba sahayanya pada bulan ini, Allah swt  akan mengampuni dan membebaskannya dari neraka. Perbanyakanlah empat amalan di bulan ini; dua hal bisa mendatangkan keridhaan Tuhan, dan yang dua lagi kalian pasti memerlukannya. Dua hal yang mendatangkan keridhaan Allah ialah hendaknya kalian mengucapkan syahadat (persaksian bahwa tiada tuhan kecuali Allah dan Muhammad adalah Utusan Allah) dan istighfar (permohonan ampun kepada-Nya) sebanyak-banyaknya. Sedangkan dua hal yang kalian pasti memerlukannya ialah hendaknya kalian memohon kepada-Nya untuk masuk surga dan berlindung kepada-Nya dari Neraka Jahanam. Dan, barang siapa yang memberi minum kepada orang yang berpuasa (untuk berbuka), maka Allah akan memberinya minuman dari telagaku yang dengan sekali teguk saja, dia tak akan pernah kehausan lagi hingga dia memasuki surga.”

Pidato Nabi tersebut dapat dianggap sebagai pidato menyongsong alias menyambut Ramadhan.

Dalam hadis lain, Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa yang dengan sengaja tidak berpuasa Ramadhan satu hari saja tanpa uzur syar’ie seperti sakit dan seterusnya, maka ia tidak akan dapat menggantinya walau ia berpuasa setahun penuh. Dalam riwayat lain, walaupun ia berpuasa seumur hidupya. (HSR. Imam Ahmad, Atturmudzi, Abu Daud dll dari Abu Hurairah).

Hadis tersebut mengisyaratkan betapa pentingnya puasa Ramadhan. Karena itu, kita perlu mempersiapkan jasmani dan rohani untuk ini. Rasul sendiri melakukan demikian, seperti sering melakukan puasa Senin-Kamis, puasa hari-hari putih (13, 14, dan 15) tiap bulan, kecuali Bulan Syakban. Sesuai kisah Aisyah ra: Rasulullah banyak berpuasa (di bulan Syakban) sehingga kita mengatakan, beliau tidak pernah berbuka dan aku tidak pernah melihat Rasulullah berpuasa sebulan penuh kecuali puasa Ramadhan. Dan aku tidak pernah melihat Rasulullah banyak berpuasa (di luar Ramadhan) melebihi Syakban.” (HR. Bukhari-Muslim).

Mari kita mempersiapkan diri dengan, antara lain: bergembira dengan datangnya bulan Ramadhan, seperti yang dilakukan Rasulullah.  Merencanakan agenda kegiatan harian untuk mendapatkan manfaat sebesar mungkin dari bulan Ramadhan, mempelajari dan memahami fiqh Puasa Ramadhan, meninggalkan dosa dan maksiat dan memperbanyak taubat sesuai firman Allah SWT. “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung.( QS. An-Nur:31).

 

Cara Rasulullah Menjalankan Ibadah Shoum Ramadhan

Adapun kegiatan dan ibadah Rasulullah di bulan Ramadhan adalah sebagai berikut :

     1. Puasa/Shaum

Diantara ibadah yang Rasulullah laksanakan adalah puasa bulan Ramadhan. 

Rasulullah bersabda :

عن عبد الله بن عمر رضي الله عنه : أن رسول الله صلى الله عليه وسلم ذكر رمضان فقال : " لآتصوموا حتى تروا الهلال، ولا تفطروا حتى تروه .......الحديث . رواه البخاري رقم 1906 . 

Artinya : Dari Abdullah bin Umar r.a. beliau berkata : Bahwasanya Rasulullah s.a.w. menyebutkan bulan Ramadhan dan bersabda : " Janganlah kamu berpuasa sehingga kamu melihat anak bulan, dan janganlah kamu berbuka Raya Idul Fitri ) sehingga kamu melihat anak bulan . ( Hadis diriwayatkan oleh Bukhari no :1906 ).

 

     2. Bersahur

Sahur adalah memakan sesuatu untuk menguatkan ibadah puasa, bersahur merupakan amalan sunnah yang di anjurkan  Rasululah s.a.w., bagi seorang yang ingin melaksanakan ibadah puasa hendaklah semestinya bersahur sebelum fajar datang, sebab dapat membantu mengkuatkan tubuh dalam berpuasa. 

Rasulullah bersabda :

إن فصل ما بينصيامنا وصيام أهل التاب أكلة السحر رواه أبو داود رقم : 2343 

Artinya : Dari Amr bin`Ash beliau berkata : Rasulullah bersabda : " Sesungguhnya perbedaan puasanya kita ( umat islam ) dan ahli kitab (Yahudi dan Nasrani ) adalah makan ketika waktu Suhur. (H.R Abu Daud no 2343 ). 

Dari pada Anas bin Malik Rasulullah bersabda :

تسحروا فإن في السحور بركة رواه البخاري رقم : 1923 .

Artinnya : Hendaklah kamu bersahur sesungguhnya sahur itu terdapat keberkatan. ( H.R Bukhari no 1923 ).

Adab-adab sahur

Rasulullah mencontohkan  dengan melambatkan masa bersahur selama bulan Ramadhan.  Sunnah hukumnya melambatkan makan sahur, sebab maksud sahur itu adalah membantu memperkuat tubuh guna melaksanakan ibadah puasa. 

Dari Zaid bin Tsabit r.a. berkata : 

تسحرنا مع رسول الله صلى الله عليه وسلم ثم قمنا إلى الصلاة ، قيل كم كان بينهما ؟ قال : خمسون آية رواه البخاري ومسلم.

Artinya : Kami bersahur beserta Rasulullah s.a.w. kemudian kami melaksanakan Shalat ( subuh), beliau di tanya , berapakah jarak diantara sahur dan shalat subuh ?, beliau ( Zaid )berkata : sekedar membaca lima puluh ayat. ( H.R Bukhari no 1921 dan Muslim no : 1097 ).

 

     3. Berbuka puasa

Rasulullah s.a.w akan berbuka puasa jika matahari terbenam, dan menyuruh para shabatnya berbuka puasa secepatnya, mereka berbuka puasa dengan apa adanya.

  1. Sunah-sunah dalam berbuka puasa

Disunnahkan bagi seorang yang berpuasa mempercepat buka puasa jika matahari telah terbenam dengan sempurna, dengan tanpa melambat-lambatkan, sebab Rasulullah bersabda :

لا يزال الناس بخير ما عجلوا الفطر 

Artinya : Senantiasa manusia ( umat islam yang berpuasa ) dalam keadaan baik bila mempercepat berbuka puasa. (H.R Bukhari no : 1957 dan Muslim no : 1098 ).

      b. Berdo`a ketika berbuka puasa

Disunnahkan berdo`a ketika berbuka puasacdengan do`a yang telah di ajarkan Rasulullah s.a.w. 

أن النبي صلى الله عليه وسلم كان إذا أفطر قال : اللهم لك صمت وعلى رزقك أفطرت

Artinya : Bahwasnya Nabi s.a.w. apabila berbuka puasa maka dia berdo`a : Ya Allah bagimulah puasaku, dan aku telah berbuka dengan rezki yang engkau berikan. ( H.R Abu Daud no 2358 ). 

 

     4. Memberi makanan untuk berbuka

Diantara amalan yang selalu Rasululah laksanakan adalah memberi makanan berbuka bagi orang berpuasa, hal ini sangat meringankan orang-orang miskin dan orang yang memerlukan, amalan ini sangat subur sekali di Mesir, biasanya amalan ini disebut juga Ma`idaturrahman, pahala memberi buka puasa terhadap orang yang berpuasa sangat besar sekali sebagaimana Rasulullah bersabda : 

من فطّر صائما كان له مثل أجره غير أنه لا ينقص من أجر الصائم شيئا

Artinya : Barangsiapa yang memberi makan ( untuk buka puasa ) orang yang berpuasa maka baginya pahala seperti pahala orang yang berpuasa tersebut tetapi tidak mengurangkan sedikitpun pahala puasa orang yang berpuasa itu. (H.R Tirmizi no : 807).

 

     5. Mendo`akan orang yang memberi bukaan puasa

Disunnahkan bagi orang yang menerima buka puasa mendo`akan orang yang memberi bukaan puasa, sebab Rasulullah senantiasa mendo`akan orang yang memberikannya bukaan puasa sebagai mana yang telah di sebutkan Imam Abu Daud didalam sunannya :

عن أنس رضي الله عنه قال : أفطر عندكم الصائمون وأكل طعامكم الأبرار وصلت عليكم الملائكة رواه أبو داود

Artinya : Telah berbuka puasa orang -orang di tempatmu, dan orang-orang baik telah memakan makanan kamu, dan para malaikat telah mendo`akan kamu. (H.R Abu Daud no : 3854).

 

     6. Shalat Tarawih

Didalam bulan Ramadhan Rasulullah selalu melaksanakan shalat sunnah taraweh, dan menganjurkan agar kita senantiasa melaksanakan shalat malam sebagaimana sabda beliau : 

عن أبي هريرة قال أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : من قام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه وما تأخر

Artinya : Barangsiapa yang melaksanakan shalat malam ramadhan karena keimanan dan mengharap pahala maka diampunkanlah dosa-dosanya yang telah lewat. (H.R Bukhari no : 2009). 

 

     7. Menjaga Lailatu al-Qadar

Di sunnahkan bagi seorang muslim untuk tetap berjaga-jaga dengan malam Lailatu Al-Qadar yang penuh dengan rahmat dan berkat, malam yang lebih baik dari seribu bulan sebab itulah Rasulullah menggalakkan umatnya mencari malam lailatu al-qadar ketika malam-malam ganjil sebagai mana sabda beliau: 

عن عائشة رضي الله عنه قالت : أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : تحروا ليلة القدر في الوتر من العشر الأواخر من رمضان

Artinya : Hendaklah kamu mencari malam qadar itupada malam yang ganjil ketika sepuluh malam terakhir ramadhan. (H.R Bukhari no : 2017).

 

     8. Ber`itikaf

Diantara amalan yang selalu Rasul jaga adalah beri`tikaf pada sepuluh malam terakhir ramadhan sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar beliau berkata : 

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يعتكف العشر الأواخر من رمضان

artinya : Adalah Rasulullah selalu beri`tikaf pada pada sepuluh malam terakhir bulan ramadhan. (H.R Bukhari , no : 2025 ).

 

     9. Memperbanyak sedekah dan tadarus Al-Qur’an

Dari Ibnu Abbas, “Rasulullah adalah orang yang paling dermawan dan lebih besar kedermawanannya pada bulan Ramadhan ketika Jibril menemuinya. Jibril biasanya menemuinya setiap malam Ramadhan, lalu tadarus Al-Qur’an (dengan beliau). Sungguh Rasulullah Saw ketika ditemui Jibril menjadi orang yang lebih murah hati dalam kebaikan sehingga lebih banyak memberi (seperti) tiupan angin.” (HR. Bukhori dan Muslim)

 

     10. Senantiasa menjaga keberesihan diri

Kebersihan adalah sebagian dari iman. Meskipun sedang berpuasa, kita tetap boleh mandi pada waktu pagi dan petang selama tidak berlebihan.

Ibnu Mas’ud ra. berkata, “Jika salah seorang di antara kamu berpuasa, maka hendaklah pada pagi harinya ia dalam keadaan keharum-haruman serta rambut yang tersisir rapi.” (HR. Bukhari)

Anas ra. Berkata, “Saya mempunyai telaga dan saya suka menceburkan diri di dalamnya, sedang saat itu saya sedang berpuasa.” (HR. Bukhari)

Disebutkan dari Nabi SAW, “bahwa beliau menggosok giginya dengan siwak, sedangkan beliau pada saat itu sedang berpuasa.” (HR. Bukhari)

 

     11. Memperbanyak Istigfhar

Rasulullah SAW bersabda:

“Pada bulan Ramadhan umatku diberi lima perkara yang tidak pernah diberikan pada seorang Nabi pun sebelumku. Pertama, bila datang setiap awal Ramadhan, ALLAH melihat mereka. Barangsiapa dilihat ALLAH, maka selamanya tidak akan disentuh adzab. Kedua, bau mulut mereka pada sore hari disisi ALLAH lebih harum dari aroma minyak kesturi. Ketiga, para malaikat memohonkan ampunan bagi setiap siang dan malam. Keempat, ALLAH menyuruh surga-Nya dengan firman-Nya : “Bersiap-siaplah dan hiasilah dirimu untuk hamba-hamba-KU. Kamu telah dekat saat beristirahat dari kelelahan hidup di dunia dan kembali ke tempat-KU dan rahmat-KU.” Kelima, bila telah tiba akhir Ramadhan, ALLAH mengampuni dosa-dosa mereka semua.” (HR. Ahmad, Baihaqi dan Al-Bazzar)

 

Cara Rasulullah Merayakan Iedul Fitri

Setelah 1 bulan penuh berpuasa, kini tiba saatnya tanggal 1 Syawal kita berhari raya ‘Iedul Fitri. Hari raya ini merupakan rahmat Allah yang diberikan kepada umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Disebut ‘Ied karena pada hari itu Allah memberikan berbagai macam kebaikan yang kepada kita sebagai hambaNya. Diantara kebaikan itu adalah berbuka setelah adanya larangan makan dan minum selama bulan suci Romadhan dan kebaikan berupa diperintahkannya mengeluarkan zakat fitrah.

Para ulama telah menjelaskan tentang sunah-sunah Rasulullah yang berkaitan dengan hari raya, diantaranya:

     1. Mandi pada hari raya

Sa’id bin Al Musayyib berkata: “Sunah hari raya ‘idul Fitri ada tiga: berjalan menuju lapangan, makan sebelum keluar dan mandi.”

     2. Berhias sebelum berangkat sholat ‘Iedul Fitri

Disunahkan bagi laki-laki untuk membersihkan diri dan memakai pakaian terbaik yang dimilikinya, memakai minyak wangi dan bersiwak. Sedangkan bagi wanita tidak dianjurkan untuk berhias dengan mengenakan baju yang mewah dan menggunakan minyak wangi.

     3. Makan sebelum sholat ‘Idul Fitri

“Dari Anas RodhiyAllahu’anhu, ia berkata: Nabi sholAllahu ‘alaihi wa sallam tidak keluar rumah pada hari raya ‘Iedul fitri hingga makan beberapa kurma.” (HR. Bukhari). Menurut Ibnu Muhallab berkata bahwa hikmah makan sebelum sholat adalah agar jangan ada yang mengira bahwa harus tetap puasa hingga sholat ‘Ied.

     4. Mengambil jalan yang berbeda saat berangkat dan pulang dari sholat ‘Ied

Hal ini sebagaimana yang dilakukan Rasulullah, beliau mengambil jalan yang berbeda saat pulang dan perginya (HR. Bukhari), diantara hikmahnya adalah agar orang-orang yang lewat di jalan itu bisa memberikan salam kepada orang-orang yang tinggal disekitar jalan yang dilalui tersebut, dan memperlihatkan syi’ar islam.

     5. Bertakbir

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berangkat menunaikan sholat pada hari raya ‘ied, lalu beliau bertakbir sampai tiba tempat pelaksanaan sholat, bahkan sampai sholat akan dilaksanakan. Dalam hadits ini terkandung dalil disyari’atkannya takbir dengan suara lantang selama perjalanan menuju ke tempat pelaksanaan sholat. Tidak disyari’atkan takbir dengan suara keras yang dilakukan bersama-sama. Untuk waktu bertakbir saat Idul Fitri menurut pendapat yang paling kuat adalah setelah meninggalkan rumah pada pagi harinya.

     6. Sholat ‘Ied

Hukum sholat ‘ied adalah fardhu ‘ain, bagi setiap orang, karena Rosulululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa mengerjakan sholat ‘Ied. Sholat ‘Ied menggugurkan sholat jum’at, jika ‘Ied jatuh pada hari jum’at. Sesuatu yang wajib hanya bisa digugurkan oleh kewajiban yang lain (At Ta’liqat Ar Radhiyah, syaikh Al Albani, 1/380). Nabi menyuruh manusia untuk menghadirinya hingga para wanita yang haidh pun disuruh untuk datang ke tempat sholat, tetapi disyaratkan tidak mendekati tempat sholat. Selain itu Nabi juga menyuruh wanita yang tidak punya jilbab untuk dipinjami jilbab sehingga dia bisa mendatangi tempat sholat tersebut, hal ini menunjukkan bahwa hukum sholat ‘Ied adalah fardhu ‘ain.

Waktu Sholat ‘Ied adalah setelah terbitnya matahari setinggi tombak hingga tergelincirnya matahari (waktu Dhuha). Disunahkan untuk mengakhirkan sholat ‘Iedul Fitri, agar kaum muslimin memperoleh kesempatan untuk menunaikan zakat fitrah.

Disunahkan untuk mengerjakan di tanah lapang di luar pemukiman kaum muslimin, kecuali ada udzur (misalnya hujan, angin kencang) maka boleh dikerjakan di masjid.

Dari Jabir bin Samurah berkata: “Aku sering sholat dua hari raya bersama nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tanpa adzan dan iqamat.” (HR. Muslim) dan tidak disunahkan sholat sunah sebelum dan sesudah sholat ‘ied, hal ini sebagaimana perkataan Ibnu Abbas bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sholat hari raya dua raka’at. Tidak ada sholat sebelumnya dan setelahnya (HR. Bukhari: 9890)

     7. Ucapan selamat Hari Raya

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah pernah ditanya tentang mengucapkan selamat pada hari raya dan beliau menjawab: “Adapun ucapan selamat pada hari raya ‘ied, sebagaimana ucapan sebagian mereka terhadap sebagian lainnya jika bertemu setelah sholat ‘ied yaitu: Taqabbalallahu minna wa minkum (semoga Allah menerima amal kami dan kalian) atau ahaalAllahu ‘alaika (Mudah-mudahan Allah memberi balasan kebaikan kepadamu) dan semisalnya.” Telah diriwayatkan dari sejumlah sahabat Nabi bahwa mereka biasa melakukan hal tersebut. Imam Ahmad dan lainnya juga membolehkan hal ini. Imam Ahmad berkata, “Saya tidak akan memulai seseorang dengan ucapan selamat ‘ied, Namun jika seseorang itu memulai maka saya akan menjawabnya.” Yang demikian itu karena menjawab salam adalah sesuatu yang wajib dan memberikan ucapan bukan termasuk sunah yang diperintahkan dan juga tidak ada larangannya. Barangsiapa yang melakukannya maka ada contohnya dan bagi yang tidak mengerjakannya juga ada contohnya (Majmu’ al-Fatawaa, 24/253). Ucapan hari raya ini diucapkan hanya pada tanggal 1 Syawal.

     8. Larangan-larangan yang terjadi pada hari raya

Saat hari raya, kadang kita terlena dan tanpa kita sadari kita telah melakukan larangan-larangan di antaranya:

  1. Berhias dengan mencukur jenggot (untuk laki-laki).
  2. Berjabat tangan dengan wanita yang bukan mahram.
  3. Menyerupai atau tasyabuh terhadap orang-orang kafir dalam hal pakaian dan mendengarkan musik serta berbagai kemungkaran lainnya.
  4. Masuk rumah menemui wanita yang bukan mahrom.
  5. Wanita bertabarruj atau memamerkan kecantikannya kepada orang lain dan wanita keluar ke pasar dan tempat-tempat lain.
  6. Mengkhususkan ziarah kubur hanya pada hari raya ‘ied saja, serta membagi-bagikan permen, dan makanan-makanan lainnya, duduk di kuburan, bercampur baur antara laki-laki dan perempuan, melakukan sufur (wanitanya tidak berhijab), serta meratapi orang-orang yang sudah meninggal dunia.
  7. Berlebih-lebihan dan berfoya-foya dalam hal yang tidak bermanfaat dan tidak mengandung mashlahat dan faedah.
  8. Banyak orang yang meninggalkan sholat di masjid tanpa adanya alasan yang dibenarkan syari’at agama, dan sebagian orang hanya mencukupkan sholat ‘ied saja dan tidak pada sholat lainnya. Demi Allah ini adalah bencana yang besar
  9. Menghidupkan malam hari raya ‘ied, mereka beralasan dengan hadits dari Rasulullah: “Barangsiapa menghidupkan malam hari raya ‘iedul fitri dan ‘iedul adha, maka hatinya tidak akan mati di hari banyak hati yang mati.” (Hadits ini maudhu’/palsu sehingga tidak dapat dijadikan dalil)

Atas semua nikmat yang telah Allah limpahkan untuk kita bertemu Ramadhan, menjalani ibadah shoum sesuai sunnah Rosul dan merayakan kemenangan dengan Iedul Fitri, semoga dengan rahmatNYA tahun ini kita bisa meneladani dengan menjalankan apa yang menjadi sunnah Rosul mulai dari menyambut Ramadhan sampai Iedul Fitri tibaa. Selamat menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1437H, mohon maaf lahir dan bathin. Aamiin

Gambar Tidak Tersedia

Informasi Operasional Jam Layanan RZ

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Bapak dan Ibu donatur yang di Muliakan Allah,

Kami sampaikan bahwa jam operasional kantor RZ libur nasional tgl 5 dan 6 Mei 2016. Dan akan buka kembali pada hari Sabtu tgl 7 Mei 2016 sampai pukul 14.00 wib.

Untuk membantu kemudahan berdonasi Bapak dan Ibu selama weekend, dapat di akses melalui sharinghappiness.org.

RZ tetap online melayani melalui WA RZ 0815 7300 1555, BB, Fb dan Twitter.

Demikian informasi ini kami sampaikan kepada Bapak dan Ibu donatur, semoga bermanfaat.

Selamat menikmati liburan bersama dengan keluarga.

Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Gambar Tidak Tersedia

Infak vs Zakat vs Sedekah

"Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik" (Q.S. Al-Baqarah 2:195)

"Dan apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia; dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah." (Q.S.Al Hasyr 59:7)

Zakat adalah nama bagi sejumlah harta tertentu yang telah mencapai syarat tertentu yang diwajibkan oleh Allah untuk dikeluarkan dan diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu pula.

Setiap harta yang sudah dikeluarkan zakatnya akan menjadi suci, bersih, baik, berkah, tumbuh, dan berkembang (at-Taubah: 103, dan ar-Rum: 39).


Persyaratan harta yang wajib dizakatkan itu:
1. Harta itu dikuasai secara penuh dan dimiliki secara sah, yang didapat dari usaha, bekerja, warisan, atau pemberian yang sah, dimungkinkan untuk dipergunakan, diambil manfaatnya, atau kemudian disimpan. Di luar itu, seperti hasil korupsi, kolusi, suap, atau perbuatan tercela lainnya, tidak sah dan tak akan diterima zakatnya. HR Muslim, Rasulullah bersabda bahwa Allah SWT tidak akan menerima zakat/sedekah dari harta yang ghulul (didapatkan dengan cara batil).

2. Harta yang berkembang jika diusahakan atau memiliki potensi untuk berkembang, misalnya harta perdagangan, peternakan, pertanian, deposito mudharabah, usaha bersama, obligasi, dan lain sebagainya.

3. Telah mencapai nisab, harta itu telah mencapai ukuran tertentu. Misalnya, untuk hasil pertanian telah mencapai jumlah 653 kg, emas/perak telah senilai 85 gram emas, perdagangan telah mencapai nilai 85 gram emas, peternakan sapi telah mencapai 30 ekor, dan sebagainya.

4. Telah melebihi kebutuhan pokok, yaitu kebutuhan minimal yang diperlukan seseorang dan keluarganya yang menjadi tanggungan nya untuk kelangsungan hidupnya.

5. Telah mencapai satu tahun (haul) untuk harta-harta tertentu, misalnya perdagangan. Akan tetapi, untuk tanaman dikeluarkan zakatnya pada saat memanennya (Q.S. Al-An'am: 141).


Perbedaan antara infak, zakat dan sedekah :


Infak berarti mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan/ penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran Islam.

Jika zakat ada nisabnya, infak tidak mengenal nisab. Jika zakat harus diberikan pada mustahik tertentu (8 asnaf) maka infak boleh diberikan kepada siapapun juga, misalnya untuk kedua orangtua, anak yatim, dan sebagainya (Q.S. Al-Baqarah: 215).

Infak dikeluarkan oleh setiap orang yang beriman, baik yang berpenghasilan tinggi maupun rendah, apakah ia di saat lapang maupun sempit (Q.S Ali Imran: 134).

Pengertian sedekah sama dengan pengertian infak, termasuk juga hukum dan ketentuan-ketentuannya. Hanya saja, jika infak berkaitan dengan materi, sedekah memiliki arti lebih luas, menyangkut hal yang
bersifat non materiil.

HR Muslim dari Abu Dzar, Rasulullah menyatakan bahwa jika tidak mampu bersedekah dengan harta maka membaca tasbih, membaca takbir, tahmid, tahlil, berhubungan suami-isteri, dan melakukan
kegiatan amar ma'ruf nahi munkar adalah sedekah.

Seringkali kata-kata sedekah dipergunakan dalam Al Qur'an, tetapi maksud sesungguhnya adalah zakat, (Q.S At-Taubah: 60 dan 103).

Jika seseorang telah berzakat tetapi masih memiliki kelebihan harta, sangat dianjurkan sekali untuk berinfak atau bersedekah.

Berinfak adalah ciri utama orang yang bertakwa (al-Baqarah: 3 dan Ali Imran: 134), ciri mukmin yang sungguh-sungguh imannya (al-Anfal: 3-4), ciri mukmin yang mengharapkan keuntungan abadi (al-Faathir: 29). Berinfak akan melipatgandakan pahala di sisi Allah (al-Baqarah: 262).

"Dan demikianlah Kami terangkan ayat-ayat Al Qur'an, (supaya jelas jalan orang-orang yang saleh) dan supaya jelas (pula) jalan orang-orang yang berdosa. (Q.S.Al An'am 6: 55)

Sumber: Panduan Praktis tentang Zakat, Infak, Sedekah.
oleh : drs. K.H. Didin Hafidhuddin, M.Sc.