“……Ia adalah bulan yg awalnya rahmah, pertengahannya ampunan dan akhirnya pembebasan dari neraka. Maka perbanyaklah 4 hal; 2 hal yg menjadikan Tuhan meridhai kamu dan 2 hal lainnya adalah sesuatu yang paling kamu butuhkan. Kedua yg pertama adalah syahadat dan istigfar, sedangkan kedua yg terahir adalah permohonan masuk surga dan perlindungan dari neraka.”
Marhaban Ya Ramadhan. Masya Allah bulan penuh keanggungan, bulan kemuliaan, bulan seribu bulan dan bulan penuh ampunan. Seperti halnya sepenggal kutbah Rasulullah SAW yang beliau sampaikan menjelang datangnya bulan suci Ramadhan. Menggetarkan setiap jiwa, meluluhkan semua kalbu, sesungguhnya amat sangat bersyukurlah manusia yang diberikan karunia dengan dipertemukan Ramadhan. Tidak ada waktu yang lebih mulia melebihi waktu ramadhan. Setiap detik waktu Allah catatkan pahala dengan berlipat ganda. Sudahkan kita siap menyambutnya?
Sebaik-baiknya panutan, ada pada sosok hamba agung yang begitu dicintai Allah SWT, yaitu Rasulullah SAW. Tentunya kita ingin sekali kualitas ibadah shaum kita di tahun ini dapat mengikuti apa yang rasul contohkan. Karena sesungguhnya bukti kecintaan kita kepada Allah adalah dengan mengikuti apa yang rasulullah contohkan.
“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imraan: 31)
Cara Rasulullah Menyambut Ramadhan.
Lalu bagaimana cara rasulullah menyambut bulan ramadhan? Beberapa hari sebelum berakhirnya bulan Syaban tahun kedua Hijrah Nabi ke Madinah, turunlah ayat Alquran yang mewajibkan puasa pada bulan Ramadhan, yaitu: “Wahai orang orang yang beriman diwajibkan ke atasmu berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada umat umat sebelum kamu, agar kamu dapat menjadi orang yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah:183).
Untuk mensosialisasikan ayat tersebut serta menyambut Ramadhan, selepas shalat ‘Ashar hari itu juga, Rasulullah saw berpidato: Ayyuhannaas! Sayazhillukum Syahrun ‘Azdimun Mubaarak. “Wahai manusia! Kini telah dekat kepada kalian satu bulan agung, bulan yang sarat dengan berkah. Bulan yang di dalamnya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Inilah bulan yang Allah telah menetapkan puasa pada siang harinya sebagai suatu kewajiban dan shalat (sunnah) pada malam harinya sebagai shalat sunnah. Barang siapa ingin mendekatkan diri kepada Allah pada bulan ini dengan suatu amal sunnah, maka pahalanya sama dengan ia melakukan amal yang wajib pada bulan-bulan lain. Dan, barang siapa melakukan amal wajib pada bulan ini, maka dia akan dibalas dengan pahala melakukan tujuh puluh amal wajib pada bulan-bulan lain. Inilah bulan kesabaran dan imbalan atas kesabaran adalah surga. Inilah bulan peduli dan simpati terhadap sesama. Pada bulan inilah rezeki orang-orang yang beriman ditingkatkan. Barang siapa memberi makan (untuk berbuka puasa) kepada orang-orang yang berpuasa, maka dia mendapatkan balasan keampunan atas dosa-dosanya dan pembebasan dari Neraka Jahanam. Selain itu, dia juga memperoleh ganjaran yang sama sebagaimana ganjaran yang dikaruniakan atas orang yang berpuasa tersebut, tanpa sedikit pun mengurangi pahala orang yang berpuasa itu.”
Sejenak Rasulullah saw berhenti, tiba-tiba, seseorang di antara-mereka mengeluh kepada beliau: Wahai Rasulullah, tidak semua di antara kami memiliki sesuatu yang bisa kami berikan kepada orang berpuasa untuk berbuka. Rasulullah melanjutkan pidatonya: “Allah akan mengaruniakan balasan ini kepada seseorang yang memberikan sesuatu untuk berbuka puasa, meskipun hanya sebiji kurma, seteguk air, atau segelas susu. lnilah bulan yang pada sepuluh hari pertamanya Allah menurunkan rahmat, pada sepuluh hari pertengahannya, Allah memberikan ampunan, dan pada sepuluh hari terakhirnya, Allah membebaskan hamba-hamba-Nya dari Neraka Jahanam.
Barang siapa yang meringankan beban hamba sahayanya pada bulan ini, Allah swt akan mengampuni dan membebaskannya dari neraka. Perbanyakanlah empat amalan di bulan ini; dua hal bisa mendatangkan keridhaan Tuhan, dan yang dua lagi kalian pasti memerlukannya. Dua hal yang mendatangkan keridhaan Allah ialah hendaknya kalian mengucapkan syahadat (persaksian bahwa tiada tuhan kecuali Allah dan Muhammad adalah Utusan Allah) dan istighfar (permohonan ampun kepada-Nya) sebanyak-banyaknya. Sedangkan dua hal yang kalian pasti memerlukannya ialah hendaknya kalian memohon kepada-Nya untuk masuk surga dan berlindung kepada-Nya dari Neraka Jahanam. Dan, barang siapa yang memberi minum kepada orang yang berpuasa (untuk berbuka), maka Allah akan memberinya minuman dari telagaku yang dengan sekali teguk saja, dia tak akan pernah kehausan lagi hingga dia memasuki surga.”
Pidato Nabi tersebut dapat dianggap sebagai pidato menyongsong alias menyambut Ramadhan.
Dalam hadis lain, Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa yang dengan sengaja tidak berpuasa Ramadhan satu hari saja tanpa uzur syar’ie seperti sakit dan seterusnya, maka ia tidak akan dapat menggantinya walau ia berpuasa setahun penuh. Dalam riwayat lain, walaupun ia berpuasa seumur hidupya. (HSR. Imam Ahmad, Atturmudzi, Abu Daud dll dari Abu Hurairah).
Hadis tersebut mengisyaratkan betapa pentingnya puasa Ramadhan. Karena itu, kita perlu mempersiapkan jasmani dan rohani untuk ini. Rasul sendiri melakukan demikian, seperti sering melakukan puasa Senin-Kamis, puasa hari-hari putih (13, 14, dan 15) tiap bulan, kecuali Bulan Syakban. Sesuai kisah Aisyah ra: Rasulullah banyak berpuasa (di bulan Syakban) sehingga kita mengatakan, beliau tidak pernah berbuka dan aku tidak pernah melihat Rasulullah berpuasa sebulan penuh kecuali puasa Ramadhan. Dan aku tidak pernah melihat Rasulullah banyak berpuasa (di luar Ramadhan) melebihi Syakban.” (HR. Bukhari-Muslim).
Mari kita mempersiapkan diri dengan, antara lain: bergembira dengan datangnya bulan Ramadhan, seperti yang dilakukan Rasulullah. Merencanakan agenda kegiatan harian untuk mendapatkan manfaat sebesar mungkin dari bulan Ramadhan, mempelajari dan memahami fiqh Puasa Ramadhan, meninggalkan dosa dan maksiat dan memperbanyak taubat sesuai firman Allah SWT. “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung.( QS. An-Nur:31).
Cara Rasulullah Menjalankan Ibadah Shoum Ramadhan
Adapun kegiatan dan ibadah Rasulullah di bulan Ramadhan adalah sebagai berikut :
1. Puasa/Shaum
Diantara ibadah yang Rasulullah laksanakan adalah puasa bulan Ramadhan.
Rasulullah bersabda :
عن عبد الله بن عمر رضي الله عنه : أن رسول الله صلى الله عليه وسلم ذكر رمضان Ùقال : " لآتصوموا ØØªÙ‰ تروا الهلال، ولا ØªÙØ·Ø±ÙˆØ§ ØØªÙ‰ تروه .......Ø§Ù„ØØ¯ÙŠØ« . رواه البخاري رقم 1906 .
Artinya : Dari Abdullah bin Umar r.a. beliau berkata : Bahwasanya Rasulullah s.a.w. menyebutkan bulan Ramadhan dan bersabda : " Janganlah kamu berpuasa sehingga kamu melihat anak bulan, dan janganlah kamu berbuka Raya Idul Fitri ) sehingga kamu melihat anak bulan . ( Hadis diriwayatkan oleh Bukhari no :1906 ).
2. Bersahur
Sahur adalah memakan sesuatu untuk menguatkan ibadah puasa, bersahur merupakan amalan sunnah yang di anjurkan Rasululah s.a.w., bagi seorang yang ingin melaksanakan ibadah puasa hendaklah semestinya bersahur sebelum fajar datang, sebab dapat membantu mengkuatkan tubuh dalam berpuasa.
Rasulullah bersabda :
إن ÙØµÙ„ ما بينصيامنا وصيام أهل التاب أكلة Ø§Ù„Ø³ØØ± رواه أبو داود رقم : 2343
Artinya : Dari Amr bin`Ash beliau berkata : Rasulullah bersabda : " Sesungguhnya perbedaan puasanya kita ( umat islam ) dan ahli kitab (Yahudi dan Nasrani ) adalah makan ketika waktu Suhur. (H.R Abu Daud no 2343 ).
Dari pada Anas bin Malik Rasulullah bersabda :
ØªØ³ØØ±ÙˆØ§ ÙØ¥Ù† ÙÙŠ السØÙˆØ± بركة رواه البخاري رقم : 1923 .
Artinnya : Hendaklah kamu bersahur sesungguhnya sahur itu terdapat keberkatan. ( H.R Bukhari no 1923 ).
Adab-adab sahur
Rasulullah mencontohkan dengan melambatkan masa bersahur selama bulan Ramadhan. Sunnah hukumnya melambatkan makan sahur, sebab maksud sahur itu adalah membantu memperkuat tubuh guna melaksanakan ibadah puasa.
Dari Zaid bin Tsabit r.a. berkata :
ØªØ³ØØ±Ù†Ø§ مع رسول الله صلى الله عليه وسلم ثم قمنا إلى الصلاة ØŒ قيل كم كان بينهما ØŸ قال : خمسون آية رواه البخاري ومسلم.
Artinya : Kami bersahur beserta Rasulullah s.a.w. kemudian kami melaksanakan Shalat ( subuh), beliau di tanya , berapakah jarak diantara sahur dan shalat subuh ?, beliau ( Zaid )berkata : sekedar membaca lima puluh ayat. ( H.R Bukhari no 1921 dan Muslim no : 1097 ).
3. Berbuka puasa
Rasulullah s.a.w akan berbuka puasa jika matahari terbenam, dan menyuruh para shabatnya berbuka puasa secepatnya, mereka berbuka puasa dengan apa adanya.
- Sunah-sunah dalam berbuka puasa
Disunnahkan bagi seorang yang berpuasa mempercepat buka puasa jika matahari telah terbenam dengan sempurna, dengan tanpa melambat-lambatkan, sebab Rasulullah bersabda :
لا يزال الناس بخير ما عجلوا Ø§Ù„ÙØ·Ø±
Artinya : Senantiasa manusia ( umat islam yang berpuasa ) dalam keadaan baik bila mempercepat berbuka puasa. (H.R Bukhari no : 1957 dan Muslim no : 1098 ).
b. Berdo`a ketika berbuka puasa
Disunnahkan berdo`a ketika berbuka puasacdengan do`a yang telah di ajarkan Rasulullah s.a.w.
أن النبي صلى الله عليه وسلم كان إذا Ø£ÙØ·Ø± قال : اللهم لك صمت وعلى رزقك Ø£ÙØ·Ø±Øª
Artinya : Bahwasnya Nabi s.a.w. apabila berbuka puasa maka dia berdo`a : Ya Allah bagimulah puasaku, dan aku telah berbuka dengan rezki yang engkau berikan. ( H.R Abu Daud no 2358 ).
4. Memberi makanan untuk berbuka
Diantara amalan yang selalu Rasululah laksanakan adalah memberi makanan berbuka bagi orang berpuasa, hal ini sangat meringankan orang-orang miskin dan orang yang memerlukan, amalan ini sangat subur sekali di Mesir, biasanya amalan ini disebut juga Ma`idaturrahman, pahala memberi buka puasa terhadap orang yang berpuasa sangat besar sekali sebagaimana Rasulullah bersabda :
من ÙØ·Ù‘ر صائما كان له مثل أجره غير أنه لا ينقص من أجر الصائم شيئا
Artinya : Barangsiapa yang memberi makan ( untuk buka puasa ) orang yang berpuasa maka baginya pahala seperti pahala orang yang berpuasa tersebut tetapi tidak mengurangkan sedikitpun pahala puasa orang yang berpuasa itu. (H.R Tirmizi no : 807).
5. Mendo`akan orang yang memberi bukaan puasa
Disunnahkan bagi orang yang menerima buka puasa mendo`akan orang yang memberi bukaan puasa, sebab Rasulullah senantiasa mendo`akan orang yang memberikannya bukaan puasa sebagai mana yang telah di sebutkan Imam Abu Daud didalam sunannya :
عن أنس رضي الله عنه قال : Ø£ÙØ·Ø± عندكم الصائمون وأكل طعامكم الأبرار وصلت عليكم الملائكة رواه أبو داود
Artinya : Telah berbuka puasa orang -orang di tempatmu, dan orang-orang baik telah memakan makanan kamu, dan para malaikat telah mendo`akan kamu. (H.R Abu Daud no : 3854).
6. Shalat Tarawih
Didalam bulan Ramadhan Rasulullah selalu melaksanakan shalat sunnah taraweh, dan menganjurkan agar kita senantiasa melaksanakan shalat malam sebagaimana sabda beliau :
عن أبي هريرة قال أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : من قام رمضان إيمانا ÙˆØ§ØØªØ³Ø§Ø¨Ø§ ØºÙØ± له ما تقدم من ذنبه وما تأخر
Artinya : Barangsiapa yang melaksanakan shalat malam ramadhan karena keimanan dan mengharap pahala maka diampunkanlah dosa-dosanya yang telah lewat. (H.R Bukhari no : 2009).
7. Menjaga Lailatu al-Qadar
Di sunnahkan bagi seorang muslim untuk tetap berjaga-jaga dengan malam Lailatu Al-Qadar yang penuh dengan rahmat dan berkat, malam yang lebih baik dari seribu bulan sebab itulah Rasulullah menggalakkan umatnya mencari malam lailatu al-qadar ketika malam-malam ganjil sebagai mana sabda beliau:
عن عائشة رضي الله عنه قالت : أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : ØªØØ±ÙˆØ§ ليلة القدر ÙÙŠ الوتر من العشر الأواخر من رمضان
Artinya : Hendaklah kamu mencari malam qadar itupada malam yang ganjil ketika sepuluh malam terakhir ramadhan. (H.R Bukhari no : 2017).
8. Ber`itikaf
Diantara amalan yang selalu Rasul jaga adalah beri`tikaf pada sepuluh malam terakhir ramadhan sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar beliau berkata :
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يعتك٠العشر الأواخر من رمضان
artinya : Adalah Rasulullah selalu beri`tikaf pada pada sepuluh malam terakhir bulan ramadhan. (H.R Bukhari , no : 2025 ).
9. Memperbanyak sedekah dan tadarus Al-Qur’an
Dari Ibnu Abbas, “Rasulullah adalah orang yang paling dermawan dan lebih besar kedermawanannya pada bulan Ramadhan ketika Jibril menemuinya. Jibril biasanya menemuinya setiap malam Ramadhan, lalu tadarus Al-Qur’an (dengan beliau). Sungguh Rasulullah Saw ketika ditemui Jibril menjadi orang yang lebih murah hati dalam kebaikan sehingga lebih banyak memberi (seperti) tiupan angin.” (HR. Bukhori dan Muslim)
10. Senantiasa menjaga keberesihan diri
Kebersihan adalah sebagian dari iman. Meskipun sedang berpuasa, kita tetap boleh mandi pada waktu pagi dan petang selama tidak berlebihan.
Ibnu Mas’ud ra. berkata, “Jika salah seorang di antara kamu berpuasa, maka hendaklah pada pagi harinya ia dalam keadaan keharum-haruman serta rambut yang tersisir rapi.” (HR. Bukhari)
Anas ra. Berkata, “Saya mempunyai telaga dan saya suka menceburkan diri di dalamnya, sedang saat itu saya sedang berpuasa.” (HR. Bukhari)
Disebutkan dari Nabi SAW, “bahwa beliau menggosok giginya dengan siwak, sedangkan beliau pada saat itu sedang berpuasa.” (HR. Bukhari)
11. Memperbanyak Istigfhar
Rasulullah SAW bersabda:
“Pada bulan Ramadhan umatku diberi lima perkara yang tidak pernah diberikan pada seorang Nabi pun sebelumku. Pertama, bila datang setiap awal Ramadhan, ALLAH melihat mereka. Barangsiapa dilihat ALLAH, maka selamanya tidak akan disentuh adzab. Kedua, bau mulut mereka pada sore hari disisi ALLAH lebih harum dari aroma minyak kesturi. Ketiga, para malaikat memohonkan ampunan bagi setiap siang dan malam. Keempat, ALLAH menyuruh surga-Nya dengan firman-Nya : “Bersiap-siaplah dan hiasilah dirimu untuk hamba-hamba-KU. Kamu telah dekat saat beristirahat dari kelelahan hidup di dunia dan kembali ke tempat-KU dan rahmat-KU.” Kelima, bila telah tiba akhir Ramadhan, ALLAH mengampuni dosa-dosa mereka semua.” (HR. Ahmad, Baihaqi dan Al-Bazzar)
Cara Rasulullah Merayakan Iedul Fitri
Setelah 1 bulan penuh berpuasa, kini tiba saatnya tanggal 1 Syawal kita berhari raya ‘Iedul Fitri. Hari raya ini merupakan rahmat Allah yang diberikan kepada umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Disebut ‘Ied karena pada hari itu Allah memberikan berbagai macam kebaikan yang kepada kita sebagai hambaNya. Diantara kebaikan itu adalah berbuka setelah adanya larangan makan dan minum selama bulan suci Romadhan dan kebaikan berupa diperintahkannya mengeluarkan zakat fitrah.
Para ulama telah menjelaskan tentang sunah-sunah Rasulullah yang berkaitan dengan hari raya, diantaranya:
1. Mandi pada hari raya
Sa’id bin Al Musayyib berkata: “Sunah hari raya ‘idul Fitri ada tiga: berjalan menuju lapangan, makan sebelum keluar dan mandi.”
2. Berhias sebelum berangkat sholat ‘Iedul Fitri
Disunahkan bagi laki-laki untuk membersihkan diri dan memakai pakaian terbaik yang dimilikinya, memakai minyak wangi dan bersiwak. Sedangkan bagi wanita tidak dianjurkan untuk berhias dengan mengenakan baju yang mewah dan menggunakan minyak wangi.
3. Makan sebelum sholat ‘Idul Fitri
“Dari Anas RodhiyAllahu’anhu, ia berkata: Nabi sholAllahu ‘alaihi wa sallam tidak keluar rumah pada hari raya ‘Iedul fitri hingga makan beberapa kurma.” (HR. Bukhari). Menurut Ibnu Muhallab berkata bahwa hikmah makan sebelum sholat adalah agar jangan ada yang mengira bahwa harus tetap puasa hingga sholat ‘Ied.
4. Mengambil jalan yang berbeda saat berangkat dan pulang dari sholat ‘Ied
Hal ini sebagaimana yang dilakukan Rasulullah, beliau mengambil jalan yang berbeda saat pulang dan perginya (HR. Bukhari), diantara hikmahnya adalah agar orang-orang yang lewat di jalan itu bisa memberikan salam kepada orang-orang yang tinggal disekitar jalan yang dilalui tersebut, dan memperlihatkan syi’ar islam.
5. Bertakbir
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berangkat menunaikan sholat pada hari raya ‘ied, lalu beliau bertakbir sampai tiba tempat pelaksanaan sholat, bahkan sampai sholat akan dilaksanakan. Dalam hadits ini terkandung dalil disyari’atkannya takbir dengan suara lantang selama perjalanan menuju ke tempat pelaksanaan sholat. Tidak disyari’atkan takbir dengan suara keras yang dilakukan bersama-sama. Untuk waktu bertakbir saat Idul Fitri menurut pendapat yang paling kuat adalah setelah meninggalkan rumah pada pagi harinya.
6. Sholat ‘Ied
Hukum sholat ‘ied adalah fardhu ‘ain, bagi setiap orang, karena Rosulululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa mengerjakan sholat ‘Ied. Sholat ‘Ied menggugurkan sholat jum’at, jika ‘Ied jatuh pada hari jum’at. Sesuatu yang wajib hanya bisa digugurkan oleh kewajiban yang lain (At Ta’liqat Ar Radhiyah, syaikh Al Albani, 1/380). Nabi menyuruh manusia untuk menghadirinya hingga para wanita yang haidh pun disuruh untuk datang ke tempat sholat, tetapi disyaratkan tidak mendekati tempat sholat. Selain itu Nabi juga menyuruh wanita yang tidak punya jilbab untuk dipinjami jilbab sehingga dia bisa mendatangi tempat sholat tersebut, hal ini menunjukkan bahwa hukum sholat ‘Ied adalah fardhu ‘ain.
Waktu Sholat ‘Ied adalah setelah terbitnya matahari setinggi tombak hingga tergelincirnya matahari (waktu Dhuha). Disunahkan untuk mengakhirkan sholat ‘Iedul Fitri, agar kaum muslimin memperoleh kesempatan untuk menunaikan zakat fitrah.
Disunahkan untuk mengerjakan di tanah lapang di luar pemukiman kaum muslimin, kecuali ada udzur (misalnya hujan, angin kencang) maka boleh dikerjakan di masjid.
Dari Jabir bin Samurah berkata: “Aku sering sholat dua hari raya bersama nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tanpa adzan dan iqamat.” (HR. Muslim) dan tidak disunahkan sholat sunah sebelum dan sesudah sholat ‘ied, hal ini sebagaimana perkataan Ibnu Abbas bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sholat hari raya dua raka’at. Tidak ada sholat sebelumnya dan setelahnya (HR. Bukhari: 9890)
7. Ucapan selamat Hari Raya
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah pernah ditanya tentang mengucapkan selamat pada hari raya dan beliau menjawab: “Adapun ucapan selamat pada hari raya ‘ied, sebagaimana ucapan sebagian mereka terhadap sebagian lainnya jika bertemu setelah sholat ‘ied yaitu: Taqabbalallahu minna wa minkum (semoga Allah menerima amal kami dan kalian) atau ahaalAllahu ‘alaika (Mudah-mudahan Allah memberi balasan kebaikan kepadamu) dan semisalnya.” Telah diriwayatkan dari sejumlah sahabat Nabi bahwa mereka biasa melakukan hal tersebut. Imam Ahmad dan lainnya juga membolehkan hal ini. Imam Ahmad berkata, “Saya tidak akan memulai seseorang dengan ucapan selamat ‘ied, Namun jika seseorang itu memulai maka saya akan menjawabnya.” Yang demikian itu karena menjawab salam adalah sesuatu yang wajib dan memberikan ucapan bukan termasuk sunah yang diperintahkan dan juga tidak ada larangannya. Barangsiapa yang melakukannya maka ada contohnya dan bagi yang tidak mengerjakannya juga ada contohnya (Majmu’ al-Fatawaa, 24/253). Ucapan hari raya ini diucapkan hanya pada tanggal 1 Syawal.
8. Larangan-larangan yang terjadi pada hari raya
Saat hari raya, kadang kita terlena dan tanpa kita sadari kita telah melakukan larangan-larangan di antaranya:
- Berhias dengan mencukur jenggot (untuk laki-laki).
- Berjabat tangan dengan wanita yang bukan mahram.
- Menyerupai atau tasyabuh terhadap orang-orang kafir dalam hal pakaian dan mendengarkan musik serta berbagai kemungkaran lainnya.
- Masuk rumah menemui wanita yang bukan mahrom.
- Wanita bertabarruj atau memamerkan kecantikannya kepada orang lain dan wanita keluar ke pasar dan tempat-tempat lain.
- Mengkhususkan ziarah kubur hanya pada hari raya ‘ied saja, serta membagi-bagikan permen, dan makanan-makanan lainnya, duduk di kuburan, bercampur baur antara laki-laki dan perempuan, melakukan sufur (wanitanya tidak berhijab), serta meratapi orang-orang yang sudah meninggal dunia.
- Berlebih-lebihan dan berfoya-foya dalam hal yang tidak bermanfaat dan tidak mengandung mashlahat dan faedah.
- Banyak orang yang meninggalkan sholat di masjid tanpa adanya alasan yang dibenarkan syari’at agama, dan sebagian orang hanya mencukupkan sholat ‘ied saja dan tidak pada sholat lainnya. Demi Allah ini adalah bencana yang besar
- Menghidupkan malam hari raya ‘ied, mereka beralasan dengan hadits dari Rasulullah: “Barangsiapa menghidupkan malam hari raya ‘iedul fitri dan ‘iedul adha, maka hatinya tidak akan mati di hari banyak hati yang mati.” (Hadits ini maudhu’/palsu sehingga tidak dapat dijadikan dalil)
Atas semua nikmat yang telah Allah limpahkan untuk kita bertemu Ramadhan, menjalani ibadah shoum sesuai sunnah Rosul dan merayakan kemenangan dengan Iedul Fitri, semoga dengan rahmatNYA tahun ini kita bisa meneladani dengan menjalankan apa yang menjadi sunnah Rosul mulai dari menyambut Ramadhan sampai Iedul Fitri tibaa. Selamat menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1437H, mohon maaf lahir dan bathin. Aamiin